Harga Pupuk Naik, Sejumlah Petani di Kota Sukabumi Mengeluh

NERACA

Sukabumi - Sejumlah petani padi di Kota Sukabumi terpaksa harus menghentikan kegiatan produksinya. Hal itu dipicu oleh naiknya beberapa jenis pupuk saat ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu Kelompok Tani asal Kampung Cibungur, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Aisyah (57), dirinya mengaku dengan tingginya harga pupuk terpaksa harus menghentikan tanam padinya. Padahal Aisyah sebelumnya sudah melakukan penggemburan lahanya.

 

"Pas saya mau beli pupuk untuk memupuk benih padi yang akan ditanam, eh harga pupuk naik, terpaksa saya hentikan dulu menanam padinya," keluh Aisyah saat ditemui Neraca, Rabu (23/9).


Aisyah menuturkan, pupuk yang naik itu jenis urea yang biasanya satu kilo itu dibandrol sekitar Rp2.500, kini menjadi Rp7 ribu/kg, begitu juga dengan jenis phonska yang tentu saja akan lebih tinggi dari harga pupuk urea."Dulu harga Pupuk urea itu per karung mencapai Rp90 ribu, dan phonska per karungnya Rp115 ribu, tapi kata teman saya phonska itu menjadi Rp140 ribu per karungnya. Selain naik, pupuk juga sulit didapat saat ini," bebernya.


Aisyah mengutarakan, jika tetap dipaksakan tentu saja akan merugi, sebab tak sebanding dengan pendapatan. Apalagi saat ini tenaga penggarap juga ikut naik, tentu saja akan sangat merugi."Rugi dong Pak, biaya produksi saya akan lebih tinggi dibanding dengan hasilnya nanti," ungkapnya.


Aisyah merasa bingung kenapa harga pupuk bisa naik, sementara harga jual gabah tetap. Jika situasi ini berlanjut, tentu saja akan berdampak juga terhadap perekonomian petani di wilayahnya."Harga gabah basah yang saya jual itu masih diangka Rp400 ribu per satu kwintal, dengan lahan yang saya miliki 2.500 hektare. Disisi lain harga pupuk naik, tapi harga gabah tetap. Saya pusing pak," tuturnya.


Aisyah berharap pemerintah bisa memberikan solusinya, atas kenaikan pupuk tersebut. Ditambah pupuk subsidi juga susah didapat."Saya minta pemerintah mencarikan solusinya, jangan sampai petani akan berhenti memproduksi padi," ungkapnya.


Ketika ditanya mengenai kartu tani, Aisyah mengungkapkan, sejak mendapatkan kartu tersebut dirinya tidak pernah menggunakan. Sebab, selain tidak tahu caranya juga mengaku tidak mengerti."Saya punya, tapi tidak tahu untuk apa kartu tani itu. Sedangkan disini juga masih ada petani yang belum mendapatkan kartu tani itu," katanya.


Yang jelas saat ini kata Aisyah, masalah yang dihadapkan oleh petani mengenai naiknya harga pupuk. Jadi saya minta ke pemerintah juga untuk menaikan kuota pupuk subsidi."Harusnya pemerintah juga menambah kuota pupuk. Tapi yang subsidi bukan pupuk non subsidi," pungkasnya. Arya

 

 

 

BERITA TERKAIT

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

Iqbal Irsyad dan Berman Nainggolan Mengartikulasikan Visi dan Misi Mereka

NERACA Jakarta – Di acara halalbihalal pada hari Senin (16/4) yang lalu, Muhammad Iqbal Irsyad, calon Ketua PWI DKI Jakarta,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

Iqbal Irsyad dan Berman Nainggolan Mengartikulasikan Visi dan Misi Mereka

NERACA Jakarta – Di acara halalbihalal pada hari Senin (16/4) yang lalu, Muhammad Iqbal Irsyad, calon Ketua PWI DKI Jakarta,…