Hanya Cukup Sampai Mei 2011 - Pasokan Komponen Otomotif dari Jepang Bakal Menyusut

NERACA

Jakarta – Gempa besar dan tsunami di Jepang yang menimbulkan kerusakan pada pabrik komponen di negara itu, membuat Agen tunggal pemegang merek, PT Toyota Astra Motor (TAM), bakal kekurangan pasokan mobil untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia.

Menurut Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan menyatakan, pasokan (mobil) akan berkurang pada April dan Mei. Ini terjadi karena produksi mengalami gangguan akibat banyak pabrik komponen otomotif di Jepang, pada lapis 2, 3, dan 4, terkena dampak gempa dan tsunami, sehingga berhenti produksi untuk sementara waktu.

“Namun gangguan produksi dan pasokan, belum menyebabkan kami mengkoreksi target penjualan tahun ini. Mudah-mudahan kekurangan pasokan itu, dapat dikejar pada bulan-bulan berikutnya," ujar Johnny di Jakarta, Kamis.

Dia menyatakan permohonan maaf kepada konsumen bila pada akhirnya gangguan pasokan komponen tersebut menyebabkan lambannya pengiriman mobil kepada konsumen.

“Aktivitas penjualan terus kami lakukan, meski kemungkinan kekurangan pasokan. Kami akan meminta maaf kepada konsumen bila pengiriman terlambat,” ujarnya.

Presdir TMMIN Masahiro Nonami menambahkan, situasi kemampuan pasokan para pemasok komponen otomotif di Jepang, setelah gempa dan tsunami masih belum jelas dan terus berubah. “Tidak elok rasanya, kami meminta mereka segera berproduksi,” tuturnya.

Menurutnya, selama ini produksi mobil Toyota yang dirakit di Indonesia, seperti Innova dan Fortuner, sebagian besar komponennya berasal dari dalam negeri yaitu sebanyak 75%, sisanya 20% dari negara-negara anggota ASEAN terutama Thailand, dan hanya lima persen dari Jepang.

“Komponen yang masih diproduksi dan dipasok dari Jepang adalah suku cadang elektronik dan komponen berbasis karet. Namun kami berusaha mencari produsen lain yang bisa membuat komponen tersebut agar kekurangan pasokan bisa segera di atasi,” kata Nonami.

TMMIN merupakan perakit mobil Toyota di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 100 ribu unit per tahun. Perusahaan itu merakit kendaraan serbaguna (MPV) Innova, dan sport (SUV) Fortuner, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Chief External Affairs TMMIN Irwan Priyantoko menambahkan kondisi kekurangan pasokan komponen yang menyebabkan berkurangnya kemampuan pasokan mobil ke agen tunggal pemegang merek (ATPM) tidak hanya terjadi pada Toyota, tapi juga merek mobil lainnya, terutama dari Jepang.

“Industri komponen di Jepang, meskipun tidak mengalami kerusakan parah, namun mereka kini mengalami kesulitan pasokan listrik. Selain itu mereka juga mengalami kendala transportasi karena banyak infrastruktur yang rusak,” ujarnya. 

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku telah mendapat kepastian dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahwa pasokan komponen impor otomotif dari Jepang masih aman sampai Mei 2011.

Meski demikian, imbuh Hidayat, pasokan komponen otomotif itu belum bisa dipastikan keberlanjutannya setelah Mei 2011. “Asosiasi Gaikindo bicara dengan saya sampai bulan Mei suplai atau pasokan dari komponen itu masih aman. Berarti dia mau bilang setelah Mei belum jelas kontinuitasnya,” jelasnya.

Menperin menyebut, akan segera berbicara dengan para pengusaha otomotif Jepang agar diketahui persis masalah keberlanjutan pasokan komponen impor otomotif tersebut.

Indonesia, lanjut Hidayat, akan mencoba menawarkan kepada pengusaha Jepang untuk memindahkan basis industri komponen otomotif mereka ke Indonesia sehingga bisa menjamin ketersediaan pasokan sekaligus membuka peluang baru proses manufaktur di Indonesia.

"Saya ingin menawarkan secara resmi apakah bisa mereka mempertimbangkan secara serius dipindahkan ke sini supaya langsung bisa mensuplai manufaktur di Indonesia," ujarnya.

Saat ini, menurut Hidayat, baru sebagian komponen yang diproduksi di Indonesia oleh perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia maupun oleh perusahaan Indonesia sendiri.

Pemerintah, kata Hidayat, pada prinsipnya menginginkan jaminan ketersediaan komponen otomotif dari Jepang dan karena itu berharap tawaran untuk memindahkan proses manufaktur ke Indonesia dapat diterima oleh para pengusaha otomotif Jepang.

 

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…