Korea Electric Siap Garap Proyek CNG Senilai US$ 2 Miliar

NERACA

Jakarta - Korea Electric Power Corporation (KEPCO) siap menggarap proyek pengembangan gas alam terkompresi atau "compressed natural gas" terintegrasi dengan perkiraan investasi lebih dari US$ 2 miliar.

“Proyek CNG ini akan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Rencananya akan dimulai tahun ini dan selesai seluruhnya pada 2015,” kata General Manager Kepco, Kim Young Saeng, dalam Forum Energi Indonesia-Korea di Jakarta, Kamis.

Menurut Young Saeng, proyek CNG itu terdiri dari pengembangan lapangan gas skala kecil dan menengah dengan cadangan sekitar 0,5 triliun kaki kubik.

Berdasarkan studi, proyek CNG akan bernilai ekonomis kalau lokasi lapangan gas berada dalam radius 2.000 km dari Bojanegara, Banten. Turut pula dalam pengembangan gas ini Korea Gas Corporation (Kogas) dan Korea National Oil Company (KNOC). Proyek transportasi memakai kapal dan pembangunan fasilitas penampungan CNG. Proyek ini juga melibatkan Kogas dan KNOC dengan pendanaan K-Sure, Infra Fund, K-Exim, dan JBIC.

Young Saeng menambahkan, proyek lainnya adalah pembangkit listrik berbahan bakar gas berkapasitas 750 MW di Bojanegara.

Dia menyebut, sebelumnya sudah pernah melakukan studi kelayakan bersama PT PLN (Persero) dengan opsi memakai gas alam cair (liquified natural gas/LNG). "Jadi, bahan bakar pembangkit diganti dari LNG ke CNG,” ujarnya.

Proyek terakhir adalah pembangunan pabrik amoniak berdekatan dengan pembangkit di Bojanegara.

Pabrik amoniak berbahan baku CNG itu direncanakan berkapasitas 600.000 ton per tahun. Produksi Amoniak akan diekspor ke Korea Selatan 400.000 ton per tahun dan memenuhi pasar domestik 200.000 ton per tahun.

Kepco akan menggandeng Hu-chems Corporation untuk membangun pabrik amoniak tersebut.

Sesuai rencana Kepco, studi kelayakan pengembangan proyek CNG dan pemilihan lapangan gas ditargetkan selesai 2011, perbaikan perjanjian 2011, dan studi kelayakan pembangkit 2011-2012.

Selanjutnya, tahapan konstruksi transportasi dan fasilitas penampungan CNG 2012-2014, pengembangan gas 2012-2014, konstruksi pembangkit 2012-2015, dan konstruksi pabrik amoniak 2013-2015.

Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Evita Legowo, mengatakan, Kepco bisa memanfaatkan lapangan gas skala kecil dan menengah di Jawa Barat.

"Ada beberapa sumur yang mungkin bisa dikembangkan sebagai CNG. Nanti, kami rapat khusus membahas ini dengan Kepco, PLN, Pertamina, dan kemungkinan PGN," katanya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…