HARGA MINYAK DUNIA CENDERUNG TURUN - BI: Stimulus Positif Ekonomi RI

Jakarta – Meski harga minyak mentah dunia cenderung terus menurun dan diperkirakan menembus level paling rendah US$20 per barel, Bank Indonesia (BI) tidak merasa khawatir dengan adanya penurunan harga minyak dunia tersebut. Pasalnya, penurunan harga minyak itu diharapkan memberi stimulus positif bagi perekonomian Indonesia ke depan.

NERACA

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, penurunan harga minyak dunia sekarang ini akan berdampak positif pada perekonomian nasional. "Saya kira tidak (menghawatirkan). Penurunan harga minyak itu kan lebih positif terhadap ekonomi kita," ujarnya kepada media elektronik di Jakarta, Senin (25/1).

Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat penurunan harga minyak berdampak positif, salah satunya yakni dari sisi neraca pembayaran. Jika dilihat dari perhitungan penerimaan (revenue) minyak memang turun, tapi negara masih bisa menghemat sekitar US$1.200 untuk impor minyak.

Perry mengatakan, dari dulu penurunan harga minyak memang tidak signifikan berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Namun demikian, dengan kondisi saat ini subsidi bahan bakar minyak (BBM) dihilangkan oleh pemerintah maka nantinya diharapkan memberi dampak positif.

"Penurunan harga minyak dan konsistensi kebijakan BBM dalam negeri akan memberi ruang bagi pemerintah menurunkan harga BBM dalam negeri dan juga akan menurunkan angka inflasi. Itu kalau pengaruh harga minyak sekarang itu lebih positif khususnya terkait inflasi," ujarnya.

Namun, menurut analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, kondisi Indonesia di tengah tekanan harga minyak dunia akan memicu rasa egoisme masing-masing.

“Pasti pada mikirin diri masing-masing, seperti PT Pertamina (Persero) pasti akan mikir bagaimana dia bertahan,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Minggu (24/1).

Menurut Salamuddin, produksi Pertamina sebesar 18% dari total produksi nasional, dan memiliki aset sekitar US$50 miliar, serta ribuan karyawan, jika harga minyak anjlok ke level US$20 per barel, maka sumbangan keuntungan dari hulu bisa akan berkurang.

“Bagaimana korporasi sebesar ini bisa berdiri jika hulunya ambruk, makanya harus ditolong di sektor hilir dengan penjualan BBM di atas harga wajar, dan lagi-lagi yang menjadi korban adalah rakyat,” ujarnya.

Selain itu, jatuhnya harga minyak dunia juga berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta PHK. Karena ini menyangkut ratusan perusahaan migas di Indonesia berniat memutus kontraknya, seperti Chevron memproduksi migas 48% dari total minyak nasional akan mengakhiri kontraknya.

“Tidak sanggup lagi beroperasi, jadi konsekuensinya ke pemerintah (APBN), karena dapat penerimaan dari bagi hasil minyak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Jika perusahaan asing tutup, darimana menutup defisit APBN yang besar. APBN kita bergantung pada industri migas, belum lagi angka pengangguran akan membludak,” ujarnya.

Dilema Pemerintah

Menteri ESDM Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR mengungkapkan, pemerintah bisa saja menurunkan harga BBM ketika kondisi harga minyak dunia rendah seperti saat ini namun kenaikan harga minyak dunia naik kembali berimbas kepada masyarakat kecil.

"Kita punya dilema yang sangat sulit. Tentu saja karena kita mengikuti harga keekonomian, (semestinya) kalau harga minyak dunia turun, harga BBM harusnya turun. Tapi jika turun terlalu dalam, nanti yang paling dikorbankan adalah masyarakat kecil," ujarnya Jakarta, kemarin.

Sudirman menjelaskan, kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini adalah ketika ada kenaikan harga BBM maka semua harga kebutuhan pokok pun akan mengalami kenaikan.

Tapi berbeda ketika harga BBM turun, belum tentu harga kebutuhan pokok tersebut akan mengalami penurunan. Itu yang menjadi dilema pemerintah, mengingat kondisi harga minyak dunia yang selalu fluktuatif.

"Karena setiap kali penurunan harga BBM tidak akan terjadi penurunan harga pangan maupun transportasi. Tapi begitu ada kenaikan sedikit itu naiknya luar biasa. Dan yang paling kena adalah (masyarakat) yang paling bawah," ujarnya.

Karena itu, Sudirman menegaskan pemerintah masih tetap pada aturan untuk melakukan perubahan harga BBM setiap tiga bulan sekali. "Benar sekali bahwa harga minyak dunia terus turun, bahkan turunnya makin dalam. Tapi kita sudah punya aturan bahwa peninjauan harga BBM dilakukan setiap tiga bulan sekali," ujarnya.

Tidak hanya itu. Kementerian ESDM melihat ada satu tantangan besar bagi industri migas nasional dari turunnya harga minyak dunia. Hal ini perlu diperhatikan agar penurunannya tidak memberi efek negatif bagi perekonomian Indonesia.

Sudirman mengakui, semakin rendahnya harga minyak maka linear kepada insentif akan semakin kecil. Rendahnya insentif ini yang menjadi penyebab menurunnya kegiatan eksplorasi migas.

