Laba Bersih Dian Swastatika Turun 39,35%

NERACA

Jakarta –Hingga akhir Juni 2020, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencatatkan laba bersih sebesar US$ 22,45 juta, atau turun 39,35% dibanding priode yang sama tahun lalu mencatatkan laba bersih sebesar US$ 37,02 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyebutkan, total pendapatan usaha pada semester pertama tahun 2020 sebesar US$ 771,6 juta atau turun 7,25% dibanding akhir Juni 2019, yang tercatat sebesar US$ 832,08 juta. Tapi beban pokok penjualan tercatat sebesar US$ 479,49 juta atau turun 11,2% dibanding semester I 2019, yang tercatat sebesar US$ 539,98 juta.

Selain itu, pada sisi ekuitas tercatat senilai US$ 1,75 miliar atau naik 7,08% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 1,63 miliar. Sementara itu, kewajiban perseroan tercatat sebesar US$ 2,093 miliar atau mengalami peningkatan 0,62% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 2,08 miliar. Adapun aset perseroan tercatat senilai US$ 3,84 miliar atau naik 3,49% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat senilai US$ 3,71 miliar.

Kemudian kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat senilai US$ 148,39 juta atau naik 190% dibandingkan semester pertama 2019 yang tercatat senilai US$51,21 juta. Sebagai informasi, tahun ini perseroan membidik pendapatan sebesar US$1,8 miliar atau tumbuh 12,5% dibandingkan dengan realisasi pada 2019. Target pertumbuhan pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada tahun lalu. Perseroan juga mengalokasikan belanja modal sebesar US$160 juta pada tahun ini

Corporate Secretary Dian Swastika Sentosa, Susan Chandra seperti dikutip bisnis pernah mengatakan, kontribusi terbesar masih akan berasal dari segmen pertambangan dan perdagangan batu bara. Adapun dari total pendapatan sebesar US$1,19 miliar pada kuartal III/2019 dan segmen batu bara menyumbang sekitar US$755,12 miliar atau 63,45%. Kontributor pendapatan lainnya adalah dan segmen listrik sebesar US$194,34 juta dan segmen perdagangan sebanyak US$173,99 juta.

Disampaikan Susan, capex yang dialokasikan tahun ini pengunaannya akan dipakai untuk penyelesaian pembangunan Independent Power Producer (IPP) PLTU Kalteng-1 dan pengembangan infrastruktur tambang.  Disebutkan, perkembangan pembangunan IPP PLTU Kalteng-1 garapan perseroan telah mencapai 98% hingga akhir Desember 2019. Sementara itu, IPP PLTU Kalteng-3 berkapasitas 2 x 100 MW sudah dalam tahap penyelesaian pembangunan dan sedang dalam tahap persiapan operasi.

Adapun, selain dua proyek PLTU tersebut, emiten anak usaha Sinarmas Group telah memiliki dua proyek lainnya yaitu IPP PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2X150 MW yang telah beroperasi pada Desember 2016 dan IPP PLTU Kendari-3 berkapasitas 2X50 MW yang telah beroperasi pada Oktober 2019. Di sisi lain, pasokan batu bara yang dibutuhkan oleh seluruh PLTU milik perseroan akan berasal dari kombinasi pihak internal dan eksternal. Kebutuhan batu bara terbesar dimiliki oleh IPP PLTU Sumsel-5, yaitu sekitar 2 juta ton per tahun sedangkan IPP PLTU Kalteng-1 butuh sekitar 1,5 juta ton per tahun, dan IPP PLTU Kendari-3 sekitar 500.000 ton per tahun.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…