Laba Bersih BCA Naik 25,3%

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih Rp7,7 triliun hingga September 2011. Angka tersebut naik 25,3 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp6,1 triliun. BCA mencatatkan kenaikan total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lain 18,2 persen yoy menjadi Rp17,5 triliun, dari sebelumnya Rp14,8 triliun pada 2010. Sedangkan Return of Assets (ROA) menjadi 3,8 persen, dan Return on Equity (RoE) menjadi 32,6 persen.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, BCA mampu mempertahankan pertumbuhan yang solid dalam penyaluran kredit dan aktivitas perbankan transaksional selama tiga kuartal ini. "Pertumbuhan kredit tersebut meningkat di semua segmen didukung oleh lingkungan usaha kondusif, kuatnya permintaan nasabah, dan tingkat suku bunga yang relatif rendah. Sementara, konsistensi di aktivitas transaksional mampu memperkokoh basis dana pihak ketiga," kata Jahja dalam paparan kinerja kuartal III BCA di Jakarta, Senin.

Hingga akhir September 2011, portofolio kredit BCA mencatatkan pendapatan Rp176,3 triliun, atau naik 27 persen dari Rp138,9 triliun pada September 2010. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh kuatnya permintaan kredit Komersial dan Konsumer.

Corporate Secretary BCA Inge Setiawati memaparkan, Kredit Komersial serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tumbuh 37 persen yoy, menjadi Rp70,2 triliun.  Sementara, kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) menopang pertumbuhan kredit konsumer hingga 28,2 persen yoy menjadi Rp44,1 triliun. "KPR tumbuh 41,4 persen yoy menjadi Rp23,8 triliun, sedangkan KKB meningkat 23,2 persen yoy menjadi Rp15,9 triliun," imbuhnya.

Di segmen kredit korporasi, tercatat kenaikan 19,3 persen yoy menjadi Rp60,2 triliun. Kenaikan terutama didapat dari sektor rokok dan tembakau, pembiayaan konsumen, bahan bangunan dan konstruksi, serta perkebunan dan pertanian.

Pertumbuhan kredit tersebut berbanding lurus dengan loan to deposit ratio (LDR) yang meningkat 58,3 persen dari sebelumnya 52,6 persen pada 2010. Non performing loan (NPL) mampu dipertahankan pada 0,5 persen dengan rasio cadangan 350,3 persen terhadap total NPL. "Dana pihak ketiga tumbuh 14,6 persen yoy menjadi Rp301,3 triliun, saldo tabungan tumbuh 19,5 persen YoY menjadi Rp163,2 triliun, dan saldo giro meningkat 17,2 persen menjadi Rp70,8 triliun," imbuh Inge.

Dia mengklaim, BCA mempertahankan komposisi dana pihak ketiga (DPK) tersebut dengan komposisi dana rekening transaksional (tabungan dan giro) tercatat 77,7 persen dari total DPK. Sementara, secondary reserves membukukan pendapatan Rp84,5 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…