Pemerataan Kecepatan Internet, Pemerintah Bangun Satelit Satria

Pemerintah  sedang mengupayakan satelit multifungsi yang akan selesai dibangun pada 2023 mendatang untuk meratakan internet cepat di Indonesia.

Direktur Utama  Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif, saat acara penandatanganan kerja sama penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi mengumumkan proyek tersebut akan dinamai Satria, kependekan dari Satelit Republik Indonesia.

Satria akan menjadi andalan bagi daerah-daerah yang sulit terjangkau jaringan kabel serat optik untuk terhubung ke internet cepat. Pemerintah akan membangun satelit dengan teknologi High Throughput untuk menghadirkan internet cepat.

Pertimbangan menggunakan satelit multifungsi ini didasari oleh faktor efisiensi biaya dan cakupan yang luas. BAKTI menyatakan dengan satelit konvensional, mereka menggelontorkan uang sewa sebesar Rp 18 juta untuk setiap megabite per detik (Mbps). Sementara itu, dengan satelit Ku-band, angkanya turun menjadi Rp 6 juta per Mbps.

Dengan satelit multifungsi, biaya per Mbps dapat menjadi lebih murah yaitu Rp 1 juta per Mbps. "Satelit ini menjawab persoalan konektivitas. Ke depannya kita bisa mendorong sektor konten dan aplikasi," kata Anang.

BAKTI menargetkan tahun ini dapat menandatangani kontrak dan menyelesaikan urusan administrasi agar Satria dapat dibangun mulai awal 2020. BAKTI memperkirakan satelit akan selesai dibangun dalam tiga tahun, sehingga pada 2023 satelit ini akan dapat beroperasi.

Pemerintah menargetkan dapat menjangkau 149.400 titik yang membutuhkan layanan internet cepat untuk mendukung kebutuhan dalam pendidikan, kesehatan, pemerintahan daerah serta pertahanan dan keamanan.

Pemerintah menyewa satelit milik perusahaan swasta yang berada di atas wilayah Indonesia sambil menanti Satria selesai agar masyarakat di daerah terdepan, tertinggal dan terluar dapat merasakan internet cepat.

Lima perusahaan terpilih untuk kerja sama penyediaan kapasitas satelit sebesar 21 Gbps setelah melalui proses lelang, yaitu PT Aplikasinusa Lintasarta, PT Indo Pratama Teleglobal, Konsorsium Iforte HTS, PT Pasifik Satelit Nusantara dan PT Telekomunikasi Indonesia.

Pada kesempatan sebelumnya,  Hootsuite merilis laporan terbaru tentang aktivitas internet yang menyajikan data kecepatan internet.

Bila menilik laporan tersebut, ternyata kecepatan rata-rata internet di dunia adalah 42,71 Mbps untuk internet kabel dan 22,16 Mbps untuk koneksi mobile.Perlu diperhatikan angka itu adalah rata-rata, sementara negara-negara maju ada yang memiliki akses internet dua sampai tiga kali lipat dari 42,71 Mbps.

Berikut peringkat negara terbaik dalam kecepatan internet kabel: 1. Singapura: 161.50 Mbps, 2. Islandia: 157.73 Mbps, 3. Hong Kong: 129.64 Mbps, 4. Korea Selatan: 117.49 Mbps, 5. Rumania: 195.7 Mbps, 6. Swedia: 93.24 Mbps, 7. Hongaria: 90.94 Mbps, 8. Makau: 87.92 Mbps, 9. Amerika Serikat: 84.66 Mbps, 10. Belanda: 83.41 Mbps

Tidak mengejutkan Singapura kembali menempati posisi pertama dalam kecepatan internet. Tidak hanya itu, ada empat negara Asia yang menempati 10 besar.

Lebih lanjut, berikut 10 negara yang memiliki akses internet mobile tercepat: 1. Norwegia: 62,01 Mbps, 2. Islandia: 58,44 Mbps, 3. Belanda: 54,53 Mbps, 4. Singapura: 51,92 Mbps, 5. Uni Emirat Arab: 51,72 Mbps, 6. Qatar: 51,61 Mbps, 7. Australia: 50,04 Mbps, 8. Hongaria: 46,38 Mbps, 9. Kanada: 45,67 Mbps, 10. Belgia: 45,16 Mbps

Masih menurut laporan Hootsuite, di Indonesia rata-rata kecepatan internet kabel adalah 13,79 Mbps, sementara untuk mobile rata-rata memiliki kecepatan 9,82 Mbps.

Kecepatan internet di Indonesia ditelisik oleh nPerf dalam laporannya bertajuk Barometer of Mobile Internet Connections in Indonesia (Barometer Koneksi Internet Mobile di Indonesia).

Telkomsel sebagai operator seluler memiliki kecepatan internet paling unggul di sepanjang 2017.

Adapun kategori kecepatan internet Telkomsel yang menurut nPerf bagus antara lain, seperti kecepatan download, upload, serta browsing. Namun, Telkomsel justru tak unggul pada kategori latency dan streaming video. Untuk dua bagian ini justru dimenangi oleh Bolt.

Untuk kategori kecepatan download, rata-rata pengguna Telkomsel mendapatkan kecepatan 10,64 Mbps, disusul Smartfren dan Bolt dengan kecepatan 9,6 Mbps dan 8,87 Mbps.

Sementara kecepatan upload, Telkomsel bisa mencapai 7,91 Mbps, di posisi berikutnya ada XL Axiata dengan 2,95 Mbps, dan operator seluler lain kecepatannya ada di bawah 2,15Mbps. Bolt sendiri terjungkal dengan 1,23 Mbps.

BERITA TERKAIT

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…