Hipmi : Produk China Harus Kena Bea Tambahan Impor

NERACA

Jakarta - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendukung rencana pemerintah untuk melakukan investigasi dan mengenakan bea masuk impor tambahan produk impor China dalam upaya melindungi produk lokal.

Menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI Erwin Aksa, Pemerintah harus aktif dan proaktif menyelidiki barang impor yang dicurigai memiliki dampak merugikan produk Indonesia dan harus ada investigasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan.

Dia menyebut, langkah yang bisa diambil untuk melindungi produk lokal terhadap serbuan produk impor asal China bisa mengenakan "safeguard" terhadap produk impor.

Saat ini, imbuhnya, diakui banyak produk lokal yang dibuat oleh industri kecil seperti kerudung dan tasbih kalah bersaing dengan produk asal China dan hal itu sangat memukul produk dalam negeri. “Ini tentu memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Masak untuk kerudung dan tasbih saja kita harus impor dari China,” jelasnya di Jakarta, Kamis.

HIPMI juga mendesak agar pemerintah Indonesia dan China segera melakukan pertemuan dan pembicaraan untuk membahas masalah tersebut.

Erwin minta pemerintah agar mendesak pemerintah China untuk mau mengurangi pemberian insentif terhadap eksportir China.

Dia mengatakan, China hendaknya juga jangan melihat Indonesia sebagai pasar saja tapi juga agar menjadikan Indonesia sebagai tempat investasi bagi para pengusaha China.

Untuk menghindari agar produk lokal kalah bersaing dengan produk China, HIPMI juga mengusulkan agar dilakukan evaluasi sektor per sektor produk yang layak diimpor atau tidak, serta dikaji dengan baik.

Wirausahawan Muda

Dalam kesempatan itu, Erwin berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa membantu menciptakan wirausahawan muda, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang pada akhirnya mengurangi pengangguran.

“Saya berharap dana yang dimiliki BUMN bisa dipergunakan untuk menciptakan wirausahawan mengingat BUMN memiliki kapasitas besar untuk membantu,” ujarnya. 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…