"Harga minyak terus menurun, ini tantangan besar. Karena semakin rendahnya harga minyak, insentif akan semakin kecil," tutur dia.

Kendati demikian, menurut dia, pemerintah akan tetap terus mendorong untuk tetap agresif dalam melakukan kegiatan eksplorasi migas. Hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan lifting migas. "Kita tetap tingkatkan lifting migas," ujarnya.

Sudirman mengingatkan, untuk memperkuat industri migas nasional ini maka pemerintah tetap harus melakukan pembangunan infrastruktur migas, seperti pipa, storage, dan kilang minyak. "Membangun infrastruktur migas pipa, storage dan kilang minyak," ujarnya.

Untuk diketahui, bahwa harga minyak dunia sempat menyentuh level terendah US$27 per barel. Tapi melonjak naik pada Sabtu (23/1) untuk harga patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret menjadi US$32,18 per barel.

Menghadapi fluktuasi harga minyak dunia tersebut, Sudirman menilai ada kemungkinan pemerintah dan DPR untuk merumuskan penggunaan batas atas dan bawah dalam penentuan harga BBM yang mengalami penurunan yang signifikan.

“Mungkin dalam forum kali ini bisa dibahas atau dirumuskan apakah kita harus menggunakan batas atas dan bawah dalam penetapan harga BBM yang saat ini mengalami penurunan di tingkat dunia,”ujarnya seperti dikutip Antara.

Menurut dia, dengan adanya batasan terhadap fluktuasi harga BBM tersebut dapat membantu masyarakat di tingkat bawah agar tidak terkena dampak yang terlalu besar akibat pergerakan harga minyak.

“Batasan tersebut gunanya sebagai bantalan, supaya ketika terjadi bounce back harga BBM yang tadinya turun menjadi tiba-tiba naik, masyarakat terendah tidak terlalu terkena dampak yang besar,” ujarnya.

Sudirman mengaku, meskipun saat ini harga minyak dunia yang terus turun dan semakin anjlok, pemerintah belum menurunkan harga BBM karena dalam kesepakatan antara pemerintah dengan DPR, penyesuaian harga ini baru dapat dievaluasi kembali setiap tiga bulan yaitu pada Maret mendatang.

“Akhir 2015 lalu baru terjadi penurunan harga minyak. Sedangkan kesepakatan evaluasi dilakukan tiga bulan sekali, artinya tiga bulan kedepan baru ada peninjauan, ini juga pertimbangan agar masyarakat tidak terkena dampak signifikan, jadi periode tiga bulanan ini sesuai,” kata Sudiman.

Untuk dasar acuan yang jadi penentu harga BBM itu, kata Sudirman, adalah harga rata-rata referensi minyak dunia dalam periode tiga bulan rerakhir untuk (gasoline 92), nilai tukar rupiah, biaya penyimpanan, biaya distribusi BBM untuk menjangkau seluruh wilayah NKRI.

“Pengaruh lainnya adalah adanya PPN dan PBBKB serta marjin untuk badan usaha penyalur,” ujar dia.

Walau demikian, Sudirman juga menyayangkan dampak dari penurunan harga BBM terhadap ongkos transportasi dan barang-barang ternyata tidak signifikan.

“Ada dilema yang sulit, saat harga BBM turun terlalu dalam tidak ada penurunan harga barang dan tranportasi. Tapi saat harga BBM naik, transportasi dan barang naiknya luar biasa,” ujarnya. bari/mohar/fba

 

 

BERITA TERKAIT

MENTERI ESDM BAHLIL LAHADALIA: - Pemerintah Ubah Skema Subsidi BBM via BLT

Jakarta-Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sedang mempertimbangkan perubahan skema penyaluran subsidi BBM dan listrik melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT).…

DEMI MEMBANGUN TIGA JUTA RUMAH: - Menteri PKP Ajak Pengusaha dan Konglomerat Gotong Royong

NERACA Jakarta-Mega proyek pembangunan tiga juta rumah setiap tahunnya untuk mengatasi backlog perumahaan merupakan tugas berat yang tidak bisa berjalan…

Sawit Berkelanjutan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Perdesaan

NERACA Jakarta – Sebagai bagian penting dari sektor sumber daya alam Indonesia, bisnis minyak kelapa sawit berperan signifikan dalam memajukan…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENTERI ESDM BAHLIL LAHADALIA: - Pemerintah Ubah Skema Subsidi BBM via BLT

Jakarta-Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sedang mempertimbangkan perubahan skema penyaluran subsidi BBM dan listrik melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT).…

DEMI MEMBANGUN TIGA JUTA RUMAH: - Menteri PKP Ajak Pengusaha dan Konglomerat Gotong Royong

NERACA Jakarta-Mega proyek pembangunan tiga juta rumah setiap tahunnya untuk mengatasi backlog perumahaan merupakan tugas berat yang tidak bisa berjalan…

Sawit Berkelanjutan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Perdesaan

NERACA Jakarta – Sebagai bagian penting dari sektor sumber daya alam Indonesia, bisnis minyak kelapa sawit berperan signifikan dalam memajukan…