BPK Perkuat Sinergi Hasil Pemeriksaan dengan Polri dan Kejaksaan

NERACA

 

Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memperkuat sinergi untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang terindikasi adanya kerugian negara maupun daerah serta unsur pidana dengan Kepolisian RI (Polri) dan Kejaksaan.


Nota kesepahaman sinergi ini ditandatangani oleh Ketua BPK Agung Firman Sampurna dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin di Jakarta, Selasa (11/8).


Sinergi BPK dengan Polri nantinya mencakup tindak lanjut hasil pemeriksaan yang berindikasi kerugian negara maupun daerah dan unsur pidana serta pengembangan kapasitas kelembagaan.


Kerja sama ini juga meliputi pertukaran data, pemeriksaan investigatif, penghitungan kerugian negara/daerah, pemberian keterangan ahli, peningkatan kapasitas dan pemanfaatan sumber daya serta bantuan pengamanan.


Sedangkan, sinergi BPK dengan Kejaksaan juga mencakup penguatan kerja sama dan koordinasi dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.


Selain itu, juga termasuk tindak lanjut hasil pemeriksaan investigatif dan permintaan pemeriksaan investigatif, penghitungan kerugian negara/daerah dan pemberian keterangan ahli.


Selanjutnya, meliputi penerangan dan penyuluhan hukum serta sosialisasi pencegahan tindak pidana di bidang keuangan negara bantuan hukum, pertimbangan hukum, penegakan hukum dan tindakan hukum lainnya.

Terakhir, kerja sama BPK dengan Kejaksaan juga mencakup adanya optimalisasi pemulihan aset, pengembangan kapasitas SDM serta pertukaran data.


Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan penguatan sinergi dengan aparat penegak hukum bukan merupakan hal yang baru karena sudah tercantum dalam UU Nomor 15 Tahun 2004.


Regulasi tersebut menyatakan BPK dapat melaporkan kepada instansi berwenang seperti Polri, Kejaksaan dan KPK, apabila dalam hasil pemeriksaan, menemukan kerugian maupun unsur pidana.


"Nota kesepahaman ini akan menjadi langkah baru untuk berkolaborasi tidak saja dalam tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, namun juga memperkuat kelembagaan kita bersama," tuturnya.


Nota kesepahaman dengan BPK dengan Polri ini merupakan pembaruan dari nota kesepahaman serupa pada November 2008 dan 2011. Sedangkan, nota kesepahaman BPK dengan Kejaksaan ini merupakan pembaruan dari nota kesepahaman serupa pada Juli 2007 dan 2011.


Sementara itu, penguatan komitmen BPK dengan KPK untuk memperbarui kesepakatan pada September 2006 telah dilakukan pada Januari 2020.


Nota Kesepahaman BPK-Polri-Kejaksaan untuk memperkuat koordinasi antar instansi ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak tanggal penandatanganan. Ant

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…