Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Pesisir dengan Tuna dan Rumput Laut

NERACA

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), menggelar pelatihan bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Kali ini pelatihan pembuatan burger tuna rumput laut yang diikuti oleh 902 peserta dari 34 provinsi di Indonesia. Pelatihan ini dilakukan guna mendorong ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan tuna dan rumput laut.

Kolaborasi KKP dengan Kemendes PDTT memang telah sepakat membina masyarakat khususnya yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dengan memanfaatkan komoditas perikanan andalan Indonesia.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja mengatakan, Indonesia perlu bersyukur atas nikmat Tuhan berupa kekayaan alam khususnya sumber daya laut yang berlimpah. Ditambah lagi karunia sumber daya manusia dengan kapasitas intelektual yang mumpuni. Menurutnya, kedua modal tersebut cukup untuk menjadikan bangsa kita unggul. Tinggal bagaimana cara mengelola sumber daya yang dimiliki secara bijaksana.

Indonesia memiliki setidaknya 555 jenis rumput laut dari total 8.000 jenis yang ada di dunia. Di tahun 2018, Indonesia bahkan berhasil menjadi pengekspor rumput laut terbesar di dunia dengan volume 213.000 ton atau setara dengan 30% dari total volume ekspor dunia.

“Namun secara nilai, ekspor rumput laut Indonesia hanya berada di peringkat ketiga yaitu sebesar USD294 juta atau setara 12persen dari total nilai ekspor dunia. Sementara peringkat pertama dipegang oleh Tiongkok dengan nilai USD594 juta hanya dengan 76.000 ton rumput laut,” ungkap Sjarief.

Menurut Sjarief, hal ini terjadi karena Tiongkok mengekspor rumput laut dalam bentuk produk turunan atau olahan sehingga memberikan nilai tambah. Sedangkan Indonesia mengekspor dalam bentuk bahan baku dengan nilai ekonomi yang rendah. Untuk itu, Sjarief berpendapat sudah saatnya Indonesia mengoptimalkan potensi rumput laut ini dengan melakukan pengolahan di dalam negeri sehingga manfaat terbesar juga dirasakan oleh masyarakat sendiri.

Seperti diketahui, rumput laut dapat diolah menjadi beraneka produk bernilai tinggi seperti produk pangan tepung rumput laut, pakan ternak, pupuk tanaman, produk kosmetik, dan produk farmasi. Pembuatan burger tuna rumput laut ini merupakan pemanfaatan rumput laut untuk produk pangan dipadukan dengan salah satu produk perikanan andalan Indonesia, yaitu tuna.

Atas dasar itu, Sjarief menjelaskan, dalam mengolah rumput laut menjadi produk yang bernilai tinggi, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Aspek tersebut adalah bentuk olahan yang unik, kandungan gizi yang tinggi, rasa yang memanjakan selera, harga yang bersaing, dan kemasan yang menarik.

“Adapun standar pengolahan ditentukan oleh bahan baku yang berkualitas tinggi, sarana prasarana pengolahan yang higienis, teknik pembuatan yang benar, dan packaging dan branding yang menarik,” terang Sjarief.

 Jika syarat dan tata cara pengolahan diterapkan dengan baik, Sjarief yakin pelatihan ini dapat dikembangkan menjadi peluang usaha khusunya bagi ibu-ibu untuk membantu perekonomian keluarga.

Sjarief juga menyatakan kesiapan untuk melanjutkan berbagai kerja sama dengan Kemendes PDTT untuk memberdayakan masyarakat desa dan daerah 3T.

 “Kemendes PDTT silakan didata desa apa dan komoditas perikanan andalannya apa. Kami siap membantu menyiapkan added value untuk komoditas andalan tersebut dengan membuat produk turunan yang menarik,” ungkap Sjarief.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kemendes PDTT, Rr. Aisyah Gamawati menambahkan, penyelenggaraan pelatihan ini merupakan salah satu cara agar masyarakat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

Pelatihan ini dapat diimplementasikan dan dikembangkan menjadi usaha ekonomi produktif bagi keluarga. Terlebih bahan baku yang digunakan banyak tersedia dan mudah didapatkan masyarakat Indonesia. Selain itu, burger tuna rumput laut ini juga dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan pangan dan standar makanan bergizi untuk menopang daya tahan tubuh dan menjaga kualitas kesehatan keluarga. 

“Pada pelatihan kolaborasi kedua ini, kita tetap gunakan rumput laut sebagai bahan baku yang dikombinasikan dengan ikan tuna. Semua itu merupakan hasil dari saudara-saudara kita masyarakat wilayah pesisir dan kepulauan,” ucap Aisyah.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…