MDKA Targetkan Serap Capex US$ 50 Juta

NERACA

Jakarta – Pada semester kedua tahun ini, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memperkirakan dapat menyerap belanja modal atau capital expenditure sebesar  US$50 juta. Jumlah itu setara Rp743,5 miliar bila menggunakan kurs Jisdor di posisi Rp14.870 per dolar AS.

Kata Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Tri Boewono, sepanjang paruh pertama tahun ini perseroan telah menyerap capex sebesar US$30 juta. Total belanja modal yang disiapkan emiten pertambangan mineral sepanjang 2020 mencapai US$80 juta.”Ini belum termasuk dari efek atau perbaikan dari peristiwa di tambang Tujuh Bukit, jadi akan disampaikan lagi perubahannya,”ujarnya.

Belum lama ini, lahan pertambangan perseroan mengalami kecelakaan. Dimana terjadi keretakan pada heap leach pad di tambang Tujuh Bukit Banyuwangi, Sabtu (12/9). Karyawan dan peralatan berat di sekitar heap leach pad telah dievakuasi sebagai upaya pencegahan. Tri menjelaskan bahwa peristiwa tersebut akan berdampak pada volume produksi emas dan arus kas perseroan pada tahun ini. Padahal, sebelum peristiwa ini terjadi perserpan berencana untuk menaikkan panduan produksi menjadi sebesar 175.000 hingga 195.000 ounces pada tahun ini dari panduan sebelumnya sebesar 165.000 hingga 185.000 ounces.

Penaikkan target produksi u dilakukan seiring dengan kenaikan harga emas global yang sempat menyentuh level tertinggi di atas US$2.000 per troy ounces. Namun, pemanfaatan momentum itu terancam gagal.Saat ini MDKA tengah berencana untuk bekerja sama dengan ahli desain heap leach untuk menganalisa penyebab dan untuk mencegah peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.

Di sisi lain, perseroan menyampaikan tetap ekspansif dan tengah menanti potensi kenaikan nilai yang cukup masif dari tiga proyek pengembangan yang saat ini masih berlangsung. Pertama, proyek joint venture dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) di Tambang Pani yang mengandung sumber daya emas 4,6 juta ounces dan diharapkan memiliki produksi tahunan lebih dari 250.000 ounces per tahun selama lebih dari 15 tahun.

Setelah menandatangani perjanjian kerja sama, saat ini kedua emiten itu tengah menanti persetujuan dari regulator dan kreditur PSAB. Kedua, proyek tambang tembaga Tujuh Bukit yang masih dalam tahap pra studi kelayakan yang ditargetkan rampung pada 2021 terhadap proses itu. Rencana awal Proyek Tembaga itu adalah memproduksi 70.000 hingga 90.000 ton tembaga dan 200.000 hingga 300.000 oz emas selama lebih dari 20 tahun.

Ketiga adalah AIM atau proyek pengembangan multi-komoditas yang diharapkan menghasilkan pendapatan lebih dari US$200 juta per tahun selama 20 tahun.  Studi kelayakan proyek kerja sama dengan Tsingshan itu diharapkan rampung pada kuartal IV/2020.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…