Waspadai Langkah "Kuda" Bank Asing

Jika kita bermain catur, biasanya langkah kuda dianggap sebagai ancaman berbahaya bagi lawan main. Sama halnya rencana perbankan asing merambah memperluas ekspansi ke Indonesia dapat menyimpan strategi langkah “kuda”, yang setiap saat berbahaya mengancam kehidupan perbankan di dalam negeri.

Padahal, kinerja perbankan lokal belakangan ini menunjukkan kinerja cemerlang. Pada akhir 2011, laba bersih bank-bank papan atas tumbuh rata-rata lebih dari 30%. Bank Mandiri, misalnya  mampu meraup laba Rp 12,2 triliun, melesat 32,6% dibanding periode sama 2010.  BNI dalam periode yang sama meraih Rp 5,81 triliun (42%) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga menangguk keuntungan Rp 15,08 triliun, naik 31,47% dari akhir 2010.

Lonjakan laba bersih tersebut terutama ditopang ekspansi kredit yang di atas pertumbuhan rata-rata industri yang tercatat 24%. Realisasi kinerja perbankan itu sekaligus membuktikan bahwa fundamental ekonomi dan perbankan nasional tetap kuat. Kekuatan itu juga tercermin pada stabilitas sistem perbankan nasional yang tetap terjaga dengan baik.

Melihat data keuangan yang begitu kinclong, harga saham perbankan seharusnya tidak turun. Namun apabila terjadi fluktuasi harga saham emiten perbankan belakangan ini semata-mata merupakan ulah spekulan di bursa. Mereka seringkali memainkan sentimen sesaat untuk membentuk persepsi harga. Saat ini, perbankan Indonesia rata-rata menikmati hasil bunga bersih (net interest margin-NIM) 5,7%, bahkan bank-bank BUMN mencapai 6,3%. Sehingga tak heran jika keuntungan perbankan nasional merupakan yang tertinggi di dunia.

Meski pasar finansial global bergejolak, perbankan di negeri ini masih mampu bertahan, bahkan mencatat kinerja gemilang. Panen laba itu masih akan dirasakan perbankan Indonesia hingga beberapa tahun ke depan. Kinerja mereka setidaknya akan terbantu oleh terealisasinya banyak proyek yang masuk Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Jadi, peluang bisnis perbankan pun masih terbuka lebar seiring dengan pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat. Apalagi tren pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) selama ini, menunjukkan tren yang meningkat. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia diyakini terus meningkat menjadi US$ 18.000 pada 2030, bahkan PDB Indonesia bahkan diprediksi menembus US$ 4 triliun pada 2040.

Kenaikan PDB itu tentu merupakan peluang bisnis bagi perbankan nasional. Artinya, industri perbankan masih akan booming 30 tahun ke depan. Tingginya ekspansi kredit yang rata mencapai 25% per tahun menunjukkan perbankan lokal mampu memanfaatkan ceruk pasar di dalam negeri.

Walau harus terus berlari kencang, industri perbankan masih stabil. Hal itu tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang sekarang rata-rata di atas 8%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat masih di bawah 5%. Beberapa indikator perbankan itu sekaligus mengonfirmasi bahwa imbas gejolak ekonomi global belum sampai menyentuh sektor riil.

Hanya persoalannya sekarang, banyak bankir asing melalui kantor perwakilannya di Indonesia sibuk mengincar menguasai mayoritas perbankan lokal, mengingat prospek yang menggiurkan tersebut. Untuk itu, rencana Bank Indonesia (BI) membuat ketentuan baru untuk kepemilikan bank patut kita apresiasi. Paling tidak menjaga eksistensi perbankan lokal agar mayoritas kepemilikan saham tetap dimiliki bangsa Indonesia. Semoga!  


BERITA TERKAIT

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…