NERACA
Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) sepanjang tahun 2015 membukukan pendapatan sebesar Rp3,02 triliun, tumbuh 30,71 persen dibandingkan 2014 yang mencapai Rp2,31 triliun. "Peningkatan pendapatan Peruri buah dari transformasi bisnis serta kemampuan manajemen mengikuti tren teknologi cetak dari konvensional ke digital serta penyesuian orientasi pasar dari lokal menuju global," kata Direktur Utama Peruri, Prasetio, saat paparan Kinerja Peruri 2015, di Jakarta, Kamis (7/4).
Menurut Prasetio, saat ini kontribusi bisnis cetak masih dominan yang mencapai 95 persen, demikian juga kontribusi pasar global sekitar 2 persen. "Tapi seiring dengan transformasi bisnis perseroan harus bisa mengembangkan semua bisnis termasuk peningkatan porsi ekspansi ke luar negeri," katanya.
Pada tahun 2015, Peruri membukukan laba usaha sebesar 476 miliar, naik 89,64 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp251 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih juga meningkat menjadi Rp324 miliar, naik 2,68 persen dari tahun sebelumnya Rp315 miliar. "Ini merupakan pertumbuhan yang signifikan dan menandakan bahwa efisiensi serta efektivitas pengelolaan bisnis perusahaan semakin baik," ujarnya.
Ia menjelaskan, kenaikan performa bisnis didorong melonjaknya kapasitas produksi uang kertas rupiah pada 2015 menjadi 9,3 miliar bilyet, naik 31,10 persen dibanding produksi 2014 sebanyak 7,1 milyar bilyet. Selain itu produksi pita cukai mencaai 180 juta lembar naik 4,05 persen dari sebelumnya sebanyak 173 juta lembar.
Produksi meterai tahun 2015 mencapai 738 juga keping, naik 12,67 persen dibanding 2014 sebanyak 655 juta keping. Meski begitu terjadi penurunan produksi uang logam yang hanya mencapai 1,6 miliar keping, dari sebelumnya 1,93 miliar keping, dan pencetakan Paspor dan buku dari 4,68 juta buku, merosot 20,16 persen dari sebelumnya 5,86 juta buku.
Adapun total aset Peruri 2015 mencapai Rp3,87 triliun, naik 18,40 persen dibandingkan sebelumnya sebesar Rp3,27 triliun. "Kenaikan aset merupakan bagian dari transformasi bisnis Peruri dengan melaksanakan modernisasi mesin sebagai alat produksi pencetakan uang," tegasnya.
NERACA Jakarta – Indonesia Re Institute bersama Divisi Life & Pricing Actuary Indonesia Re menyelenggarakan pelatihan eksekutif bertajuk…
NERACA Jakarta – Keamanan informasi dan data merupakan sebuah prioritas sejalan dengan lonjakan pengguna internet yang masif. Dilansir dari…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan para pemangku kepentingan termasuk kementerian atau lembaga terkait…
NERACA Jakarta – Indonesia Re Institute bersama Divisi Life & Pricing Actuary Indonesia Re menyelenggarakan pelatihan eksekutif bertajuk…
NERACA Jakarta – Keamanan informasi dan data merupakan sebuah prioritas sejalan dengan lonjakan pengguna internet yang masif. Dilansir dari…
NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan para pemangku kepentingan termasuk kementerian atau lembaga terkait…