Meningkatkan Kecerdasan Naturallis Pada Anak

 

 

"Kakak, kita main rumah-rumah dari pasir yuk?" Kakak, buat sapu-sapuan dari ranting pohon ini yuk?" Kakak, ini sudah sore ya?" Beberapa pertanyaan di atas sering dilontarkan anak berusia tiga tahun, atau usia PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jangan khawatir, ternyata ini berkaitan erat dengan naturalist intellegence atau kecerdasan naturalis.

 

Biasanya, pertanyaan-pertanyaan itu berhubungan erat dengan alam atau lingkungan sekitarnya. Jika Anda masih asing dengan istilah ini, maka untuk diketahui bahwa kecerdasan ini merupakan salah satu kecerdasan dari sembilan kecerdasan yang diungkapkan dalam teori Howard Gardner, yang dikenal dengan teori multiple intelligence.

 

Lantas, apa yang dimaksud dengan kecerdasan naturalis itu sendiri? Dikutip dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, kecerdasan naturalis merupakan salah satu kecerdasan dimiliki seorang anak dalam mengenali, memahami, melihat perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang ia lihat atau jumpai di alam atau lingkungan sekitarnya.

 

Ternyata, kecerdasan ini lekat dengan tumbuh kembang anak. Otak anak bekerja mengenali pola, menangkap persepsi sensor melalui seluruh panca inderanya dan melakukan kategorisasi objek tertentu. Dengan kecerdasan yang dimilikinya ini, anak akan menjadi lebih peka terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya dan mampu mengidentifikasi tanda-tanda alam yang terjadi di lingkungannya.

 

Jadi, kecerdasan naturalis menjadi penting untuk dirangsang sejak dini guna masa depan anak yang lebih baik. Sebab akan menjadi sia-sia jika anak memiliki prestasi akademik yang baik namun tidak bisa bersikap ramah terhadap alam dan sekitar. Maka, inilah cara menggugah kecerdasan naturalis anak dengan beberapa aktivitas berikut.

 

1. Biarkan anak bermain peran bersama teman sebayanya. Contohnya dulu saat kita masih kecil mungkin sering sekali bermain rumah-rumahan dengan memanfaatkan benda-benda alam di sekitar. Menjejerkan batu-batu kecil untuk dijadikan sebagai tembok, menjadikan ranting pohon sebagai sapu atau penyekat ruangan, atau daun kelapa dijadikan sebagai keris, dan sebagainya. Nah, saat melihat anak sedang bermain demikian maka biarkanlah mereka asyik bermain, sebab saat bermain itu anak mampu mengidentifikasi bagian-bagian rumah beserta fungsinya, mampu memanfaatkan benda-benda alam untuk sesuai dengan imajinasinya.

 

2. Pelihara hewan atau tanaman di rumah Jika memelihara kucing, anjing, tanaman bunga atau buah-buahan, maka anak akan belajar merawat dan menghormati alam, baik hewan maupun tumbuhan. Sehingga sikap peduli, penuh kasih sayang, suka merawat kebersihan dan keindahan ini melekat dalam diri anak sejak kecil. Saat dewasa nanti anak pun akan memperlakukan alam atau pun kepada sesama dengan perilaku yang baik pula.

 

3. Ajak anak berwisata ke kebun binatang Melalui kegiatan ini anak akan mengamati dan mengidentifikasi macam-macam binatang. Orangtua bisa meminta anak untuk menceritakan hasil pengalaman berwisatanya sepulang dari kebun binatang. Tentu tujuannya untuk melatih ulang pengetahuan dan daya ingat anak. Selain itu jika ada yang kurang tepat, orangtua berperan meluruskan. Sehingga kegiatan berwisata ke kebun binatang ini bernilai edukatif.

 

4. Ajak anak buat kegiatan kemah literasi Untuk kegiatan ini tidak harus di bumi perkemahan, namun mendirikan tenda di sekitar lingkungan rumah juga sudah cukup. Kemudian dalam kegiatan berkemah itu, kita kemas dengan kegiatan literasi seperti bercerita nyaring tentang alam semesta kepada anak. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan literasi pengetahuan anak perihal alam. Sehingga selain anak diajak untuk menyatu dengan alam, anak juga paham hakikat alam itu sendiri sesuai dengan kadar pengetahuan yang dimiliki.

 

5. Biarkan atau minta anak menggambar pemandangan Ketika kita meminta anak untuk menggambar, biasanya yang akan digambar adalah menggambar dua gunung, di tengahnya terdapat matahari dan di bawah gunung terdapat hamparan sawah yang hijau. Saat melihat apa yang digambar anak demikian, orangtua terkadang protes, "Coba cari gambar yang lain, Dik," Di sinilah sebenarnya orangtua alangkah lebih baik memotivasi anak dan membiarkan anak menggambar sesuai imajinasinya. Sebab saat anak menggambar alam berarti ia telah mampu mengenali alam sekitar dan memiliki kecenderungan kecerdasan naturalis.

 

 

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…