Pendapatan Madusari Murni Tumbuh 23%

NERACA

Jakarta – Sampai dengan semester pertama 2020, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatatkan pendapatan Rp 672,7 miliar atau naik 23% dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 546,2 miliar. Akibat pandemi virus corona (Covid-19), permintaan pembersih berbasis alkohol/etanol meningkat.”Ada permintaan besar pembersih berbasis alkohol/etanol di Indonesia dan negara-negara lain, hal ini mendorong pemerintah Indonesia untuk sementara melarang ekspor produk etanol pada kuartal kedua tahun 2020," kata Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Tbk, Adikin Basirun dalam paparan publik virtual di Jakarta, kemarin.

Sebagai gambaran, etanol digunakan dalam produksi hand sanitizer, alat-alat kesehatan dan produk perawatan pribadi, kosmetik, minuman dan produk lainnya. Dia mengungkapkan pertumbuhan pendapatan hingga paruh kedua 2020 diimbangi efek penurunan harga etanol di Indonesia yang dimulai pada semester kedua tahun 2019. "Hal ini disebabkan keputusan pemerintah mengizinkan impor etanol dari Pakistan dengan tarif nol persen," kata Adikin.

Sejalan dengan itu, PT Madusari Murni Indah meraih laba kotor Rp 183,6 miliar selama periode enam bulan yang berakhir Juni 2020 dibandingkan Rp 182,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih sebelum pajak mencapai Rp 56,5 miliar selama semester I-2020, atau tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 53,9 miliar.

Dia mengatakan, Madusari Murni Indah telah menyelesaikan proyek Vinasse Boiler yang mulai beroperasi secara komersial pada Juli 2020. "Ini adalah teknologi boiler berbahan vinasse pertama di Indonesia," kata dia. Vinasse merupakan sisa pengubahan molase menjadi etanol. Vinasse Boiler ini akan menggantikan boiler berbahan bakar batu bara, sehingga mengurangi jejak karbon yang menunjukkan komitmen Madusari menuju bisnis hijau dan berkelanjutan.

Dia mengatakan, pada 2020 perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 138 miliar, terutama untuk pembangunan unit distilasi kedua, tambahan unit evaporator dan tangki molases, serta infrastruktur pendukung lainnya. Dia juga mengungkapkan, tantangan terbesar pada semester kedua 2020 adalah meningkatnya harga molases, bahan baku utama etanol. Kenaikan harga molases akan berdampak terhadap bisnis yang menggunakan etanol sebagai bahan baku, yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya beli konsumen.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…