BEI Kembali Perdagangkan Saham KIAS

NERACA

Jakarta- Setelah cukup lama disuspensi, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya secara resmi kembali memperdagangkan saham PT Keramik Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) pada perdagangan Kamis (4/7). Tercatat, sejak perdagangan dibuka, harga saham KIAS menghijau sebesar 10 basis poin atau setara dengan 10% di level 110. Harga itu menguat dari harga sebelumnya di level 95.

Berdasarkan data RTI, terjadi 3.087 kali transaksi saham KIAS dengan volume mencapai 72,3 juta saham. Nilai transaksi itu mencapai Rp 7,8 miliar. Sebagai informasi, saham KIAS sudah disuspensi oleh BEI sejak 28 Juli 2017. Suspensi itu dilakukan lantaran dua tahun lalu KIAS tidak memenuhi ketentuan V1 atas Peraturan BEI Nomor I-A.

KIAS mendapatkan sanksi karena tidak memenuhi ketentuan soal jumlah saham yang dimiliki pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama.  Aturan BEI mewajibkan emiten agar menyetorkan 50 juta saham dan/atau paling kurang 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor.

Pada 24 Juni 2019 lalu, KIAS melaporkan penjualan sahamnya yang dipegang oleh SCG Building Materials Co., Ltd. SCG Building tercatat melepas sebanyak 575 juta saham KIAS dengan harga Rp 20 per saham. Pasca penjualan itu, jumlah kepemilikan saham SCG Building menjadi 13,80 miliar saham atau setara dengan 92,46% dari total modal ditempatkan dan disetor. Pada tanggal 25 Juni 2019, KIAS resmi mengajukan permohonan pencabutan suspensi sahamnya di bursa sebelum akhirnya resmi dicabut suspensinya oleh BEI.

Sebagai informasi, pacu pertumbuhan bisnis, perseroan bakal agresif menghadirkan varian dan produk baru. Handono Warih, Direktur KIAS pernah bilang, pasar di semester-II 2019 masih berpeluang menumbuhkan sales perusahaan. Namun ada beberapa hal yang masih mengganjal perseroan, salah satunya cost energi yang begitu tinggi. "Penghematan biaya produksi adalah case utama bagi perusahaan manufaktur serta pemeliharaan mesin agar bisa efisien dan kurangi cost,"ujarnya.

Oleh karena itu, dari anggaran awal capital expenditure (capex) di kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 14 miliar, yang baru terserap sekitar Rp 1,2 miliar. Manajemen mengatakan, perusahaan cenderung selektif dalam menggunakan anggaran agar tetap efisien. Yang jelas perseroan berencana meningkatkan utilitas pabrikan hingga 90% dari kapasitas terpasang 22 juta meter persegi di tahun ini. Adapun soal target, Handono mengatakan perusahaan memproyeksi pertumbuhan sekitar 5% di tahun ini.

KIAS dikenal memproduksi keramik segmen menengah, meski pasarnya penuh tantangan namun kata Handono produk ini juga dipersiapkan untuk pemenuhan konsumsi proyek properti dan perumahan di masa mendatang. Dimana Indonesia diproyeksikan perkembangan infrastruktur dan industri real estate nya masih prospektif.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…