Kemendagri Gandeng Pertamina Sosialisasi Pertashop

NERACA

Banten - Mendukung perkembangan ekonomi dan kemandirian desa, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI bersinergi dengan PT Pertamina (Persero) melalui pembangunan target 40 ribu outlet Pertashop hingga tahun 2024, sebagai lembaga penyalur resmi BBM, LPG, dan pelumas Pertamina berskala kecil yang digalakkan di desa-desa seluruh Indonesia. 

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Nata Irawan menyampaikan, Kemendagri RI akan melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta Penyelenggaraan Pemerintahan Desa untuk percepatan pencapaian target program pertashop ini.

“Dalam hal tindak lanjut kerja sama ini, saya minta komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota yang hadir, agar dapat memberikan pelayanan terbaiknya serta mendukung percepatan perizinan yang diperlukan untuk pelaksanaan program kerja sama Pertashop di Desa dengan sebaik-baiknya,” jelas Nata Irawan.

Dalam kesempatan yang sama, Subholding Commercial & Trading Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan Pertamina sebagai agent of development selalu mendorong pertumbuhan ekonomi negara agar semakin berkembang, salah satunya melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Untuk itu, Pertamina membuka peluang kerjasama kemitraan bisnis Pertashop kepada Pemerintahan Desa, Koperasi serta pelaku usaha atau UKM di seluruh Indonesia.

“Sejalan dengan program Pertamina One Village One Outlet, Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa sebagai pengelola Pertashop. Kami harap kehadiran Pertashop dapat mempermudah aksesibilitas energi bagi masyarakat desa, sekaligus menggerakkan perekonomian di desa. Sehingga masyarakat dapat langsung merasakan kehadiran Pertamina,” ujar Mas’ud.

Melalui kerja sama tersebut, pada tahun 2020 Pertamina menargetkan 4.558 Pertashop di seluruh wilayah Indonesia. Adapun hingga bulan Oktober ini, terdapat total 753 outlet Pertashop yang sudah dan akan siap beroperasi di Indonesia.

General Manager Marketing Operation Region (MOR) III Werry Prayogi menjelaskan, khusus di Propinsi Banten telah beroperasi 11 outlet Pertashop yang berada di Desa Cipicung, Kec. Cikeudal, Desa Banjar, Kec. Banjar, Desa Banyumas, Kec. Bojong, Desa Menes, Kec. Menes, Desa Sukasari, Kec. Tanjungteja, Desa Cinangka, Kec. Cinangka, Desa Curuggoong, Kec. Padarincang, Desa Gunung Kaler, Kec. Gunung Kaler, Desa Sindangsari, Kec. Petir, Desa Sukadiri, Kec. Sukadiri dan Desa Muara Dua, Kec. Cikulur.

“Pertamina terus bergerak memperluas pembangunan Pertashop untuk mencukupi kebutuhan energi bagi masyarakat di pelosok desa. Terutama masyarakat yang tinggal jauh dari lokasi SPBU,” jelas Werry.

Werry menambahkan, Pertashop memiliki kapasitas minimal 3.000 liter untuk jenis produk Pertamax. Pertashop dirancang dengan memperhatikan faktor keamanan dan akurasi takaran serta dalam pengurusan bisnisnya dilakukan secara langsung atau tanpa perantara.

“Pasokan produk BBM berkualitas disalurkan langsung menggunakan mobil tangki dari Fuel Terminal terdekat dari lokasi Pertashop,”jelas Werry.

Pertamina terus memperluas jangkauan distribusi energinya. Data internal Perusahaan menunjukkan bahwa dari 7.196 Kecamatan di Indonesia, 3.827 Kecamatan diantaranya atau sekitar 53% belum memiliki SPBU sebagai channel resmi pengisian bahan bakar, sehingga terkadang harga bahan pokok melambung tinggi dikarenakan harga bahan bakar di daerah tersebut menyesuaikan akses untuk mendapatkan bahan bakar terdekat. Untuk mengatasi hal tersebut, Pertamina menghadirkan Pertashop, sebuah solusi ketahanan energi nasional dengan konsep pemerataan jaringan distribusi. Diharapkan biaya distribusi dan transportasi dapat ditekan dengan adanya jaringan distribusi Pertashop yang dapat menjangkau daerah yang belum terdapat SPBU. Hal ini tentunya mampu menjadi stimulus perekonomian bagi pembangunan suatu daerah.

Tahun ini, Pertamina melalui Marketing Operation Region VII mendapatkan amanah dari Kementerian Dalam Negeri sejumlah 44  Pertashop untuk 44 Desa yang termasuk dalam kategori Desa 3T (Terpencil, Terluar, Tertiggal) dan Desa berprestasi se-Sulawesi. Dimana hingga berita ini diturunkan sudah terealisasi sejumlah 32 Pertashop.

Target tersebut di atas dirasa masih kurang dibandingkan dengan jangkauan pemerataan energi yang ingin diwujudkan. Oleh karena itu, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja WNI yang ingin memiliki Pertashop mulai dari Pebisnis hingga UMKM. Dengan jaminan aspek safety, bahan bakar berkualitas, harga jual yang terjangkau ditambah jaminan kehandalan pasokan karna di-supply dengan menggunakan mobil tanki dari supply point terdekat, membuat Pertashop menjadi outlet yang menjanjikan. 

Rata-rata penjualan Pertashop mencapai minimum 300 liter/hari untuk Produk Pertamax dengan harga setara SPBU terdekat. Pertashop juga menjadi outlet yang menjual Elpiji Bright Gas, Pelumas dan Produk retail pertamina lainnya.

Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali mengatakan bahwa Pertashop dipersyaratkan di desa/kecamatan yang belum ada SPBU/Lembaga Penyalur Pertamina dalam radius 10 km. "Terdapat 3 kategori Pertashop yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dimiliki. Pertashop Gold untuk luas lahan minimum 210 m2, Pertashop Platinum untuk luas lahan minimum 300 m2, dan terakhir Pertashop Diamond untuk luas lahan minimum 500m2. Luasan tanki penyimpanan dan varian produknya tentunya menyesuaikan," tutur Laode.

Pertamina terbuka bagi semua pihak yang ingin mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon pemilik Pertashop. Pertamina juga akan menganalisa dan mengevaluasi secara transparan calon lokasi Pertashop yang diajukan. "Jika tidak ditemukan kesesuaian kita tidak akan proses lebih lanjut. Di Pertamina sudah lama menerapkan Good Corporate Governance (GCG)," imbuh Laode.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…