Rakernas HIMKI 2020, Kuatkan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional

Rakernas HIMKI 2020, Kuatkan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional

NERACA

Jakarta – Gathering Masyarakat Industri Mebel dan Kerajinan Nasional yang dilaksanakan kemarin malam dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HIMKI yang digelar hari Kamis (23/1) bertujuan untuk pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional, yang meliputi terjaminnya keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional.

Penyelenggaraan Rakernas ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga (ART) HIMKI. Rakernas dilaksanakan minimal sekali dalam setahun untuk koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Sesuai pasal tersebut, peserta Rakernas adalah seluruh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pimpinan Daerah serta Badan Eksekutif Pusat.

Acara ini juga dihadiri oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Kabupaten Cirebon/Provinsi Jawa Barat, para stakeholder industri, dan mitra-mitra stategis HIMKI di tingkat nasional dan daerah, baik dari jajaran pemerintah maupun swasta dalam mendukung produsen/ eksportir mebel dan kerajinan nasional.

Acara gathering dibuka oleh Ketua DPD HIMKI Cirebon Raya, yang dilanjutkan dengan sambutan oleh Sekretaris Jenderal HIMKI, Abdul Sobur dan Ketua Umum HIMKI Ir. Soenoto yang membahas berbagai permasalahan yang memperlemah daya saing industri mebel dan kerajinan nasional dan solusi yang harus dilaksanakan sehingga industri padat karya ini dapat tumbuh sebagaimana mestinya.

Di acara ini juga diperkenalkan DPD-DPD baru, yaitu DPD HIMKI Nusa Tenggara Barat, DPD HIMKI Sulawesi Tengah, DPD HIMKI Sumatera Selatan dan DPD HIMKI Kalimantan Selatan. Dengan demikian, jumlah DPD HIMKI ada 16 DPD. Hal ini merupakan jawaban bahwa jaringan HIMKI sudah melebar ke hampir seluruh Nusantara, yang meliput industri hulu dan hilir.

Bagi industri mebel dan kerajinan nasional, Rakernas ini sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja. Sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar.

Masih Ada Kendala

HIMKI optimistis bahwa industri ini akan terus mengalami pertumbuhan. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN. Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini mestinya menjadi industri yang tangguh.

Namun demikian, masih adanya kebijakan kontraproduktif yang membuat industri mebel dan kerajinan Indonesia kurang berkembang. Di atara kebijakan itu adalah masih adanya sistem verifikasi dan legalitas kayu (SVLK) yang diberlakukan pemerintah. Hal ini membuat harga bahan baku bagi industri kayu tak kompetitif dibanding pesaing kita seperti Malaysia dan Vietnam karena untuk mengurus SVLK dan beberapa ijin pendukungnya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Sampai saat ini SVLK masih tetap berlaku untuk industri mebel dan kerajinan. Padahal pada Rapat Terbatas HIMKI dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Oktober tahun lalu, Presiden hanya setuju pemberlakuan SVLK ini untuk industri hulu. Untuk itu, kalangan pengusaha yang bergerak di sektor industri mebel dan kerajinan yang tergabung di HIMKI terus meminta agar pemerintah segera menghapus SVLK untuk industri mebel dan kerajinan. Penerapan kebijakan SVLK ini berdampak pada tidak maksimalnya kinerja ekspor nasional. Padahal saat ini industri mebel tengah bersaing ketat dengan pelaku industri mebel internasional seperti Malaysia, Vietnam, China dan negara-negara produsen di kawasan Eropa dan Amerika.

Di Rakernas ini juga dibahas tentang masih adanya pihak-pihak yang menginginkan dibukanya ekspor log dan bahan baku rotan dengan berbagai alasan. Mereka menginginkan ekspor log dan bahan baku rotan karena menganggap lebih praktis dan menguntungkan dengan mengekspor bahan baku ketimbang ekspor barang jadi berupa mebel dan kerajinan.

Jika mengacu pada matrik pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional mengenai pengamanan bahan baku sebagai jaminan penunjang utama terjadinya pertumbuhan industri, yang digagas HIMKI, maka adanya rencana membuka keran ekspor log dan bahan baku rotan harus dicegah karena bahan baku tersebut pada akhirnya akan diekspor habis-habisan seperti yang terjadi beberapa tahun lalu terhadap bahan baku rotan. Ekspor bahan baku sangat bertentangan dengan program hilirisasi yang telah dicanangkan pemerintah.

Masalah stragtegis lain yang dibahas di Rakernas adalah promosi, pemasaran dan penetrasi pasar sebagai langkah strategis untuk memperkenalkan produk ke pasar global sekaligus membangun citra positif produk Indonesia di mancanegara. Dari sini diharapkan, terjadinya kegiatan-kegiatan promosi dan pemasaran yang terkelola dengan baik yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri dengan jadwal yang terprogram sepanjang tahun untuk target market di seluruh dunia terutama untuk negara-negara yang perekonomiannya tumbuh.

Inovasi dan pengembangan desain dibahas juga di Rakernas 2020. Desain dan pengembangan produk adalah kunci sukses bersaing di pasar global, yaitu deangan tersedianya fasilitas penunjang untuk melakukan kegiatan pengembangan desain (Design Center) dan perlindungan desain (HAKI) di wilayah-wilayah basis produksi sebagai syarat terjadinya kemandirian dalam hal suplai desain. Untuk itu, institusi desain dimaksud harus dikelola secara komperhensif dan berkesinambungan. Hal ini mutlak diperlukan sebagai syarat utama terbentuknya daya saing industri yang ditopang oleh kualitas desain produk yang layak pasar.

Mengingat pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi SDM sangat penting bagi industri mebel dan kerajinan nasional, masalah ini juga menjadi bahasan penting Rakernas. Untuk itu diperlukan regulasi dalam upaya penyediaan dan pembinaan sumber daya manusia terampil. Yaitu program kerja yang disusun oleh pemerintah dan asosiasi dalam upaya menyediakan tenaga kerja trampil berpendidikan vokasi yang siap kerja di industri mebel dan kerajinan.

Berbagai permasalahan di daerah juga dibahas oleh DPD-DPD HIMKI yang ada di berbagai daerah. Berbagai kebijakan negatif yang ada di daerah dikupas tuntas di Rakernas ini. Ada beberapa kendala yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat dan ada juga yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah yang menjadi kendala dalam pengembangan usaha mebel dan kerajinan di daerah. Dan di forum Rakernas inilah dibahas solusi untuk menyikapi masalah-masalah di atas. Mohar/Iwan

 

 

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…