Usai Polemik Goreng Saham - APEI Berharap Pasar Modal Kembali Bullish

NERACA

Jakarta – Polemik soal saham “gorengan” saat ini teleh menyita perhatian pelaku pasar modal. Pasalnya, akibat praktek tersebut telah menyeret dua perusahaan asuransi milik negara PT Asuransi Jiwasraya dan Asabri menderita rugi hingga puluhan triliun. Selain itu, pihak Kejaksaan Agung sendiri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus Jiwasaraya,

Menguaknya kasus saham gorengan ini, secara tidak langsung memberikan dampak terhadap iklim investasi pasar modal. Melihat hal tersebut, Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) berharap berbagai kasus yang berkaitan dengan pasar modal cepat selesai agar kinerja industri kian melaju. “Awalnya kita juga bullish dengan bursa kita. Namun, rentetan kasus terkait pasar modal mengemuka. Bisa jadi wait and see karena menunggu ujungnya dimana,”kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto di Jakarta, kemarin.

Namun demikian, lanjutnya, sejumlah perusahaan efek optimistis industri pasar modal pada 2020 akan semakin bertumbuh. Survei Bloomberg pun menempatkan Indonesia sebagai salah satu top investment di antara negara-negara berkembang lainnya. Oleh karena itu, APEI berharap berbagai kasus yang muncul pada akhir 2019 dapat segera selesai. Dengan demikian, seluruh pihak dapat memanfaatkan momentum bullish 2020, termasuk perusahaan efek.

Octavianus yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Kresna Sekuritas, mengatakan pihaknya sedang menggodok 4 calon emiten untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) pada 2020. Sementara menyikapi kasus Asuransi Jiwasraya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan rambu-rambu di pasar modal telah mengakomodasi faktor perlindungan investor.

Kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo, kasus Jiwasraya yang menyeret beberapa emiten bukan perkara kekurangan peringatan dari bursa. Menurutnya, bursa telah memiliki sistem yang bisa memperingatkan investor agar berhati-hati memilih saham. Melalui mekanisme unusual market activity (UMA), Bursa telah memberikan rambu-rambu agar investor lebih cermat. Selain itu, dia menyebut mekanisme penghentian transaksi dan notasi khusus pada saham bisa memberikan informasi sehingga investor bisa terlindungi.

Dengan demikian, bila terjadi kesalahan akibat investor tetap melakukan transaksi saham dengan rambu tersebut berarti di luar tanggung jawab bursa."Kami ada segala macam aturan UMA, suspensi, melakukan notasi khusus. Kami mempunyai rambu-rambu. Apabila diikuti dengan baik, memberikan guidance bagi investor,"tandasnya.

Di sisi lain, dia menyebut akan ada sanksi yang diberikan bagi sekuritas yang juga terlibat. Menurutnya, sanksi bakal diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti diketahui, sejumlah pelaku pasar modal ikut terseret dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero). Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang melakukan pemeriksaan terhadap beberapa manajer investasi dan sekuritas.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…