Keterampilan Tenaga Kerja di Sektor Industri Terus Dipacu

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian sedang gencar memacu keterampilan atau kemampuan dari tenaga kerja industri di Indonesia sesuai kebutuhan era saat ini termasuk memasuki industri 4.0. “Dalam upaya meningkatkan skill tenaga kerja, kami telah menyampaikan kepada perusahaan-perusahaan agar mengirim tenaga kerjanya ke balai pendidikan dan pelatihan (diklat) yang telah disediakan oleh Kemenperin,” papar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar, disalin dari siaran resmi.

Menurut Haris, peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi sangat penting dan erat hubungannya dengan restruksturisasi mesin. “Karena mesin-mesin produksi ini terus berkembang, kalau dahulu mesin masih tradisional, sekarang perkembangan mesin sudah meningkat luar biasa,” jelasnya.

Selain itu, untuk peningkatan skill tersebut, Kemenperin juga fokus pada pengembangan lima sektor industri sesuai implementasi Making Indonesia 4.0. Kelima sektor industri yang dimaksud, adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, elektronika, otomotif, serta kimia.

Haris menambahkan, Kemenperin semakin serius dalam upaya peningkatan SDM industri terampil, sehingga masuk dalam salah satu program prioritas di tahun 2019. Misalnya, dengan menjalankan program pendidikan vokasi link and match SMK dengan industri serta pelatihan 3in1. Tahun ini ditagetkan dapat diikuti sebanyak 72 ribu peserta.

“Mereka mendapat pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja. Jadi, 72 ribu orang itu langsung kami tempatkan di perusahaan-perusahaan,” terangnya. Kemenperin menyelenggarakan pendidikan vokasi industri tersebut berbasis kompetensi dengan dual system, yakni melalui praktik dan teori yang perbandingannya sekitar 70:30.

Di samping itu, Kemenperin memfasilitasi pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri. Tahun ini akan difasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon dan Politeknik Industri Agro di Lampung.

Kemudian, Kemenperin telah menyiapkan tujuh balai diklat, sembilan SMK dan 10 politeknik yang akan menjadi role model dalam pelaksanaan pendidikan vokasi. “Karena Kemenperin punya tugas agar di sektor industri ini supaya bisa menyerap 600 ribu tenaga kerja setiap tahunnya,” imbuhnya.

Semua program pendidikan vokasi industri yang dilakukan Kemenperin tersebut, tujuannya untuk persiapan menghadapi era industri 4.0 dan meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pada tahun 2019, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis dalam rangka membangun SDM yang kompeten, terutama agar siap menghadapi perkembangan industri 4.0. Salah satu upayanya melalui penguatan pendidikan vokasi industri.

“Adapun empat program pendidikan vokasi industri yang bakal dijalankan, antara lain pendidikan vokasi berbasis kompetensi menggunakan sistem ganda atau dual system yang diselenggarakan di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yakni 9 SMK, 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas,” sebutnya, disalin dari siaran resmi.

Kedua, pembangunan Politeknik Industri atau Akademi Komunitas di Kawasan Industri atau Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri. Tujuannya mendorong peningkatan investasi dan pemberdayaan SDM lokal. “Di antaranya yang telah dibangun adalah Politeknik Industri Logam di Kawasan Industri Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, dan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal,” ungkap Airlangga.

Bahkan, program tersebut telah bekerja sama dengan Swiss untuk menerapkan pendidikan vokasi industri yang dual system di ketiga Politeknik tersebut melalui program Skill For Competitiveness (S4C). Pada tahun ini, Kemenperin akan membangun Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung.

Program ketiga, yakni pendidikan vokasi industri yang link and match antara SMK dengan Industri. “Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini akan ditindaklanjuti dengan program-program penguatan kapasitas dan kualitas SMK melalui penyelarasan kurikulum yang link and match dengan industri, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan magang di industri, fasilitasi praktik kerja siswa di Industri serta bantuan fasilitas penunjang praktikum bagi SMK,” paparnya.

Keempat, Kemenperin menyelenggarakan program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta pada tahun 2019.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…