The Blue Paradise Island, begitu julukannya. Nusa Penida dikenal dengan kemegahan tebing karang yang membentang sepanjang pesisir pulau. Sebuah tempat wisata bak surga yang kaya dengan beragam jenis biota laut.

Di Nusa Penida, pengunjung dapat menikmati keelokan setiap pantai. Salah satu spot favorit destinasi wisata #DiIndonesiaAja di tempat ini yakni Broken Beach. Pasih Uug bahasa daerahnya, yang berarti pantai rusak. Nama Pantai Rusak muncul lantaran dinding-dinding tebing yang rubuh dan berlubang secara alami yang jadi latar lokasi. Fenomena tebing tak beraturan tersebut justru membuat tempat itu bernilai arsitektur khas dan mempunyai daya pikat tersendiri. Wisatawan kemudian menyebutnya sebagai Broken Beach.

Untuk merasakan kemegahan panorama, wisatawan bisa mendatangi Angels Billabong, suatu cerukan kecil yang diyakini warga sebagai tempat pemandian bidadari. Saat air pasang, wisatawan dapat menyaksikan kedahsyatan buih yang bergulung menghantam karang. Berenang menjadi pilihan yang tepat bila air laut sedang tenang, lantaran kolam kecil berbentuk lubang bebatuan tersebut berada lebih tinggi dari kondisi normal air laut.

Selain itu, ada Pantai Klingking. Sesuai namanya, Pantai Klingking merupakan bukit batu karang dengan bentuk menyerupai jari kelingking manusia. Di sekelilingnya, tampak tebing terjal setinggi sekitar 150 meter berhadapan dengan laut lepas. Pemandangan yang indah dengan gulungan ombak menyentuh pasir putih membuat wisatawan betah berlama-lama di atasnya, meski untuk sampai ke pantai harus melewati anak tangga yang cukup terjal.

Pantai Klingking tercatat pernah masuk urutan kesembilan dalam daftar pantai tercantik di Asia versi dikutip dari CNN Travel, juga dinobatkan sebagai pantai terbaik ke-19 di dunia versi platform wisata Trip Advicer. Dari Broken Beach, pantai ini bisa ditempuh dalam kurang lebih setengah jam perjalanan darat.

Kegiatan yang wajib dilakukan adalah diving. Nusa Penida sangat kaya dengan spot-spot dive. Sambil menyelami taman laut, wisatawan bisa berkenalan dengan salah satu spesies laut berukuran besar, yaitu ikan pari yang kerap disebut sebagai manta. Ikan ini diketahui bersahabat dengan para penyelam.

Spot menyelam lainnya yakni Crystal Bay, dengan kekayaan ikan mola-mola atau ikan matahari yang biasanya muncul setiap Juli hingga Oktober. Menyapa berbagai jenis biota laut seperti penyu, ikan badut dan beragam spesies lainnya juga akan menambah pengalaman tersendiri.

Perlengkapan selam biasanya sudah tersedia dari paket wisata yang disewakan. Namun wisatawan disarankan untuk menggunakan alat selam milik pribadi, demi kebersihan dan kesehatan.

Beberapa wisatawan mancanegara yang ditemui di lokasi mengaku terkagum-kagum mendapatkan pemandangan kekayaan laut tersebut, misalnya Ayako Hirata. Ia menyebut terpesona melihat manta. "Melihat manta di dalam air, saya tidak yakin tapi itu luar biasa," kata wanita asal Jepang itu.

"Sangat menyenangkan menjelajahi sekitar sini, tempat menyelamnya luar biasa," ungkap Jaap Venhovens, wistawan Belanda yang sudah berbulan-bulan menikmati Nusa Penida.

Perlahan, perkembangan industri wisata di Nusa Penida kemudian mendongkrak ekonomi warga setempat. Kehadiran penginapan, rumah makan, dan berbagai usaha lokal lain membuat tingkat ekonomi warga membaik. Hal itu diugkapkan Kepala Desa Bunga Mekar, Wawan Yasa, yang menyatakan perkembangan pariwisata di daerah itu memberi pekerjaan terhadap warga yang sebelumnya menganggur.

Di tengah pandemi, berwisata #DiIndonesiaAja tetap mungkin dilakukan, terlebih kunjungan wisatawan juga sekaligus mendukung pergerakan roda ekonomi. Jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai standar, membawa perlengkapan pribadi, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.