Pertamina Kembali Salurkan Bantuan Modal UMKM di Triwulan IV 2020

NERACA

Surabaya - Jelang akhir Tahun 2020, situasi pandemi masih belum berlalu, perhatian kepada pelaku usaha sektor riil perlu digalakkan bersama di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Untuk itu diperlukan peran nyata untuk membangkitkan semangat usaha para pelaku UMKM sebagai penggerak utama sektor riil.

PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus kembali menyalurkan dukungan bantuan modal usaha  dana bergulir melalui Program Kemitraan dengan nilai 3,5 Milyar Rupiah kepada 30 UMKM di wilayah Jatimbalinus.

Penyaluran Program Kemitraan ini diserahkan secara simbolis oleh Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani kepada salah satu Mitra Binaan (MB) secara dalam jaringan (daring) di Surabaya.

Pada kesempatan ini, Faidah Chalid mewakili pelaku UMKM lainnya mengapresiasi Pertamina atas Program Kemitraan yang digulirkan kepada pelaku UMKM di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur. Sehingga dengan diberikannya bantuan ini, masyarakat dapat melakukan pengembangan usahanya.

“Harapan kami selaku pelaku UMKM kepada sesama pihak yang usahanya terdampak selama pandemi, dan saat ini menjadi penerima program kemitraan agar dapat menggunakan dana ini sebaik-baiknya. Kami berharap program ini dapat terus berlanjut sehingga dapat menambah nilai ekonomi bagi masyarakat pelaku UMKM,” ujar Faidah. 

Secara terpisah, Deden Idhani mengatakan Program Kemitraan ini merupakan upaya Pertamina mendukung kebangkitan UMKM yang menjadi pilar penggerak ekonomi dan merasakan dampak signifikan ditengah pandemi.

“UMKM saat ini jatuh bangun untuk dapat menstabilkan usahanya dan menghidupi banyak orang. Program Kemitraan ini diharapkan dapat menjadi stimulus kepada mereka agar bangkit dan mandiri sehingga bisa membantu menggerakkan roda perekonomian,” terang Deden.

Dengan penyaluran ini, Pertamina selama tahun 2020 telah menyalurkan 19,8 Milyar Rupiah bantuan modal usaha untuk UMKM di Jatimbalinus. Bantuan Modal Usaha yang diberikan kepada pelaku UMKM diantaranya sinergi dengan pengembangan 8 MB Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Kab. Lombok Timur senilai 930 juta, 7 MB DPSP Kab. Bima senilai 750 juta.

Lalu, 3 MB Pinky Movement senilai 320 juta, 1 MB sinergi dengan Asosiasi Bussiness Development Services Indonesia (ABDSI) senilai 25 juta dan 11 MB umum dari berbagai sektor senilai 1,4 Milyar Rupiah, meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan jasa lainnya.

Selain pemberian bantuan pinjaman modal usaha, Pertamina pun memberikan pendampingan dan pembinaan kepada MB dalam bentuk keikutsertaan dalam Pameran dan Pelatihan peningkatan kualitas UMKM.

“Pertamina juga terbuka kepada UMKM lain yang ingin mendapatkan bantuan modal untuk pengembangan usaha. Informasi lebih lengkap bisa diakses di www.pertamina.com/id/program-kemitraan," jelas Deden Idhani.

Sebelumnya, hingga pertengahan November 2020, Pertamina telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 30 miliar pada program Pinky Movement untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan. Program yang akan berlangsung hingga 2023 itu bertujuan melahirkan UMKM yang berdaya saing tinggi, tangguh, dan mandiri.

Heppy Wulansari, Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan Pertamina sebagai BUMN memiliki program kemitraan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan dampak berganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

“Pada masa pandemi Covid-19, saat usaha UMKM mengalami kemunduran, Pertamina melakukan berbagai upaya agar UMKM binaan dapat survive selama masa pandemi untuk dapat menghasilkan UMKM binaan Pertamina yang berdaya saing tinggi, tangguh, dan mandiri,” kata Heppy.

Dalam kondisi pandemi Covid-19, ada mitra binaan yang terkena imbas bagi usahanya. Namun, tidak sedikit pula UMKM mitra binaan Pertamina yang justru mendapat untung berlipat ganda di kala pandemi. Banyak UMKM yang akhirnya adaptif dengan kondisi pandemi, beberapa di antaranya memiliki usaha yang bergerak di pembuatan minuman herbal instan maupun industri kerajinan atau kain konveksi yang beralih untuk memproduksi masker, hand sanitizer, APD, dan minuman herbal. 

“Bagi UMKM yang adaptif ini, penjualan produknya meningkat seiring kenaikan permintaan selama pandemi. Banyak orang mencari minuman herbal untuk meningkatkan imun tubuh serta masker kain maupun APD mencegah virus Covid-19,” tambah Heppy. 

Pinky Movement merupakan program pinjaman modal usaha, yakni kepada UMKM outlet LPG untuk mengembangkan bisnis dengan menjual LPG nonsubsidi. Bisa juga UMKM pengguna LPG subsidi yang ingin beralih menggunakan LPG nonsubsidi maupun UMKM kuliner yang ingin mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi. 

Program Pinky Movement telah menyasar setidaknya 2.000 outlet dan 100 usaha kecil pengguna LPG subsidi. 

Menurut Heppy, program ini merupakan bagian dari investasi sosial perusahaan, atau kini dikenal sebagai Creating Shared Value. 

“Pertamina menawarkan pembiayaan pinjaman murah kepada UKM yang memiliki usaha penjualan LPG atau usaha lainnya di bidang kuliner dan berniat mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi,” kata Heppy.

Selain memberikan modal maksimal sebesar Rp200 juta per UMKM mitra binaan, Pertamina juga memberikan pembinaan kepada UMKM binaan. 

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…