Panasonic Targetkan Penjualan di 2011 Tumbuh 35%

NERACA

Jakarta - PT Panasonic Gobel Indonesia menargetkan peningkatan penjualan dalam tahun 2011 sekitar 30-35% dibandingkan penjualan tahun 2010. Panasonic optimis penjualan 2011 naik karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjuk ke arah yang  sangat baik. Tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6,2 %. Sehingga peningkatan taraf hidup untuk kelas menengah semakin besar.

“Kita menggunakan tahun fiskal Maret. Sehingga untuk tahun 2010 baru akan berakhir Maret ini. Di 2010 kita menargetkan tumbuh sekitar 30%. Dan tahun 2011 kita juga menargetkan pertumbuhan sebesar 30-35%  dibandingkan 2010,” jelas  Vice President Director PT Panasonic Gobel Indonesia Rinaldi Sjarif, disela acara peluncuran AC Inverte Econavi, di Jakarta, Kamis (24/2).

Menurutnya, sekarang Indonesia sudah masuk katagori sebagai negara emerging market.

Rinaldi menyebut, untuk tahun 2011, penjualan Panasonic masih akan didominasi oleh beberapa produk diantaranya pendingin ruangan (AC), lemari pendingin (kulkas), dan Televisi. “Ini hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya penjualan AC menyumbang sekitar 20% dan TV sekitar 25%,” terangnya.

Peningkatan penjualan produk Panasonic sejalan dengan pertumbuhan penjualan  elektronik di Indonesia. Berdasarkan data Electronics Marketers Club (EMC), nilai penjualan produk elektronika pada tahun 2011 diprediksi akan mencapai Rp 28,26 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 20%  dari penjualan pada tahun 2010 yang mencapai Rp 23,55 triliun.

“Jika pada 2009 penjualan elekronik hanya naik 18 %, maka pertumbuhan pada 2011 akan melebihi target 2010. Ditambah lagi investasi baru yang diperkirakan akan naik,” imbuhnya.

Salah satu langkah untuk meningkatkan penjualan produk elektronik, sambung Rinaldi, Panasonic akan mengeluarkan AC Inverter Econavi. Dia menargetkan penjualan AC Inverter Econavi akan mencapai minimal 100 ribu unit pada tahun ini. “Ini AC baru yang pertama di Indonesia dan dunia. Jadi kita optimis akan laku keras,” ujarnya.

Rinaldi menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar, AC Inverter Econavi dipasok dari pabrik Malaysia. Pasalnya hingga kini Indonesia belum akan membuat pabrik pendingin ruangan inverter karena permintaan belum ekonomis.

“Kapasitas Malaysia sudah sampai 3 juta, sedangkan di Indonesia untuk pabrik pendingin ruangan konvensional (non inverter) saja hanya 300 ribu – 400 ribu unit per tahun,” tuturnya.

Rinaldi mengaku optimis pendingin ruangan ini akan memiliki pasar yang cukup baik. Alasannya, karena faktor keunggulan yang ada, diantaranya memiliki sensor yang akurat sehingga berfungsi mendinginkan ruangan secara optimal. “Sensor akan membuat AC memiliki suhu sesuai keadaan di dalam ruangan saat ada orang maupun tidak ada orang,” terangnya.

Selain itu pendingin ruangan ini juga mampu menghemat energi hingga 60% dibandingan  pendingin konvensional. Sehingga masyarakat akan sangat menikmati, karena di Indonesia sedang tren peningkatan tarif dasar listrik.

“Pemerintah sepertinya akan menaikan harga TDL. Jadi dengan ini mereka tidak perlu khawatir menggunakan pendingin ruangan karena TDL yang naik,” urainya.

Sementara itu, untuk pabrik baterai Panasonic yang baru dibangun pada tahun 2010, akhirnya mulai berproduksi pada awal tahun 2011. Hasil produk pabrik ini di ekspor ke seluruh dunia.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…