Bisnis Properti Terpukul Pandemi - Ristia Bintang Masih Ekspansi Hotel di Ubud

NERACA

Jakarta -Meski bisnis properti dan perhotelan terpukul akibat pandemi Covid-19, namun PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) masih menaruh asa di tahun depan bisnis properti dan hotel bisa pulih. Apalagi, emiten properti memiliki rencana membangun hotel baru di Ubud, setelah memiliki hotel di Jimbaran,”Kita bisa ada rencana ekspansi di Bali dengan membangun hotel di Ubud, tapi masih dalam tahap desain sambal menunggu kondisi ekonomi pulih dari pandemi,”kata Direktur Utama Ristia Bintang, Deddy Indrasetiawan di Jakarta, kemarin.

Namun dirinya tidak mau menjelaskan lebih detail soal ekspansi tersebut karena fokus pada kinerja keuangan tahun ini yang diprediksi mencatatkan rugi. Hanya saja, lanjut, Deddy, proyek hotel di Bali akan bekerjasama dan sewa lahan selama 30 tahun. Perseroan masih meyakini pada tahun ini optimis bisa memperoleh berkah dari penjualan perumahan tapak, terutama dari perumahan untuk kelas menengah ke bawah yang menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Deddy menuturkan bahwa perseroan melalui anak usahanya seperti PT Alam Indah Selaras pada tahun ini telah melaunching rumah FLPP melalui Perumahan Alam Indah I. “Total unit di Alam Indah I itu kita bangun 169 unit. Penjualan yang sudah akad kredit itu hingga September 2020 sudah 31. Penjualan Marketing hingga September ssudah 43. Kita menjual promo FLPP, yang kita launching cluster Rp199 juta itu kita bangun 45 unit. Waktunya cuma sampai pertengahan Desember. Target tahun depan dikelarin.,” ujarnya.

Sementara itu, untuk rumah tapak komersil perseroan melalui perumahan Saung Riung yang diluncrukan perseroan pada tahun 2019 telah membangun sebanyak 69. Jumlah unit yang telah terjual hingga September 2020 sebanyak 25 unit, dengan 36 unit. Deddy mengungkapkan bahwa dengan pandmei ini banyak konsumen yang pendapatannya menurun yang berimbas ke menurunnya daya beli masyarakat. “Team sales juga tidak dapat mengadakan pameran dan kunjungan ke tempat-tempat kerja untuk memasarkan produk,” terangnya.

Adapun untuk bisnis perhotelan melalui Le Meridien Bali Jimbaran, Deddy mengakui jika hingga saat ini belum kembali beroperasi. Karena, belum ada kepastian kapan Bali akan terbuka untuk wisatawan mancanegara. Kemuddian, masih banyak negara yang menerapkan travel warning. Di sisi lain, banyak wisatawan lokal yang menunda rencana bepergian dengan pesawat terbang akibat prosedur kesehatan yang harus diikuti.

Dia pun berharap dapat kembali membuka hotel pada akhir tahun 2020. Sebab, perseroan memutuskan untuk menutup sementara hotel Le Meridien Bali Jimbaran sejakk 1 April 2020. “Hotel itu tutup jadi pendapatan hanya Rp10 miliar. Karrna kebanyakan WNA jadi belum bisa masuk. Harapannya akhir tahun atau Januari sudah dibuka. Meski Bali sudah buka tapi asing gak boleh kan sama aja. Untuk domestik kita sudah beri promo,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…