Perkuat Modal, Intiland Gencar Gelar Ekspansi Bisnis

NERACA

Jakarta  – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) kian gencar mengembangkan proyek residensial Graha Natura Surabaya, serta kawasan terpadu di Cengkareng, Tangerang, ditambah beberapa kawasan mixed use & high rise 1Park, dan beberapa Whiz Hotel.

Menurut Direktur Intiland, Archied Notopradono, untuk ekspansi bisnis tersebut, Intiland menganggarkan belanja modal sebesar Rp700 miliar pada 2011. Dana belanja modal sekitar 50% didapat dari kas internal. Sejauh ini belanja modal yang sudah direalisasikan sebesar Rp300 miliar.

Archied menyebut, untuk memenuhi pendanaan pengembangan usaha, Intiland berniat menerbitkan obligasi dan menjajaki kemungkinan peminjaman dana perbankan.

“Kita menjajaki pinjaman dari dua perbankan, yakni Bank Bukopin, serta BCA. Bisa dua-duanya, atau kita pilih salah satu. Bank atau obligasi. Pinjaman kan biasa untuk project financing dan bisa digunakan tidak sekaligus. Kalau obligasi kan langsung, penggunaannya,” jelas Archied di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Intiland Lennard Ho Kian Guan mengungkap, Intiland mulai gencar melakukan ekspansi bisnis setelah sukses memperkuat struktur permodalan melalui rights issue.

“Keberhasilan dalam rights issue menjadi lompatan besar bagi perusahaan. Melalui aksi korporasi ini perusahaan dapat menambah jumlah land bank dalam jumlah besar, masuk kembali dalam radar investor global, dan memiliki tambahan modal kerja untuk ekspansi pengembangan proyek-proyek baru skala besar,” ujarnya disela Rapat Umum Pemegang Saham PT Intiland Development Tbk di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, Intiland berhasil memantapkan pondasi usaha dalam rangka memperkuat laju pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan. Arah perkembangan Intiland sesuai jalur dan pada saat ini masuk pada era pertumbuhan cepat melalui sejumlah strategi ekspansi dengan pembangunan proyek-proyek baru berskala besar.

Dia juga mengungkap, Intiland sukses dalam melakukan proses transformasi usaha yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Jajaran manajemen berhasil mengeksekusi sejumlah strategi kunci guna memperkuat struktur dan fundamental perusahaan.

Lennard menambahkan, strategi penjualan cepat terhadap sisa-sisa inventori yang masuk kategori bukan bisnis inti, tingkat pengembaliannya rendah, dan sudah matang, contohnya, berhasil dilakukan dengan baik. Langkah ini membuat kualitas aset perusahaan menjadi jauh lebih sehat dibandingkan sebelumnya.

Dari sisi kinerja keuangan, imbuh Lennard, Intiland berhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan positif sepanjang tahun lalu. Pencapaian hasil kinerja keuangan yang tumbuh signifikan tersebut menjadi pondasi yang kokoh bagi perseroan menciptakan pola pertumbuhan berkelanjutan.

Menurut dia, pada tahun 2010 pendapatan Intiland tercatat mencapai Rp842,7 miliar, naik 118% dibandingkan 2009 senilai Rp386,8 miliar. Laba bersih tumbuh 12 kali lipat menjadi Rp350,5 miliar dibandingkan perolehan laba 2009 sebesar Rp25,6 miliar.

Manajemen Intiland berhasil mempertahankan tren peningkatan kinerja tersebut pada tiga bulan pertama tahun 2011 dengan nilai pendapatan sebesar Rp 307,1 miliar dan laba bersih Rp87,5 miliar.

Melihat kondisi ini, manajemen optimis mampu mempertahankan momentum pertumbuhan tersebut di masa-masa mendatang.

“Intiland on track masuk pada era pertumbuhan cepat setelah sukses melakukan transformasi usaha dan meletakan pondasi keuangan yang kokoh untuk tumbuh secara berkelanjutan. Kini adalah saat yang tepat untuk melakukan ekspansif secara masif dan mengeksekusi semua peluang pertumbuhan usaha baik secara organik maupun lewat cara akuisisi,” kata Lennard.

