NERACA
Jakarta – Kelompok pebisnis raksasa asal negeri ginseng Korea Selatan, Hanwa Co, LTD siap menanamkan modalnya hingga mencapai US$ 7 miliar. Setidaknya, ada enam sektor industri yang menjadi bidikan perusahaan itu untuk melebarkan sayapnya di Indonesia.
“Ke 6 sektor industri yang menjadi incaran perusahaan Korea tersebut meliputi Keuangan (asuransi), energi terbarukan, petrokimia, pertambangan, otomotif dan pariwisata. Dengan penduduk yang sangat banyak dan sumberdaya alam yang melimpah, mereka menilai Indonesia sangat potensial,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa (28/6).
Menurut Hatta, total investasi dari keenam sektor ini bisa mencapai miliaran rupiah. Untuk petrokimia saja bisa mencapai US$ 3-5 miliar, dan untuk resort wisata saja nilai investasinya bisa mencapai US$ 1-2 miliar.
Hatta yang mengaku bertemu dengan para pemimpin Hanwa mengungkap, kelompok usaha Korea tersebut tampak betul-betul serius untuk berinvestasi di Indonesia. “Mereka meminta kita untuk menyediakan mengenai data dan mereka akan kembali lagi untuk menekuni itu,” imbuh Hatta.
Hatta menambahkan, Hanwa meminta pandangannya soal dunia asuransi di Indonesia. Pasalnya, Hanwa berniat untuk mengembangkan perusahaan asuransi di Indonesia. “Mereka meminta pandangan saya apakah memperkuat saja perusahaan yang sudah ada di Indonesia atau membentuk perusahaan baru,” lanjutnya.
Selain itu, sambung Hatta, Hanwa juga bertanya tentang kemungkinan adanya insentif di sektor energi terbarukan lantaran perusahaan tersebut berminat masuk ke bisnis energi terbarukan atau renewable energy.
Sektor selanjutnya yang ingin digeluti Hanwa adalah pengembangan petrokimia. Hatta menjelaskan, Hanwa ingin masuk pada sektor polyethilene karena Hanwa merupakan salah satu perusahaan raksasa Pvc dunia. “Dia ingin mengembangkan industri terintegrasi di Indonesia, mulai dari polyethilene sama pabrik PVC,” jelas Hatta.
Selain itu, Hanwa juga dikabarkan tertarik dalam cool mining. Untuk cool Mining, Hatta menyarankan Hanwa untuk mengembangkan upgrading cool mining. "Saya sampaikan mulai 2014 kita tidak lagi mengekspor raw material, harus ada olahannya di sini,” kata hatta. Seperti halnya energi terbarukan atau renewable energy, Hatta juga mengatakan akan memberikan insentif pada sektor ini.
Hatta menyebut, Hanwa juga ingin mengembangkan industri otomotif lewat pengembangan mobil non BBM. Karena Hanwa ternyata masih satu grup dengan Daewoo yang merupakan produsen mobil asal Korea.
“Kemudian saya juga tawarkan pengembangan resort di Lombok yang dulu tidak jadi dengan Arab (Dubai). Dan dia tertarik untuk ke sana,” jelas Hatta.
Meski begitu, Hatta mengaku belum bisa memastikan kapan Hanwa bakal merealisasikan investasinya. Mereka masih mempelajari kondisi dan data-data industri di Indonesia. Namun untuk sektor asuransi bisa direalisasikan tahun ini.
Saat ini, Hanwa Co, LTD mempunyai 52 anak perusahaan yang saat ini sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat di segala bidang, baik di dalam maupun di luar negeri.
NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…
NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…
NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…
NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…