Teknologi 4.0 pada Proses Produksi AMDK

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu peningkatan daya saing manufaktur, terutama yang menjadi prioritas pengembangan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satunya adalah industri makanan dan minuman (mamin), sektor yang konsisten memberikan kontribusi positif pada kelompok manufaktur sehingga pelu terus didorong produktivitasnya melalui penerapan teknologi industri 4.0.

NERACA

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Doddy Rahadi mengungkapkan dalam inisiasi Making Indonesia 4.0, khususnya pada sektor mamin, kami menekankan bahwa seluruh segmen dalam value chain mamin perlu berusaha mengadopsi teknologi industri 4.0 pada tahun 2030.

Upaya penerapan teknologi industri 4.0 pada sektor mamin diproyeksi akan meningkatkan produktivitas hingga 15%. Karenanya, Kemenperin mengupayakan agar semua stakeholder berjalan beriringan guna mencapai target tersebut.

“Untuk menjawab tantangan penerapan Industri 4.0, tentunya perlu sinergi dari berbagai pihak, termasuk BPPI Kemenperin yang mengemban tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sektor industri,” papar Doddy.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, BPPI Kemenperin Sony Sulaksono menambahkan, unit penelitian dan pengembangan di BPPI Kemenperin telah banyak menghasilkan inovasi-inovasi yang dapat diadopsi oleh industri mamin, salah satunya yang dihasilkan Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Surabaya.

Baristand Industri Surabaya telah mampu menciptakan aneka inovasi terkait penerapan teknologi berbasis industri 4.0, di antaranya perekayasaan peralatan sistem kendali kadar oksigen terlarut atau dissolve oxygen (DO) secara otomatis dan pemantauan secara real time untuk proses produksi air minum dalam kemasan (AMDK) beroksigen (O2).

Kemudian ada juga e-Water Meter berbasis Long Range (LoRa). Selanjutnya, teknologi fermentasi teh kombucha otomatis yang juga dilengkapi dengan warning system. “Semua inovasi tersebut telah terbukti memenuhi standar dan telah melalui pengujian yang cermat, sehingga bisa dapat dimanfaatkan oleh industri, terutama industri mamin,” ungkap Sony.

Kepala Baristand Industri Surabaya Aan Eddy Antana menyampaikan, inovasi-inovasi tersebut muncul untuk menjawab permasalahan-permasalahan di bidang industri. “Baristand Industri Surabaya menjalankan fungsi sebagai problem solver bagi dunia industri dengan menawarkan teknologi penelitian pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) terbaru,” kata Aan.

Aan menjelaskan, upaya menciptakan perekayasaan peralatan sistem kendali kadar oksigen terlarut atau dissolve oxygen (DO) lahir dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat kegagalan produk AMDK beroksigen dalam memenuhi standar SNI AMDK, khususnya parameter kandungan O2 terlarut pada produk. Penyebabnya adalah kurangnya kemampuan perusahaan dalam melakukan monitoring dan kontrol kandungan O2 terlarut secara konsisten dan real time.

Pada operasionalnya, sensor DO akan membaca kadar oksigen terlarut dalam air, analog to digital converter (ADC) akan mengubah data analog dari sensor DO menjadi data digital dan dikirimkan pada microcontroler yang selanjutnya akan memutuskan dan memerintahkan valve untuk melakukan perubahan posisi besaran valve. Selanjutnya, sejumlah gas O2 bertekanan tinggi melewati valve menuju pipa ventury dan masuk terdifusi dalam air.  “Selanjutnya valve akan menyesuaikan volume aliran gas pada nilai set point kadar DO yang telah ditentukan,” jelas Aan.

Sementara itu, kata Aan, perekayasaan prototipe e-Water Meter berbasis Long Range (LoRa) dilatarbelakangi oleh masih kurangnya ketersediaan alat pengukuran konsumsi air di industri. “Melalui alat inovasi tersbeut, konsumsi air dapat dimonitor secara real time dengan Internet of Things (IoT). Tentunya alat tersebut juga telah memenuhi memenuhi persyaratan SNI 2547-2008 untuk spesifikasi meter air minum,” papar Aan.

Melihat hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui bahwa pemerintah tengah bertekad untuk terus mewujudkan iklim berusaha yang kondusif melalui kebijakan strategis, yang bisa menjadi daya tarik bagi para investor asing maupun domestik supaya mereka semakin percaya diri menanamkan modalnya di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor industri memberikan kontribusi signfikan terhadap perolehan devisa pada periode Januari-Juni 2020, dengan menyumbang 32,2 persen dari total nilai investasi yang tercatat menyentuh angka Rp402,6 triliun.

Adapun lima sektor yang menanamkan modalnya paling besar selama enam bulan pertama tahun ini. Pertama, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dengan menggelontorkan dananya senilai Rp45,2 triliun, disusul industri makanan Rp26,6 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp19,5 triliun.

Selanjutnya, industri mineral non-logam merealisasikan investasinya sebesar Rp6,1 triliun, disusul industri kendaraan bermotor dan alat transportasi sekitar Rp6 triliun. “Realisasi modal dari sektor industri ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk dijadikan basis produksi para investor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” ungkap Agus.

Lebih lanjut, Agus menegaskan, pihaknya selama ini proaktif menggaet investor sektor industri yang potensial untuk menanamkan modalnya di Indonesia, termasuk bagi yang ingin merelokasi pabriknya. Sektor-sektor yang menjadi incaran, antara lain industri padat karya, substitusi impor, dan berteknologi tinggi.

“Kami mendorong investasi ini untuk memproduksi barang-barang pengganti-impor serta meningkatkan penggunaan bahan baku yang diproduksi secara lokal dan barang setengah jadi,” jelas Agus.

Oleh karena itu, kata Agus, “dibutuhkan penciptaan iklim investasi yang kondusif, di antaranya dengan memfasiltasi kemudahan izin usaha serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal.”

 

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…