Menurutnya, fundamental keuangan Intiland saat ini sudah jauh lebih sehat ketimbang beberapa tahun lalu. Kondisi ini terlihat dari peningkatan nilai aset dan ekuitas secara signifikan. Intiland berhasil pula menurunkan rasio hutang terhadap ekuitas dari sebelumnya 38% menjadi 10%.

Lennard menegaskan bahwa arah perkembangan Intiland ke depan akan fokus pada empat bisnis utama. Keempat bisnis inti tersebut yakni pengembangan township dan estate, mixed-use dan high rise, hospitality, serta kawasan industri.

Manajemen Intiland pada saat ini telah menyiapkan sejumlah proyek skala besar yang akan menjadi mesin utama pertumbuhan perusahaan di masa depan. Proyek-proyek yang rencananya mulai dibangun tahun ini akan mampu memberikan kontribusi besar bagi peningkatan pendapatan Intiland di masa depan.

Perkembangan Proyek

Dalam kesempatan itu, Lennard juga mengungkap, Intiland mendapat kemajuan sangat pesat untuk proyek Talaga Bestari. Perumahan yang berlokasi di Tangerang ini terus mengembangkan produk-produk baru, baik untuk segmen rumah tinggal maupun kawasan komersial.

Pada bulan Juli Talaga Bestari akan melakukan pembukaan kawasan komersial seluas enam hektar yang bernama Jungle Walk. Jungle Walk merupakkan pusat komunitas dan komersial yang terdiri dari 136 unit rumah toko, 331 kios, 44 unit cafe, pusat belanja, dan music center. Kawasan ini dilengkapi beragam fasilitas, seperti hutan kota, taman rusa, jogging track, club house, sport club, dan area komersial.

Pada bulan yang sama Talaga Bestari juga akan melakukan peluncuran perdana klaster terbaru The Forest yang menempati area seluas 14 hektar. Pada pengembangan tahap pertama rencananya akan dibangun sekitar 200 unit rumah yang terbagi ke dalam empat tipe berbeda. Klaster The Forest menyasar segmen pasar menengah dengan harga jual per unit mulai dari Rp400 jutaan.

Pengembangan perumahan lainnya yakni perumahan Graha Natura, Surabaya. Perumahan dengan potensi pengembangan 100 hektar ini rencananya diluncurkan pada triwulan III 2011. Pada saat ini perseroan telah menyelesaikan pembangunan untuk infrastruktur kawasaan, rumah contoh, dan kantor pemasaran.

“Di segmen mixed used & high rise kami menyiapkan beberapa proyek baru skala besar di Jakarta dan Surabaya. Proyek-proyek baru ini antara lain proyek TB Simatupang di Jakarta dan dua proyek baru di Surabaya. Semuanya rencananya diluncurkan tahun ini,” ungkap Lennard.

Untuk segmen hospitality, Intiland terus mengembangkan jaringan Whiz Hotel melalui salah satu anak usahanya yakni PT Intiwhiz Internasional. Setelah mengoperasikan Whiz Hotel Yogyakarta, perseroan melakukan pembangunan konstruksi untuk Whiz Hotel Semarang, Kuta dan Legian Bali, dan Balikpapan.

Whiz Hotel Semarang dan Grand Whiz Hotel Kuta diperkirakan akan mulai beroperasi bulan November. Sementara untuk Whiz Hotel Legian, Bali dan Balikpapan akan beroperasi pada tahun 2012. Jaringan Whiz Hotel lain yang segera mulai tahapan konstruksi yakni dua hotel di Jakarta, Pekanbaru, Makasar, dan Palangkaraya.

Kinerja positif juga terjadi pada lini usaha penyewaan gedung perkantoran di Jakarta maupun Surabaya. Intiland Tower Jakarta, contohnya, okupansinya terus meningkat dan pada saat ini mencapai 96%. Okupansi Intiland Tower Surabaya tercatat mencapai 85%, meningkat dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang beru berkisar 80%.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…