Bermitra dengan APRINDO, Sekolah Ekspor dan Bhinneka.Com Hadirkan Galeri Sekolah Ekspor

 

Tantangan yang melanda Indonesia sepanjang 2020, memunculkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai salah satu pilar penting untuk pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, penguatan UKM Indonesia membutuhkan sinergi banyak pihak. Termasuk pemerintah, pelaku industri, dan institusi terkait dalam kemitraan strategis.

Semangat ini yang diusung dalam kerja sama antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dengan Sekolah Ekspor dan Bhinneka.Com selaku business super ecosystem (B2B) untuk mempersiapkan 1.000 UKM siap ekspor (UKM Indonesia Go Global). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman, yang turut disaksikan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, pada Rabu (25/11), di Jakarta.

“Kami di Bhinneka.Com sangat bangga menjadi bagian dari inisiatif ini, bersama Sekolah Ekspor dan APRINDO mempersiapkan serta mendampingi UKM Indonesia hingga siap ekspor. Untuk mencapai tujuan ini, memang diperlukan kerja bersama semua pihak,” ucap Chief of Commercial and Omni Channel Bhinneka.Com, Vensia Tjhin di sela-sela seremoni.

Secara konkret, program ini mengumpulkan, memberikan bimbingan dan langkah-langkah pengembangan, hingga mengantarkan UKM Indonesia agar terus tumbuh, hingga berkemampuan untuk memasarkan produknya ke luar negeri. UKM yang ikut serta akan mengikuti proses berjenjang, diawali dengan memperluas pasar secara online lewat Galeri Sekolah Ekspor yang turut diluncurkan, sampai pada akhirnya memiliki kapasitas yang cukup untuk bermain di level global.

Untuk melihat berbagai produk UKM dalam Galeri Sekolah Ekspor, dapat diakses melalui bhinneka.com/collection-galeri-sekolah-ekspor dengan para Merchant dan keragaman komoditas yang akan bertambah secara berkala.

“Tantangan yang dihadapi para pelaku UKM Indonesia cukup beragam. Mulai dari kualitas produk, sustainability untuk kelangsungan bisnis, scalability atau peningkatan ukuran bisnisnya, sampai keterampilan pengelolaan sumber daya dalam memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri. Sehingga program ini kami harapkan bisa menjadi salah satu modul bagi para pelaku UKM yang siap maju,” jelas Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor KADIN Indonesia dan Kepala Sekolah Ekspor, Dr. Handito Joewono.

Lebih lanjut disampaikan Dr. Handito Joewono, melalui kerja sama dengan Bhinneka.Com ini para calon eksportir baru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari pembelajaran Sekolah Ekspor di awal, kemudian dapat mempersiapkan produk dengan harga dan konten marketing yang baik. Lalu dengan menjadi Merchant di Bhinneka.Com juga memperoleh akses untuk bantuan permodalan bisnis, logistik, dan sebagainya.

Sekolah Ekspor menggagas program akselerasi ekspor UKM dan UKM Kampus melalui program "6A6A" yaitu 6 (enam) Program Akselerasi dan 6 (enam) langkah strategis atau Arrows. Enam Program, tepatnya 5n1 Program Akselerasi Pengembangan Ekspor UMKM yang dirancang Sekolah Ekspor:

1. Go Innovative Product

Produk zaman sekarang haruslah produk yang inovatif. Pelaku usaha kecil yang umumnya juga sekaligus mengelola dan menjalankan operasional perlu ditingkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan secara berkelanjutan untuk bidang kompetensi utama seperti manajemen bisnis, keuangan, produksi, pemasaran dan penjualan serta teknologi untuk memacu pendayagunaan teknologi produksi dan pasca produksi dalam rangka meningkatkan daya saing produk-produk yang dihasilkan UMKM. 

2. Go International Standard Product

Produk masa kini, termasuk produk yang dihasilkan UMKM dan bahkan yang dipasarkan di pasar domestik perlu memenuhi standar internasional sehingga lebih mudah diterima pasar dan siap diekspor.

3. Go Retail

Go Retail dengan mengajak dan memfasilitasi para UMKM masuk ke pasar ritel, khususnya para peritel modern akan membuat para UMKM punya akses pasar lebih besar dan memacu para pelaku UMKM untuk membandingkan produk dan pengelolaan bisnis dibanding dengan kompetitornya, dan bisa belajar dengan apa yang dilakukan perusahaan besar yang sudah lebih dulu berdagang di toko ritel.

4. Go Digital

Go Digital dengan mendorong para UMKM memasarkan produknya di Marketplace e-commerce akan membukakan akses pasar baru dan memberi kesempatan luas bagi para UMKM untuk membandingkan produknya dengan produk sejenis dari dalam dan luar negeri sehingga akan memacu perbaikan kualitas dan daya saing produk.

5. Go Global

Bila para UMKM sudah punya produk inovatif yang memenuhi standar internasional, sudah masuk pasar ritel nasional dan Marketplace e-commerce, maka memasuki pasar global akan menjadi lebih mudah. Ekspor merupakan hasil sebuah proses berkelanjutan.

6. Go Competitive

Program UKM naik kelas atau scaling up yang selama ini sering dikumandangkan relatif belum terlihat banyak membawa hasil nyata. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk menciptakan UKM tangguh berdaya saing. UKM tangguh berdaya saing lebih sering tercipta dengan dukungan pemerintah dan para perusahaan besar melalui penyediaan arena bersaing yang terbuka dan setara.

Disamping itu, enam program, tepatnya The 5n1 Arrows of Export Management untuk megakselerasi ekspor produk UMKM terdiri dari:

1. Understanding, berupa pemahaman pasar dan kompetisi.

2. Planning, menentukan sasaran masa depan cara mencapai sasaran tersebut.

3. Product Preparation, menyiapkan produk unggulan yang diyakini punya daya saing lebih baik dibandingkan yang ada di pasaran.

4. Promotion and Transaction, mengenalkan produk dan perusahaan serta membuat konsumen tertarik dan mengakselerasi terjadinya transaksi bisnis termasuk ekspor merupakan komitmen dan sekaligus hasil kerja yang perlu terus dioptimalkan termasuk dalam hal ekspor produk UMKM.

5. Shipment and Documentation, pengiriman barang dan dokumentasi menjadi semakin mudah dengan semakin terintegrasinya perijinan dan persyaratan yang harus dilengkapi untuk ekspor.

6. Reviewing and Continuous Improvement, terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan akan menciptakan perbaikan berkesinambungan yang mebuar para UMKM yang berorientasi pasar lokal dan global bisa semakin berdaya saing dan meningkatkan kinerjanya.

Bila semua hal di atas, khususnya model 6A6A bisa diaplikasikan dengan baik, maka “fish with lemon” akan menjadi kenyataan. Pelaku usaha UMKM dan besar bisa “makan fish” tanpa merasa “amis dan terus segar tumbuh berkelanjutan. Demikian dianalogikan oleh Dr. Handito Joewono.

“Tercatat sejauh ini, lebih dari 2.700 UKM dan UKM Kampus dari dalam negeri dan mancanegara yang mengikuti Sekolah Ekspor, dan sebagian di antaranya telah lulus Elementary Level, serta mampu melaju mengembangkan bisnisnya lebih jauh,” tambah Kepala Sekolah Ekspor Dr. Handito Joewono.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…