Sistem Eletronik Pacu Persaingan Layanan Birokrasi - Industri Pionir Peroleh Prioritas Insentif Fiskal

NERACA

Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong beberapa sektor usaha yang termasuk industri pionir memperoleh insentif fiskal berupa tax holiday. Jika direstui Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak, ada tiga sektor yang menikmati kelonggaran pajak itu.

“Pertama adalah industri logam dasar seperti besi dan baja, kedua adalah kilang minyak dan ketiga yaitu gasifikasi batubara,” kata Direktur Deregulasi BKPM Indra Darmawan dalam paparan media di Jakarta, Rabu (22/6).

Menurut Indra, ketiga industri tersebut dinilai bakal menumbuhkan atau mempercepat kegiatan industri lainnya. Rencananya, tax holiday bakal diberikan selama 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk 3 tahun berikutnya. Pertimbangan karakter industri yang berisiko investasi tinggi dan padat modal juga melatarbelakangi pemberian fasilitas ini terutama untuk pembangunan kilang minyak.

Indra mengungkap, BKPM bekerjasama dengan beberapa kementerian seperti ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perindustrian untuk menetapkan sektor-sektor lainnya.

Regulasinya, lanjut dia, bakal tertuang dalam  Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang akan terbit pada Agustus mendatang. ”Daftar industri yang mendapat tax holiday kemungkinan masih bisa bertambah karena masih menunggu masukan dari beberapa kementerian,” ujar dia.

Selain tax holiday, pengusaha juga bakal mendapat pilihan fasilitas tax allowance alias pengurangan pajak. Namun, Indra memastikan, pengusaha tidak berhak mendapat kedua insentif itu sekaligus. Mereka harus memilih antara tax holiday atau tax allowance.

Setelah beberapa sektor dipastikan memperoleh tax holiday, BKPM akan membentuk komite yang secara khusus menganalisis dan menetapkan perusahaan-perusahaan yang bisa mendapatkan fasilitas fiskal itu. Sedikit berbeda untuk pemberian pengurangan pajak, tim khusus terdiri dari unsur BKPM dan otoritas perpajakan.

Sistem Online

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi BKPM Hanung Harimba Rachman mengungkapkan hingga 7 Juni 2011, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk penanaman modal telah menerbitkan izin untuk 413 proyek di seluruh Indonesia. Pemberian izin itu menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) atau online.

Izin-izin itu dikeluarkan oleh 16 PTSP tingkat provinsi dari seluruh 33 PTSP yang mampu menerapkan SPIPISE. Sedangkan untuk tingkat kabupaten, izin 223 proyek ditetapkan oleh 9 dari 40 kabupaten atau kota yang telah berkomitmen menggunakan sistem elektronik.

“Keseluruhan tahun 2011, ditargetkan sekurang-kurangnya 50 PTSP kabupaten dan kota akan mengimplementasikan SPIPISE. Dengan tahun lalu sudah mencapai 40 daerah maka total target mencapai 90 kabupaten kota,” papar Hanung. Jumlah tersebut diperkirakan mencakup 70% dari total izin penanaman modal nasional.

Menurut Hanung, sistem ini memiliki keunggulan berupa kecepatan penerapan suatu aturan baru antara pusat dan daerah. Sebelumnya, dengan metode konvensional dibutuhkan waktu lama dalam sosialisasi  hingga pelaksanaan.

“Selain itu, mempermudah monitoring BKPM dalam memantau bagaimana proses perizinan di daerah. Sekaligus mengevaluasi jika ada kendala atau keluhan investor,” tambah dia.

Senada dengan dia, Staf Khusus Kepala BKPM Silmy Karim mengungkapkan sistem elektronik ini bakal mendorong persaingan layanan penanaman modal antar daerah. Bahkan, tanpa melalui proses peninjauan yang makan waktu dan biaya, BKPM lebih banyak memanfaatkan data yang transparan untuk menunjukkan kinerja daerah.

“Sistem ini menjadi ukuran mereka. Ketika melihat daerah lain mampu menarik investasi lebih tinggi, mereka akan meningkatkan kualitas kerja birokrasi. Apalagi, antar investor saling bertukar informasi daerah mana saja yang memberi pelayanan terbaik,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…