NERACA

Serang - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten membantu pemulihan industri kecil menengah (IKM) terutama produk kerajinan yang terdampak pandemi COVID-19 dengan memfokuskan pada fasilitasi kepada mereka.

"Kami di Indag fokus untuk fasilitasi IKM. Kami lebih kepada pelatihan, bantuan pemasaran dan sertifikasi uji mutu produk," kata Kepala Disperindag Banten, Babar Suharso di Serang, Jumat (24/7).

Ia mengatakan sedangkan untuk bantuan permasalahan permodalan IKM diserahkan kepada pihak lembaga keuangan. Sebab, Disperindag hanya fokus membantu di pelatihan dan pemasaran produk serta uji mutu produk IKM.

Ia mengatakan sektor IKM yang paling terdampak COVID-19 adalah produk-produk kerajinan, sedangkan IKM produk makanan relatif masih mampu bertahan."Produk-produk kerajinan yang menurun drastis pemasarannya," kata Babar.

Sehingga untuk tetap bertahan, kata dia, IKM kerajinan beralih memproduksi masker dan produk lainnya yang terkait upaya penanganan COVID-19."Kami tangani IKM saja, kalau untuk UMKM ada di Dinas Koperasi UKM," kata Babar.

Babar juga mengatakan, terkait kemampuan anggaran Provinsi Banten dalam pembiayaan, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2019, indeks kemandirian fiskal (IKF) daerah mencapai 0,7107. Artinya, 71,07 persen belanja daerah didanai dari pendapatannya sendiri. Provinsi Banten, menduduki posisi kedua setelah DKI Jakarta.

"Alasannya karena daerah-daerah tersebut merupakan pusat perdagangan Indonesia. Banten membuntuti Jakarta di peringkat kedua dengan indeks 0,6269 yang kemudian disusul Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur," tutur Babar.

"Pertumbuhan ini juga disusul pada IKF tingkat kota. Dua kota di Banten yakni Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang berada di posisi kedua dan ketiga setelah Surabaya. Untuk Tangsel skornya 0,5277 dan Kota Tangerang 0,4739," imbuhnya. Ant