NERACA
Jakarta - Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu isu sentral bagi sebuah negara yang sedang membangun seperti Indonesia. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur nasional menjadi salah satu bidang yang diprioritaskan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan Nawacita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Rencana pembangunan Indonesia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini tentu memberi peluang bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang engineering, procurement, and construction (EPC) di Indonesia. Salah satunya adalah PT Optic Marine Indonesia (OMI), sebagai anak usaha dari Optic Marine Group (OM Group), yang turut berpartisipasi dalam kegiatan penggelaran kabel fiber optik dan power cable bawah laut di Indonesia untuk menghubungkan antar pulau dan antar benua melalui jaringan komunikasi kabel bawah laut.
Untuk mewujudkan hal ini, maka PT Optic Marine Indonesia menjalin kerja sama dengan PT Pelayaran Lintas Optik (PLO). Dimana kedua perusahaan memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing, khususnya dalam penggelaran kabel bawah laut untuk kabel fiber optik dan cable power di Asia Pasifik. Kerja sama ini juga didukung dengan 3 (tiga) unit kapal berbendera Indonesia yang dimiliki oleh PT Pelayaran Lintas Optik, yaitu: Kapal Cable Empowered untuk kegiatan perairan dangkal, Tug Boat Janet sebagai pendukung kegiatan kapal Cable Empowered, dan Kapal CS Ile de re untuk kegiatan laut dalam.
Dengan adanya kerja sama ini, PT OMI berharap dapat meningkatkan performa perusahaan dan juga ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi nasional. “Kami memahami bahwa pembangunan sistem jaringan komunikasi kabel bawah laut merupakan salah satu langkah penting bagi pemenuhan kebutuhan komunikasi yang cepat di Indonesia. Oleh karenanya, kerja sama ini menjadi penting bagi perusahaan serta membuktikan komitmen perusahaan bagi masyarakat Indonesia dalam menghadirkan kapal berukuran besar untuk penggelaran kabel bawal laut sesuai peraturan Implementasi Azas Cabotage pada Inpres Republik Indonesia No. 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran di Indonesia dan PM 100 tahun 2016 tentang tata cara dan persyaratan penggunaan kapal asing agar tercipta infrastruktur telekomunikasi berteknologi tinggi.” ungkap Komisaris Utama PT Optic Marine Indonesia, Isfan Fajar Satryo dalam keterangannya, Rabu (11/10).
Secara teknis, Ile de Re merupakan sebuah kapal khusus yang di desain untuk penggelaran dan pemeliharaan kabel bawah laut yang memiliki bobot sebesar 14.091 GWT (Gross Weight Tonnage). Kapal berbendera Indonesia ini bahkan mampu mengangkut empat ribu ton kabel fiber optik dan power cable yang jika dibentangkan bisa mencapai 3.800 km serta dapat memuat 84 atau lebih repeater. Selain ukurannya yang mengagumkan, kapal ini juga memiliki peralatan khusus penunjang kegiatan penggelaran dan menanam kabel hingga 3 meter (below seabed).
“Kami merasa optimis dengan kehadiran Ile de Re tantangan dalam pemasangan kabel laut di Indonesia dapat teratasi. Dan dengan teratasinya tantangan ini, maka kebutuhan akses telekomunikasi digital dapat terpenuhi bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk yang berdomisili di wilayah terpencil sekalipun. Bahkan kami yakin kehadiran Il de Re mampu mendukung terwujudnya Indonesia sebagai hub atau bandara transit bagi jaringan internet internasional. Ini merupakan bentuk komitmen serta partisipasi perusahaan dalam mendukung percepatan teknologi telekomunikasi dan makroekonomi di Tanah Air.” ungkap Letjen TNI (Purnawirawan) Yayat Sudrajat sebagai Komisaris Utama PT Pelayaran Lintas Optik
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengharapkan tidak ada badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia.…
NERACA Jakarta – Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pemerintah mengklaim kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat…
NERACA Jakarta – Kredit Usaha Rakyat (KUR) kembali mencatatkan kinerja positif di tahun 2024. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengharapkan tidak ada badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia.…
NERACA Jakarta – Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pemerintah mengklaim kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat…
NERACA Jakarta – Kredit Usaha Rakyat (KUR) kembali mencatatkan kinerja positif di tahun 2024. Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan…