DirumahaJa, Tips Membaca Buku Bersama Anak

 

 

Di tengah pandemi Covid-19, orangtua jadi memiliki waktu lebih banyak di rumah bersama dengan anak. Waktu ini bisa dimanfaatkan dengan kegiatan membaca buku bersama anak. Membaca buku sangat banyak manfaatnya bagi anak, antara lain kemampuan komunikasinya akan meningkat dan mampu berpikir kritis sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan tepat.

Keterampilan membaca buku juga berguna saat menjalani pendidikan formal, maka itu mulai menanamkan cinta membaca sedini mungkin adalah langkah tepat. Berikut 7 tips dan trik dari Chitra Astriana, penulis buku Seri Balita Cerdas, yang diterbitkan Kiddo (lini buku anak di Penerbit Kepustakan Populer Gramedia) pada Maret 2020.

Selain menulis buku, ibu satu putri ini juga penulis lagu anak, pendongeng, dan co-founder kanal Youtube Lagu Anak Indonesia Balita dengan 3,8 juta subscribers.

1. Pilih buku yang tepat Dalam memilih buku, Chitra memiliki tiga pertimbangan. Pertama, buku seperti apa yang disukai anak, misalnya dari segi gambar, cerita, warna, tokoh, dan sebagainya. Kedua, kebutuhan anak, misalnya saat ini si anak sedang belajar warna atau angka, maka bisa dipilihkan tema seperti itu. Ketiga, nilai-nilai yang ingin orangtua tanamkan kepada anak, misalnya nilai-nilai karakter. Keempat pertimbangan ini bisa berubah seiring dengan perkembangan anak. Dibutuhkan pengamatan orangtua secara berkelanjutan untuk memilih buku yang tepat untuk anak.

2. Gunakan variasi vokal Saat membacakan buku, perhatikan intonasi suara supaya anak bisa mengikuti jalan ceritanya dan tidak bosan. Saat alur cerita sedang tegang atau seru, naikkan suara. Jika diperlukan, bisa bisik-bisik juga. Usahakan dialog per karakter diucapkan dengan suara yang berbeda-beda. Lafalkan juga bunyi-bunyi yang ada dalam cerita. Misalnya, ketika membacakan adegan di buku “Seri Balita Cerdas: Tata Pencinta Alam” (Kiddo, Maret 2020), saat Baba, Lili, dan Tata berkemah, lalu mendadak hujan turun. Kita bisa menirukan bunyi gemuruh petir, GLEGAAARRRRRR, bunyi hujan turun BRRRRRSSSSS!! Ikutlah memekik seperti Tata, “Hujan!”

3. Gerakan tubuh dan ekspresi wajah Si Kecil masih belajar mengenai emosi. Ekspresi wajah kita yang bermacam-macam bisa membantunya memahami cerita sekaligus emosi. Misalnya, adegan di buku “Seri Balita Cerdas: Lili Bermata Jeli”, saat Baba, Lili, dan Tata tidak bisa menemukan Cici Kelinci. Kita bisa membacakan dialog: “Dia bukan Cici” dengan nada sedih dan ekspresi sedih. Bisa juga kita tambahkan gelengan kepala. Setelah menerapkan cara ini, diharapkan anak akan belajar mengenali emosinya sendiri sehingga dapat mengutarakan perasaan, pendapat, dan kebutuhannya. “Ketika dia merasa sesuatu yang tidak nyaman, dia sudah mengetahui istilahnya,” ungkap Chitra.

4. Alat peraga tambahan Alat peraga tambahan bisa macam-macam bentuknya, bisa boneka, wayang, atau benda di sekitar kita. Alat peraga bisa dipakai untuk membawa tokoh keluar buku, lalu menggiring anak “masuk” ke buku. Mulanya, lewat si wayang, orangtua bisa bertanya, “Halo, kamu namanya siapa? Kamu lagi apa? Mau ikut main ke taman, enggak?” Dari situ anak bisa dibawa “masuk” ke cerita dengan tema alam. Cara membuat wayang cukup sederhana, bisa dari bonus stiker buku yang ditempel di sumpit atau pulpen.

5. Membaca dengan lagu Cerita bisa dibaca dengan dilagukan. Lagunya bisa apa saja, selama orangtua sudah menghafal nadanya. Lirik lagu kemudian diganti dengan teks di buku.

6. Melibatkan anak Saat anak sudah mulai kritis dan bisa berpendapat, beri anak kebebasan dan biarkan ia bereksplorasi. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan kemampuannya saat ini, jangan yang terlampau mudah atau terlalu sulit. Pertanyaan tentang angka bisa diajukan jika si anak sudah mulai mempelajarinya. Misalnya, di buku “Seri Balita Cerdas: Lili Pintar Berhitung” (Kiddo, Maret 2020), Baba, Lili, dan Tata pergi ke supermarket dan mencari jeruk. Ajak anak menghitung jumlah jeruk dan tanyakan apakah anak suka makan jeruk. Tanyakan juga apa rasa jeruk itu. Jika ia belum memahami angka, bisa tanyakan hal lainnya, seperti warna benda atau aktivitas yang sedang dilakukan si tokoh pada gambar.

7. Buat kesimpulan bersama Usai membaca, ajak anak memberi pendapat untuk ceritanya. Apakah cerita itu seru, bagian mana yang paling dia sukai. Coba tanyakan juga perasaannya jika dia berada pada posisi karakter cerita. Misalnya, buku “Seri Balita Cerdas: Tata Mudah Berteman” (Kiddo, Maret 2020) menceritakan hari pertama Tata bersekolah. Tata sangat bersemangat mencoba semua mainan di taman sekolah. Coba tanyakan pada anak, apa yang ia lakukan jika ia berada di taman bermain. Mainan apa yang akan ia coba pertama kali. Orangtua juga bisa bertanya karakter mana di buku yang paling mirip dengan diri anak. “Di buku ini kamu jadi siapa?” Menurut Chitra, pertanyaan ini bisa membantu orangtua memahami bagaimana anak melihat dirinya, nilai-nilai yang penting untuk si anak, dan hal-hal yang menarik untuk anak.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…