Hindari Potensi Rugi Besar - Investor Jangan Panik Dalam Situasi Krisis

NERACA

Jakarta-  Berinvestasi di pasar modal harus mempertimbangkan berbagai hal dalam memburu cuan. Namun hal yang patut diperhatikan adalah sikap tidak panik sebelum mengambil keputusan baik jual ataupun beli, terlebih dikondisi pandemi saat ini. Hal ini pula yang disarankan Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito, investor diminta tidak mudah panik dalam situasi krisis, khususnya bagi yang berinvestasi di reksa dana.

Menurutnya, saat ini sebaiknya investor tidak panik atau melakukan redemption reksa dananya. Sebab, selama unit penyertaan masih ada di rekening investor, penurunan aset reksa dana yang terjadi baru menciptakan potensi kerugian,”Pandemi Covid-19 yang terjadi di tanah air sejak Maret lalu membuat banyak investor reksa dana mengalami potensi kerugian investasi. Hal ini terutama terjadi pada produk reksa dana saham atau yang underlying aset investasinya adalah saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI),”ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikan Parto, potensi kerugian tidak hanya terjadi di reksa dana berbasis saham, jenis reksa dana lain seperti reksa dana pendapatan tetap juga mengalami fase naik-turun seiring pergerakan harga obligasi yang menjadi underlying-nya. Meski demikian, selama investor tidak mencairkan atau melakukan redemption atas reksa dananya maka masih disebut sebatas sebagai potensi rugi.”Kerugian baru terjadi ketika investor melakukan redemption atas reksa dana yang dimilikinya," kata Parto.

Naik turunnya investasi di reksa dana, lanjut Parto, sebenarnya adalah hal biasa. Indonesia sempat mengalami beberapa kali masa krisis dan terbukti bisa melewatinya dengan baik. Seperti di tahun 1998 lalu, kemudian di tahun 2008 akibat krisis keuangan di Amerika yaitu subprime mortgage facility, industri reksa dana di Indonesia juga terkena dampaknya.”Kembali ke sejarah, tahun 1998 saham turun, 2008 turun, ternyata kemudian saham dan reksa dana berbalik dan kembali naik lagi," ujar Parto.

Parto menuturkan, malah setiap krisis sesungguhnya juga memberikan peluang investasi karena nilai unit investasi menjadi terdiskon dan ini menjadi kesempatan buat investor untuk melakukan top up. Strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham di bursa sedang mengalami penurunan atau "average down" membuat harga pembelian rata-rata menjadi turun. Sehingga ketika kondisi pasar mulai membaik, posisi untung lebih mudah dicapai dibanding tanpa melakukan "average down".

Oleh karena itu, lanjutnya, saat ini waktunya top up karena harga rata-ratanya semakin baik dan saatnya membalikkan kerugian. Terlebih industri reksa dana termasuk salah satu sektor yang sangat teregulasi. Contohnya ketika investor mulai memasukan dananya, setiap manajer investasi akan menjalankan kebijakan know to your customer (KYC). Ini dilakukan untuk mengetahui asal usul dana investasi.

Sehingga setiap dana investasi yang masuk ke reksa dana dengan nilai tertentu, sekitar Rp100 juta, dapat diketahui sumber dananya. Dengan demikian kebijakan ketat yang dilakukan oleh OJK itu juga untuk mencegah adanya tindak pidana pencucian uang di industri reksa dana.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…