Masalah BPHTB dan Harga RST Beres - Kucuran KPR BTN Melejit Tajam Pada Maret 2011

NERACA

Jakarta – Kucuran kredit Bank Tabungan Negara (BTN) pada Maret 2011 melejit tinggi dibanding realisasi kredit pada Januari dan Februari 2011, seiring selesainya masalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mengganggu transaksi jual beli produk properti.

Menurut Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, total realisasi Kredit BTN, baik untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun non KPR pada Januari-Maret 2011 mencapai Rp 4,1 triliun.

“Pertumbuhan kredit BTN sejak Maret 2010 sampai Maret 2011 mencapai 23,78%. Sedangkan laba tumbuh sampai 30,31%,” kata Iqbal dalam paparan kinerja Bank BTN Triwulan I tahun 2011 di Jakarta, Kamis (28/4).

Iqbal mengungkap, realisasi KPR BTN pada Januari 2011 sebesar Rp 1,164 triliun. Jumlah ini melonjak menjadi Rp 1,467 triliun pada Februari 2011. “Pada Maret 2011 BTN mengucurkan kredit hingga sebesar Rp 1,877 triliun,” jelas Iqbal.

Dia menyebut, pada Januari dan Februari 2011, kucuran KPR BTN terkendala oleh belum selesainya masalah BPHTB dan harga rumah sejahtera tapak (RST).

Bank BTN, imbuh Iqbal, memproyeksikan pertumbuhan kredit pada akhir tahun 2011 akan lebih tinggi dibanding 2010.

Pada awal Maret 2011, Pemerintah telah menetapkan maksimal harga RST sebesar Rp 70 juta. Sebelumnya, banyak Bupati mengeluarkan Perbup yang memungkinkan adanya transaksi jual beli properti meskipun Perda BPHTB belum keluar.

Iqbal mengaku sangat optimis kinerja BTN akan terus tumbuh pada tahun 2011. Optimisme ini dapat terlihat dari pencapaian kinerja pada Triwulan I tahun 2011. Paparan kinerja Bank BUMN itu menunjukan, beberapa indikator kinerja keuangan per 31 Maret 2011 (un-audited) secara umum target BTN terlampaui. Baik dari sisi Asset, Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga Laba. “Beberapa rasio keuangannya menunjukkan pertumbuhan yang positif. Kami menyambut gembira atas hasil kerja pada Triwulan I tahun 2011 ini,” terang Iqbal.

Berdasarkan kinerja perusahaan sampai 31 Maret 2011 (un-audited), Bank BTN telah membukukan Asset sebesar Rp.70,245 triliun atau tumbuh 25,08% dibanding Maret 2010 yang sebesar Rp.56,162 triliun.

Sementara dari sisi Kredit  juga mengalami pertumbuhan dari Rp.43,136 Triliun pada 31 Maret 2010 menjadi Rp.53,394 Triliun pada 31 Maret 2011. Pertumbuhan kredit ini mencapai 23,78%. Meskipun ekspansi kredit perseroan cukup tinggi, tetapi berdasarkan kinerja Triwulan I 2011 BTN berhasil menjaga NPL kreditnya tetap berada pada posisi yang sehat. NPL (Net) Bank BTN per 31 Maret 2011 tercatat 3,39%. Manajemen Bank BTN optimis pertumbuhan kredit akan tetap dapat dikendalikan agar tidak membawa potensi NPL bagi perseroan sesuai dengan toleransi yang diberikan oleh Bank Indonesia.

Sementara itu, DPK BTN tumbuh dari Rp.37,852 triliun pada Triwulan I 2010 menjadi Rp.48,396 Triliun pada posisi yang sama tahun 2011, atau mengalami pertumbuhan sebesar 27,86%.

Iqbal mengutarakan, pada Triwulan I 2011, laba bersih tumbuh sekitar 30,31% dibanding laba pada periode sebelumnya. Bank BTN berhasil meningkatkan posisi laba bersihnya dari Rp.188 Miliar pada Triwulan I 2010 menjadi Rp.245 Miliar pada periode yang sama 2011.

Senada dengan Iqbal, Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso menyatakan, pasar properti memang sempat terganggu pada awal 2011. Namun, mulai awal Maret lalu, penjualan produk properti, terutama perumahan mulai pulih. “Tapi sekarang sudah beres. Bahkan pada Maret pertumbuhan penjualan rumah sangat tinggi,” tuturnya.

Maharso mengaku, pertumbuhan penjualan pada Maret sekitar 6% dari target semula 20%. “Ini wajar penjualan untuk tiga bulan, diselesaikan dalam waktu sebulan saja,” terangnya.

Sementara itu, Direktur BTN Irman Alvian Zahiruddin menyebut, dari realisasi KPR, sekitar 50%nya dikucurkan untuk perumahan segmen menengah atas, sedangkan sisanya untuk RST. “Segmen menengah atas dengan kisaran harga diatas RP 200 juta,” ucap Irman.

Ekspansi BTN

Dalam kesempatan itu, Iqbal juga memaparkan, BTN terus melakukan ekspansi bisnis pada tahun 2011. Salah satunya dengan memulai implementasi sistem baru dalam persetujuan pemberian kredit baru (i-Loan BTN) dan penagihan/pembinaan kredit baru (i-Coll BTN).

“Baik e-Loan maupun e-Coll sudah diimplementasikan di seluruh kantor cabang BTN. Untuk mendukung langkah tersebut BTN sudah menyiapkan struktur organisasi yang baru,” jelasnya.

Produk berbasis teknologi yang akan diterapkan Bank BTN, imbuh Iqbal, diharapkan dapat menjadi icon meningkatnya pelayanan kepada nasabah. “Prinsipnya kami akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dengan potensi dan peluang yang ada,” sambungnya.

Dia juga menambahkan, dalam tahun ini BTN akan menambah kantor kas sebanyak 200 unit. Tahun lalu, BTN berhasil menambah jumlah kantor kas sebanyak 100 unit. “Jumlah ini bisa bertambah lagi,” terangnya.

Menurut Iqbal, BTN juga terus memperkuat kerjasama dengan PT Pos dengan terus menambah jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), termasuk ATM bersama.

Iqbal mengatakan, dengan ekspansi bisnis tersebut, pertumbuhan laba BTN mengalami perlambatan. Namun ekspansi tersebut akan dinikmati BTN dalam beberapa waktu mendatang.

Dengan berbagai langkah strategis, ujar Iqbal, diharapkan BTN akan tetap berada pada posisi 10 bank terbesar di Indonesia. “Tapi yang pasti, BTN akan tetap konsisten dalam pemenuhan kebutuhan rumah rakyat yang menjadi core businessnya,” tandas Iqbal.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…