Cara Membentuk Karakter Anak Sesuai dengan Sifat Rasulullah SAW

 

 

Bagi keluarga muslim, tentu berharap anaknya tumbuh dan berakhlak mulia. Tak hanya itu, setiap anak juga harus bisa mencontoh perilaku Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-harinya. Ini adalah salah satu wujud bahwa kita mencintai dan menghormati Rasul Allah. Dimulai sejak usia dini supaya perilaku tersebut terbawa saat usia remaja sampai tua. Tentunya, sikap terpuji Rasulullah SAW sangat banyak. Setiap perilakunya sehari-sehari memiliki suri teladan yang mesti dicontoh.

 Perkataan dan perbuatan Rasulullah merupakan budi pekerti yang baik. Dari sikap terpuji Rasulullah, ada 4 sifat yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini. Terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, anak harus dibekali budi pekerti yang baik. Merangkum laman resmi Sahabat Keluarga Kemdikbud RI, ini 4 sifat Rasulullah SAW yang harus diajarkan pada anak sejak usia dini:

1. Shiddiq ( jujur)

Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal, tidak hanya diakui teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya. Anak-anak juga harus punya sikap jujur. Dalam situasi apapun, sifat kejujuran harus dimiliki. Tanda anak hebat adalah jujur. Sebagai contoh, seorang anak-anak, sebut saja namanya Budi ditanya oleh guru. "Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?" Budi menjawab dengan berbohong, "Iya Bu, saya salat Subuh tadi pagi" Ibu guru melanjutkan, "Jam berapa kamu salat?" Budi berbohong lagi, "Jam 05.00 Bu" Ibu guru bertanya lagi, "Salat sama siapa kamu?" Budi terpaksa berbohong lagi, "Sama mama, papa, dan adek, Bu" Hanya karena berbohong sekali, Budi terpaksa berbohong lagi dan lagi karena guru terus bertanya. Jadi kita tidak boleh berbohong karena berbohong sekali pun dapat menimbulkan kebohongan-kebohongan yang lain dan menyebabkan kita mendapatkan banyak dosa.

2. Amanah (dapat dipercaya)

Amanah merupakan sikap yang dapat dipercaya. Apabila suatu urusan dipercayakan kepadanya maka dia akan melaksanakan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana Rasulullah SAW diberikan amanah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya mesti taruhan nyawa, jiwa, dan raga. Rasul tidak gentar untuk menjalankan amanah itu. Ketika kita berjanji kepada teman, orangtua, saudara, bahkan kepada musuh sekalipun kita harus tetap menepati janji. Jika kita mengingkarinya berarti tidak dapat dipercaya. Misalkan, Budi diberikan amanah oleh guru untuk memberitahu teman-temannya yang lain untuk mengerjakan tugas. Tetapi dia tidak menyampaikannya. Berarti Budi termasuk orang-orang yang tidak dapat dipercaya.

3. Tabligh (menyampaikan)

Sifat tabligh yang artinya menyampaikan, yaitu sifat wajib Nabi menyampaikan seluruh ajaran yang diterima dari Allah SWT berupa wahyu kepada umat manusia agar menjadi pedoman hidup. Rasulullah SAW menyampaikan seluruh ajaran yang diterimanya dari Allah SWT bahkan sampai hal yang terkecil pun sehingga umat manusia mempunyai pedoman dalam kehidupannya. Kewajiban mencontoh dan menerapkan salah satu sikap Rasulullah yaitu menyampaikan amanah yang ia dapat kepada orang yang berhak menerima dan tidak satupun tidak sampai kepada alamatnya. Misalkan, Budi disuruh ibunya untuk menyampaikan dan memberikan titipan uang kepada ibu pemilik warung. Tetapi dia tidak memberikan uang tersebut, malah menggunakannya untuk jajan. Berarti Budi tidak menyampaikan amanah yang diberikan oleh ibunya kepadanya.

4. Fathonah (cerdas)

Sifat fathonah merupakan sifat yang pasti dimiliki. Kita pahami betapa sulitnya tugas yang di emban Rasulullah SAW sehingga wajib memiliki sifat cerdas. Rasulullah SAW terkenal sebagai seorang yang cerdas dan pandai, serta sangat arif dan bijaksana. Dalam mengambil keputusan didasari dengan pertimbangan dan pemikiran matang. Tugas orangtua sebagai pendidik harus mengondisikan agar anak rajin belajar, menjadi anak cerdas dan pandai. Termasuk di dalamnya mendampingi dan memfasilitasi berbagai kebutuhan penunjang belajar. Jadi dengan meneladani sifat cerdas Rasul, kita dapat melewati berbagai rintangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama anak-anak.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…