Luluskan SDM Industri Kompeten, Kemenperin Kembangkan "Keterampilan Masa Depan"

NERACA

Jakarta - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) melaksanakan wisuda nasional untuk seluruh unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Kegiatan ini merupakan pengalaman baru karena di tengah kondisi pandemi Covid-19, sehingga digelar secara daring dan luring dari masing-masing wilayah secara bersamaan.

Wisuda nasional yang mengusung tema “Skills for the Future” ini meluluskan sebanyak 1.889 siswa SMK serta 3.866 mahasiswa politeknik dan akademi komunitas tahun ajaran 2019/2020 dari seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BPSDMI Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menyampaikan, serapan lulusan pendidikan vokasi di dunia kerja pada tahun 2019 sebesar 81,89% untuk SMK dan 51,91% untuk perguruan tinggi. Sedangkan pada tahun 2020, serapan lulusan pendidikan vokasi di dunia kerja sebesar 75,70% untuk SMK dan 47,85% untuk perguruan tinggi.

“Pencapaian tersebut tentunya didukung oleh kualitas pengajar yang baik,” tutur Eko di Jakarta.

Eko, mengungkapkan, para lulusan wisuda nasional ini telah mengikuti prosedur kelulusan yang dipersyaratkan dalam bentuk ujian tulis, ujian kompetensi dan sertifikasi kompetensi walaupun di tengah pandemi Covid-19 yang tengah melanda.

Di samping itu, menurut Eko, dukungan BPSDMI dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas guru vokasi di lingkungan Kemenperin dapat dilihat melalui penyediaan pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi yang bekerjasama dengan institusi pendidikan vokasi baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Singapura, Australia dan Jepang.

Salah satu bukti guru SMK di lingkungan Kemenperin memiliki dedikasi dan kompetensi yang baik dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan dinobatkannya Kepala Sekolah SMK SMTI Pontianak sebagai Guru Utama oleh Presiden RI pada tahun 2020. Hal ini juga menjadi gambaran bahwa guru SMK di lingkungan Kemenperin laik menjadi role model pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.

“Hingga tahun-tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi, dengan pemuda-pemuda produktif akan mendominasi penduduk Indonesia. Bonus demografi ini merupakan modal penting bagi kami untuk menyiapkan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing untuk mendorong percepatan hilirisasi industri demi program subtitusi impor,” papar Eko.

Disisi lain, Eko menjelaskan, Kemenperin juga telah memiliki sembilan unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terdiri dari Sekolah Menengah Analisis Kimi dan Sekolah Menengah Teknologi Industri. SMK di lingkungan Kemenperin berbasis spesialisasi dengan kurikulum mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang disusun bersama sektor industri.

Selain itu, kegiatan belajar mengajar di sekolah vokasi milik Kemenperin telah menggunakan modul berbasis kompetensi, dengan fasilitas workshop, laboratorium dan teaching factory yang juga dilengkapi mesin dan peralatan sesuai standar industri. “Kerja sama yang dilakukan sekolah dengan industri memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan praktik kerja di industri serta dapat bekerja di industri setelah lulus dengan tingkat penyerapan hingga 100%,” jelas jelas Eko.

Bahkan, Kemenperin tengah menyiapkan beberapa satelit industri 4.0 di berbagai unit pendidikan Kemenperin, antara lain di Politeknik STTT Bandung, Jawa Barat serta Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah,” sebut Eko.

Guna mencapai sasaran tersebut, salah satu strategi yang perlu disiapkan adalah menyediakan sumber daya manusia (SDM) kompeten berbasis teknologi industri 4.0. Oleh karena itu, selain peran dari lembaga pendidikan dan pelatihan milik pemerintah, Kemenperin juga mengajak pihak swasta menyediakan fasilitas untuk menciptakan ekosistem SDM terampil tersebut.

Sementara itu, Dian Setinawantara, salah satu lulusan Politeknik ATK Yogyakarta Prodi Teknik Pengolahan Kulit, telah diterima bekerja di PT. Sains Adhimukti. Sepanjang tahun 2020, Dian mengikuti pembelajaran jarak jauh dan telah menyelesaikan tugas akhirnya secara daring.

“Harapan saya, Politeknik ATK Yogyakarta dapat meng-update teknologi penunjang ilmu di industri perkulitan dan menghasilkan lebih banyak lulusan yang kompeten dan siap kerja,” ungkap Dian.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…