NERACA

Jakarta – Nilai ekspor kerajinan tangan atau handicraft pada tahun 2011 diperkirakan bakal mencapai US$ 660-720 juta. Angka ini menunjukan adanya pertumbuhan volume ekspor sekitar 10-20%. Tahun 2010 lalu nilai ekspor handicraft hanya sebanyak US$ 600 juta.

“Naiknya ekspor kerajinan tangan ini merupakan hal positif yang bisa didapat industri karena sampai 2009 lalu belum bisa melakukan penjualan ke luar negeri,” kata Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Rudy Lengkong di Jakarta, Rabu (16/2).

Menurutnya, selama ini negara tujuan ekspor terbesar kerajinan tangan Indonesia adalah Amerika Serikat. Sementara untuk negara-negara di Asia, diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam. “Selama ini kita tidak ada kendala untuk ekspor, hanya ada sedikit (kendala) di bahan baku saja,” tuturnya.

Dia menambahkan, hingga akhir 2010 lalu, total penjualan retail kerajinan tangan dalam negeri mencapai Rp 90 miliar, naik 5% dari penjualan tahun sebelumnya. Sementara untuk kontrak dagang mencapai US$ 8,07 juta, naik dari tahun sebelumnya di US$ 7,5 juta.

Saat ini, imbuh Dia, sudah banyak perbankan yang mau memberikan kredit kepada industri kerajinan tangan lokal. Hal ini menunjukkan industrinya sudah mulai bangkit dari resesi.