Produksi Baja Dunia Naik 8,8%, Harganya Tak Beranjak Turun

NERACA

Jakarta - Indonesia Iron Stell Industry Association (IISIA) memperkirakan harga baja tidak akan turun walaupun peningkatan produksi mencapai 8,8% pada bulan Maret 2011 dibanding dengan Februari 2011.

Co Chairman bidang flat IISIA Irvan Kamal Hakim membenarkan terjadinya peningkatan produksi baja internasional, namun peningkatan yang terjadi tidak akan mempengaruhi harga baja internasional.

“Berhitungnya bukan dari produksi bulan ke bulan tetapi langsung setahun, dan peningkatan produksi baja bulan ke bulan ini sudah diprediksikan sejak awal. Tapi antara kebutuhan dan permintaan tetap tidak sama sehingga harga baja tetap sesuai prediksi,” terangnya di Jakarta, Selasa.

Apalagi China mengurangi kapasitas produksinya karena kebijakan lingkungan hidup yang dikeluarkan Pemerintah negara tersebut. Padahal dari total konsumsi baja dunia sebesar 1,2 miliar ton, lebih dari 50% dipasok oleh China.

Berdasarkan prediksi IISIA, sambung Irvan, harga baja tetap akan mengalami peningkatan 15%-23% pada tahun 2011 dibandingkan harga baja tahun 2010.

“Pada semester pertama 2011 ini, kami memprediksikan harga baja akan mencapai US$ 1000 per ton, dari harga baja pada akhir tahun 2010 di kisaran US$ 600-US$ 700 per ton,” terang Irvan.

Menurut Irvan, peningkat harga baja lebih dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan baku seperti Iron are (biji besi), scrap, slab dan billet. Kenaikan harga bahan baku ini karena beberapa negara menetapkan larangan melakukan ekspor bahan baku, seperti India yang melarang ekspor iron ore. Selain itu juga akibat cuaca buruk yang berdampak pada persediaan scrap di beberapa negara seperti Amerika Serikat mengalami penurunan. “Ditambah lagi tren peningkatan harga minnyak dunia,” tuturnya.

Berdasarkan data IISIA, hingga saat ini harga bahan baku mengalami peningkatan sekitar 7%-13% dibanding harga pada akhir Desember. Untuk scrap mengalami kenaikan sebesar 16% dari US$ 450/ton pada akhir tahun 2010 menjadi US$ 520 per ton. Sedangkan iron ore mengalami kenaikan sebesar 7% dari US$ 174 per ton menjadi US$186/ton, dan slab mengalami peningkatan sebesar 17% dari US$ 580 tiap ton menjadi US$ 680 per ton, serta billet mengalami peningkatan sebesar 13% dari US$ 592 per ton menjadi US$ 670 per ton.

Berdasarkan data World Steel Association, produksi baja dunia di 64 negara produsen meningkat 8,8% pada Februari 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 107 metrik ton menjadi 117 juta metric ton. Volume produksi tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya yang sempat di level 127 juta metrik ton.

Produksi baja China mencapai 54,3 juta metrik ton atau naik 9,7% dibandingkan dengan Februari 2010. Kenaikan produksi juga dialami Jepang, yaitu naik 5,7% menjadi 8,9 juta metric ton, sedangkan produksi baja Korea Selatan naik 25,7% menjadi 5 juta metric ton.

Di kawasan Eropa, Jerman memproduksi 3,7 juta metric ton atau naik 7,9%, dan Italia juga naik sekitar 4,9% menjadi 2,3 juta metrik ton. Sedangkan Spanyol memproduksi 1,4 juta metrik ton atau naik 6,4%.

Sementara produksi Turki mencapai 2,5 juta metric ton atau naik fantastis 35,5% dibandingkan dengan periode yang sama 2010. Amerika Serikat memproduksi 6,6 juta metric ton dan lebih tinggi 5,6% dibandingkan dengan Februari tahun lalu.

Pertumbuhan dua digit juga dialami oleh Brasil yang memproduksi baja sebanyak 2,7 juta metric ton atau 11,4% lebih tinggi dari tahun lalu.

Adapun, utilisasi pabrik baja yang beroperasi di 64 negara produsen rata-rata mencapai 82% atau naik tipis dibandingkan dengan Januari 2011 yang hanya 80,9%. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tingkat utilisasi tersebut juga lebih tinggi 2,7%.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…