NERACA
Jakarta - Nilai kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil melewati kapitalisasi pasar PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Per Februari 2018 kapitalisasi pasar perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Djarum itu sudah menembus angka Rp565,66 triliun, bandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar HMSP yang bertengger di angka Rp560,65 triliun. Informasi tersebut berdasarkan data statistik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/3).
Sebelum mencapai posisi puncak, kapitalisasi pasar BBCA masih berada di bawah HMSP, yakni sebesar Rp554,68 triliun. Sementara HMSP tercatat sebesar Rp569,95 triliun. Salip-menyalip sendiri terjadi pada kedua saham tersebut sejak dua tahun terakhir. Di sisi lain, kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kini mengancam posisi HMSP di posisi ketiga sebesar Rp461,58 triliun.
Sementara posisi keempat dan kelima ditempati PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp411,25 triliun dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp403,19 triliun. Sebagai informasi, saat ini BCA cukup agresif dalam mengembangkan bisnisnya. Disebutkan, berencana mengakuisisi dua bank kecil sebagai salah satu target ekspansi tahun ini.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja pernah mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pendanaan untuk memuluskan rencana akuisisi tersebut meski belum menyebutkan nama-nama bank yang dibidik. "Sementara kami anggarkan Rp 4,5 triliun termasuk kebutuhan delapan anak usaha,"ujarnya.
Jahja mengatakan, sebenarnya rencana akuisisi terhadap dua bank tersebut sudah ingin dilakukan sejak tiga tahun yang lalu. Nantinya, kedua bank yang akan dicaplok BCA itu akan dimerger sebagai second brand. Meski tak menyebut nama, namun Jahja bilang, bank yang dibidik merupakan bank nasional. Kemungkinan bank yang akan diakuisisi tersebut masuk kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I atau BUKU II.
David Nathanael Sutyanto, analis PT Equator Swarna Sekuritas menilai, rencana mengakuisisi bank ini menjadi bukti bahwa BBCA ingin mendiversifikasi ke beberapa segmen nasabah. "Ini merupakan strategi BBCA untuk menangkap captive market," kata David.
Menurutnya, hal ini menjadi suatu cara ekspansi yang lumrah dilakukan untuk menjaring nasabah. David menilai, rencana tersebut cukup positif, karena dengan adanya aksi tersebut pasar BBCA akan menjadi semakin besar. Tercatat sepanjang tahun 2017 kemarin, BCA membukukan laba bersih konsolidasi mencapai Rp 23,3 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi 13,1% dibanding akhir tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,6 triliun.
Adapun, peningkatan laba didorong oleh kenaikan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 6% menjadi Rp 57 triliun pada tahun 2017.
Pameran makanan Salon International de l’Alimentation (SIAL) Interfood 2024 yang kembali digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, sejak Rabu…
NERACA Jakarta – Pangkas beban utang, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mengumumkan telah melunasi utang senilai Rp85 miliar kepada…
NERACA Jakarta- Ramaikan pasar kendaraan listrik, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersiap membanjiri pasar bus listrik dengan mendistribusikan lagi sebanyak…
Pameran makanan Salon International de l’Alimentation (SIAL) Interfood 2024 yang kembali digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, sejak Rabu…
NERACA Jakarta – Pangkas beban utang, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mengumumkan telah melunasi utang senilai Rp85 miliar kepada…
NERACA Jakarta- Ramaikan pasar kendaraan listrik, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersiap membanjiri pasar bus listrik dengan mendistribusikan lagi sebanyak…