Meleset vs Melesat

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Review terhadap kinerja perekonomian selama 2020 menarik dicermati karena sisa waktu sebulan sampai akhir 2020 tidak terlepas dari kilas balik perekonomian. Padahal, APBN 2020 telah disusun berdasarkan sejumlah asumsi makro dan mikro. Sayangnya, pandemi covid-19 membuyarkan semua asumsi yang telah ditetapkan dan karenanya pemerintah juga telah mengeluarkan Perpres No.72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perpres no. 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. Artinya, semua skenario dan asumsi makro-mikro berubah karena pandemi covid-19. Selain itu, terkait pandemi sejak Maret 2020 maka pemerintah telah mengeluarkan Keppres 12/2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Coronavirus Disease 2019 pada Senin 13 April 2020 sebagai bencana nasional.

Implikasi pandemi ternyata berbuntut terhadap penetapan resesi karena dua kuartal terjadi pertumbuhan minus yaitu kuartal III 2020 minus 3,49% dan kuartal II 2020 minus 5,32%. Oleh karena itu, beralasan jika prediksi pertumbuhan sampai akhir tahun ini minus 1,7%. Paling tidak, hal ini terlihat dari kumulatif kuartalan masih terkontraksi 2,03% dan rentang waktu sebulan pasca digelontorkan berbagai dana sosial sebagai imbas penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional diharapkan bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi pada November dan Desember. Fakta ini memberikan gambaran betapa pandemi covid-19 berdampak sistemik bagi perekonomian, bukan hanya nasional tetapi juga global sehingga prediksi IMF pertumbuhan ekonomi global sampai akhir tahun minus 5%.

Persepsian secara umum terkait resesi adalah kondisi PDB suatu negara negatif, tingkat pengangguran tinggi, penjualan ritel menurun dan pendapatan sektor manufaktur tereduksi pada rentang waktu tertentu. Meski demikian, resesi juga dianggap sebagai siklus biasa di era global, terutama akibat terintegrasinya perekonomian yang saling terdampak. Realitas ini semakin menyadarkan bahwa asumsi makro yang disusun awal tahun ternyata mampu berubah drastis karena situasi yang tidak normal, termasuk kasus pandemi covid-19 yang membuyarkan semua geliat ekonomi bisnis tidak hanya di negara berkembang tapi juga di negara industri maju.

Oleh karena itu, Indonesia menatap ekonomi pada tahun 2021 nanti harus lebih cermat mensikapi dan mengantisipasi semua ancaman perubahan yang terjadi. Setidaknya, ketika vaksin masih belum pasti maka potensi sampai tahun 2021 tentu masih riskan dan pertumbuhan ekonomi masih belum maksimal.

Imbas pandemi bukan hanya terhadap pertumbuhan dan resesi, tapi juga pengaruh kepada perpajakan. Data Kementerian Keuangan sampai Oktober 2020 setoran pajak Rp.826,94 triliun atau 68,98% dari target Rp.1.198,8 triliun. Jika dibanding periode yang sama 2019 yaitu Rp.1.018,44 triliun maka terjadi penurunan 18%. Artinya, sampai akhir tahun 2020 pemerintah dituntut untuk bisa mengejar target Rp.371,88 triliun. Pertanyaannya apakah mampu tercapai? Bisa dipastikan sulit terealisir, apalagi situasi ekonomi bisnis cenderung melambat dan berpengaruh ke omzet.

Imbasnya besaran pajak yang harus disetor kepada negara berkurang. Penurunan ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap rasio pajak dibanding PDB. Padahal rendahnya pendapatan pajak rentan terhadap kemandirian pendanaan dan tentu berdampak terhadap kenaikan jumlah hutang luar negeri. Akumulasi hutang luar negeri per Agustus 2020 US$ 414,4 miliar atau setara Rp.6.076,9 triliun (kurs Rp.14.700) atau tumbuh 5,7% dari September yang sebesar 4,2%. 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…