Krisis Global Masih Jadi Alasan Lesunya Kinerja Ekspor

NERACA

 

Jakarta - Krisis ekonomi global berimbas pada melemahnya perekonomian global. Hal ini juga mengakibatkan lesunya kinerja ekspor. Tidak hanya dari belahan benua Eropa yang menekan kinerja ekspor Indonesia, turut melemahnya perekonomian China juga turut andil mengurangi nilai ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya telah mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2012 hanya sebesar US$ 692,8 juta, angka ini lebih rendah ketimbang surplus neraca perdagangan Januari sebesar US$ 923,4 juta. Namun, neraca perdagangan pada bulan Maret masih terjadi surplus sebesar US$840 juta. Sehingga, jika dihitung secara akumulatif, sepanjang Januari - Maret 2012, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$2,68  miliar.

Pemerintah sempat memperkirakan, kinerja ekspor pada kuartal pertama tahun ini akan menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun hasil catatan BPS, kinerja ekspor Indonesia pada kuartal I/2012 mencapai US$48,53 miliar atau naik sebesar 6,93% dibanding dengan kuartal I/2011. Sektor Industri menjadi pendorong peningkatan ekspor tersebut.

“Sektor industri menjadi  penyumbang terbesar  ekspor kuartal I/2012 yaitu mencapai 60% dari total ekspor,  disusul ekspor pertambangan sebesar 16,82% dan ekspor migas sebesar 20,61%, sedangkan ekspor pertanian hanya mencapai sebesar 2,57%,” ujar Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Selasa (1/5).

Menurut dia, kalau kebijakan larangan ekspor bahan baku terjadi, maka diharapkan ekspor barang jadi akan semakin meningkat. Suryamin memaparkan, kinerja ekspor untuk bulan  Maret mencapai USS$17,27 miliar naik sebesar 5,51% dibandingkan dengan Maret 2011. Sedangkan, dibandingkan dengan bulan Februari 2012 ekspor mengalami kenaikan sebear 10,01%.

Bahan bakar mineral menjadi penyumbang terbesar ekspor bulan Maret yaitu sebesar US$6,88 miliar. Kemudian diikuti oleh ekspor lemak dan minyak hewan atau nabati mencapai US$5,76 milliar.

Impor Meningkat

Sejalan dengan ekspor, lanjut Suryamin, impor juga mengalami peningkatan. Pada kuartal I/2012 ini impor mencapai US$45,85 miliar naik 18,18% dibandingkan dengan kuartal I/2011. Sementara itu, impor Maret sendiri mencapai US$16,43 miliar atau naik sekitar 13,4% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, dibandingkan dengan Februari mengalami kenaikan sebesar 10,49%.

Suryamin menjelaskan impor terbesar pada kuartal I/2012 ini di dominasi oleh bahan baku sebesar 72,26%, dan ekspor barang modal mencapai sebesar 20,37%. Sedangkan impor barang konsumsi mencapai sebesar 7,37% dan mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal I/2011 yang mencapai andil sebesar 8,33%.

Menurut Suryamin, pemulihan Amerika Serikat masih di bawah ekspektasi, sementara krisis utang Eropa masih jauh dari penyelesaian. “China, yang juga mitra dagang signifikan Indonesia, belakangan ini juga mengalami pelemahan ekonomi. Sejumlah indikator penurunan ekspor komoditas pertanian, seperti kakao dan kopi sementara minyak sawit mentah tertahan,” terangnya.

Suryamin mengatakan, pelambatan ekspor yang disebabkan faktor permintaan eksternal masih diimbangi harga komoditas seperti batubara dan migas yang masih menunjukkan tren meningkat, namun baja dan mineral seperti tembaga, nikel dan timah relatif stabil.

Seperti yang pernah diungkapkan Kementerian Perdagangan, untuk menutup penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang tradisional, pemerintah telah mencanangkan upaya diversifikasi tujuan ekspor seperti Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lainnya.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…