NERACA
Jakarta –Sampai dengan pekan pertama Juli 2015, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan kontrak baru senilai total Rp 10,59 triliun. Besaran tersebut setara dengan 33,47% dari target kontrak baru tahun ini yang mencapai Rp 31,64 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Suradi mengungkapkan, pada akhir semester pertama tahun ini perseroan berhasil memenangkan dua paket pekerjaan jalan tol. Keduanya merupakan bagian dari proyek tol Solo-Kertosono,”Total nilai kontrak sebesar Rp 625 miliar. Pendanaannya berasal dari APBN P 2015-2017,”ujar Suradi.
Paket pertama yakni jalan tol Solo-Kertosono single year paket 1 F sepanjang 1,5 kilometer (km). Pengerjaan proyek meliputi pekerjaan tanah seluas 200.000 meter kubik (m3), pekerjaan satu unit overpass, dan satu unit box culvert.
Suradi menambahkan, pengerjaan proyek telah dilangsungkan pada Juni 2015. Sesuai rencana, proyek tersebut bakal rampung akhir tahun ini. Paket kedua adalah paket jalan tol Solo-Kertososno multiyears contract. Paket yang berlokasi di Kartosuro-Ngawi tersebut digarap oleh WIKA konsorsium,”Perseroan selaku leader konsorsium dengan share pekerjaaan sebesar 38%. Sisanya, dimiliki kontraktor pelat merah lain dengan kepemilikan masing-masing sebesar 31%," ungkap Suradi.
Proyek sepanjang 20 km tersebut ditargetkan selesai pada tiga tahun mendatang. Adapun, lingkup pekerjaan konsorsium terdiri dari pekerjaan tanah dan struktur.
Sebagai informasi, jalan tol Solo-Kertosono yang menjadi penghubung anatar Jawa Tengah dann Timur terbagi menjadi dua ruas yaitu ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Selain itu, juga melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen di Jateng.
Sedangkan di Jawa Timur, tol akan membentang di sepanjang Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi. Dengan adanya tol tersebut, Solo-Ngawi-Kertosono dapat ditempuh hanya dalam 2,5 jam dari sebelumnya mencapai 6 jam. Tahun ini, Wijaya Karya menargetkan mampu mengantongi kontrak senilai Rp 55 triliun. Besaran tersebut terdiri dari kontrak baru sebesar Rp 31 triliun dan kontrak carry over Rp 24 triliun.
Asal tahu saja, di semester pertama tahun ini, perseroan menargetkan mampu membukukan kontrak baru mencapai Rp 16 triliun atau setara 50% dari total target. Suradi pernah bilang, lambatnya perolehan kontrak baru di kuartal pertama, karena proses tender proyek pemerintah yang baru dimulai Maret. Maka guna menggenjot perolehan kontrak, perseroan sedang membidik beberapa kontrak proyek luar negeri, di mana perseroan sedang mengikuti tender di Malaysia, Aljazair, dan Arab Saudi dengan total nilai tender sebesar Rp1,5 triliun.
Ditargetkan finalisasi tender proyek tersebut bakal rampung dilaksanakan tahun ini,”Kami ikut tender pembangunan gedung apartemen di Aljazair senilai Rp600 miliar. Proyek ini akan dikerjakan sendiri. Kami juga bakal menggandeng kontraktor lokal, Uero Japon untuk mengembangkan pengembangan proyek seluas enam blok apartemen di Aljazair," jelas Suradi. (bani)
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-11, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha BUMN PT PP (Persero)…
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-11, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha BUMN PT PP (Persero)…
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…