Warga Tangsel Rasakan Manfaat Program Komunitas Plastik Untuk Kebaikan

Warga Tangsel Rasakan Manfaat Program Komunitas Plastik Untuk Kebaikan

NERACA

Ciputat Timur, Tangsel - Meski baru berusia seumur jagung, keberadaan dan manfaat dari #KomunitasPlastikuntukKebaikan (KPUK) sudah dirasakan oleh warga yang bermukim di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sejak diluncurkan pada 10 November 2019 lalu, #KomunitasPlastikUntukKebaikan atau KPUK sudah menggelar sejumlah program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Komunitas yang mengusung visi membantu pemerintah, membudayakan pengelolaan sampah plastik secara dini, dimulai dari diri sendiri dan dari rumah ini, sejak awal memang mencanangkan niat mengedukasi warga tentang pentingnya pengelolaan sampah untuk membantu menyelamatkan lingkungan dan membantu ekonomi warga.

Dan terbukti, sudah banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya berbagai program dari KPUK. Seperti yang dirasakan Mailinda, warga kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan ini mengaku mendapatkan banyak manfaat setelah bergabung sebagai anggota KPUK.

“Alhamdulillah banyak sekali yang sudah kami dapat. Khususnya pengetahuan tentang pentingnya memilah sampah dari rumah. Kami diajarkan memilah sampah plastik karena banyak sekali manfaat ekonomi dari sampah plastik,” kata Mailinda yang ditemui usai kegiatan mobil edukasi sampah plastik yang diselenggarakan KPUK di markas KPUK Jalan Dahu, Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel, Selasa (28/1).

Ia menambahkan, selain mendapatkan edukasi memilah sampah dari rumah, KPUK juga mengajarkan pemanfaatan barang-barang kerajinan dari plastik, khususnya botol plastik.“Kami diajarkan membuat kerajinan tangan seperti bunga, tempat tisu dan tas, dan hasil kerajinan itu bisa kami jual dan mendapat keuntungan,” tambahnya.

Dua minggu lalu, kata Mailinda, KPUK juga mengajak warga Ciputat Timur dan para relawan KPUK berkunjung ke pelatihan Rumah Sopan di Bekasi untuk mendapat pelatihan tentang ecobrick. Di sana, mereka mendapatkan pelatihan dari Pak Soni, pemilik Rumah Sopan, tentang cara membuat ecobrick yakni kerajinan dari botol plastik, dimana hasil dari ecobrick itu bisa dimanfaatkan sebagai kursi atau meja.

“Kami senang karena tidak cuma mendapat ilmu tentang pengelolaan sampah tapi juga belajar membuat kerajinan dari plastik. Dan ini mendatangkan keuangan buat kami, karena kerajinan itu bisa dijual,” ujarnya. Ada anggota warga yang sering mengikuti pameran dimana hasil karya dari para warga bisa dibeli oleh para pengunjung pameran. Harga jual hasil kerajinan itu bervariasi. Misalnya harga tempat tisyu dan bunga di kisaran harga Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu, sedangkan harga tas bisa sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.

Mailinda yang juga bergiat sebagai pengurus Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Bina Keluarga Balita (BKB) ini juga mengapresiasi KPUK karena telah berbagi kebaikan dengan ibu-ibu lansia Bina Permata yang dikelolanya, yang rata-rata berusia di atas 65 tahun.

“Waktu perayaan Hari Ibu tanggal 22 Desember lalu KPUK mengajak ibu-ibu Lansia Bina Permata mengadakan lomba membuat kerajinan dari plastik. Bagi mereka, hal ini sangat membahagiakan karena begitu peduli dengan para lansia yang masih ingin berkarya seperti kaum muda lainnya,” ujar Mailinda.

Kedepan, ia berharap KPUK akan terus memberikan edukasi dan mengajarkan lebih banyak ketrampilan kepada warga di Tangsel, khususnya di Ciputat Timur.

“Rata-rata warga di wilayah ini punya lahan yang sebenarnya bisa untuk ditanami. Sayang rasanya kalau lahan di belakang rumah atau di depan rumah tidak dimanfaatkan. Jadi kami berharap bisa belajar tentang cara bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan yang ada. Misalnya membuat tanaman dapur seperti cabe, jahe, pandan, yang bisa kami manfaatkan untuk keperluan memasak di dapur,” harap Mailinda.

Sementara itu, Camat Ciputat Timur, Sutang Suprianto, yang datang di acara yang sama mewakili Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, sangat mendukung apa yang dilakukan KPUK untuk para warganya.

Menurut Sutang, sampah di sebuah kota memang menjadi masalah besar. Hal itu disebabkan langkanya lahan kosong untuk bisa dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah karena semua berubah menjadi tempat tinggal."Berbeda dengan kabupaten yang wilayahnya luas dan daerah kosongnya banyak, " ujarnya. Karena itu ia menghargai usaha Komunitas Plastik Untuk Kebaikan dalam membantu kota Tangsel mengatasi sampah.

Sutang menambahkan, diperlukan peran serta semya pihak untuk menangani masalah sampah, baik pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, dan komunitas pecinta lingkungan seperti komunitas plastik untuk kebaikan.

"Sampah plastik kalau tidak dikelola dengan baik bisa jadi bumerang bagi kita sendiri karena 10 tahun tidak bisa hancur. Jadi sebaiknya sampah plastik itu jangan dibuang sembarangan, tapi harus dikelola dengan cara memilahnya dengan baik, " ujarnya dalam acara yang dihadiri puluhan ibu-ibu tua dan muda tersebut. Para ibu juga datang dengan antusias sambil membawa botol plastik yang sudah dibersihkan untuk ditukar dengan sembako murah di mobil edukasi pilah sampah plastik.

"Alhamdulillah, ada komunitas yang dapat membantu dalam mengangani masalah sampah khususnya sampah plastik yang ada di wilayah Legoso yang ada di Kelurahan Pisangan. Saya atas nama Pemkot Tangsel berterimakasih kepada seluruh jajaran komunitas KPUK yang telah memberikan sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik. Selain itu juga mengajarkan ketrampilan yang bisa membantu ekonomi masyarakat. Saya berharap komunitas Plasti untuk Kebaikan dapat terus berbuat kebaikan di daerah Tangsel ini," ujarnya.

Di acara yang sama, Penasehat Komunitas Plastik Untuk Kebaikan, Hani Hasyim, menegaskan tekad KPUK untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi masalah sampah khususnya sampah plastik.

Menurut Hani, persoalan plastik sering menjadi kambing hitam terhadap banyaknya persoalan yang muncul terkait sampah. Mulai dari tumpukan sampah, banjir dan pencemaran lautan."Tapi kami melihat bahwa persoalannya bukan di plastiknya, tapi bagaimana kita mengelola sampahnya. Jadi gerakan yang kami inisiasi ini ingin mengedukasi masyarakat untuk mulai dari diri sendiri memilah plastik di rumah karena plastik bisa memiliki nilai ekonomi dengan cara dikumpulkan dan dijual ke kami," pungkasnya. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…