Oversupply Terminal Kontainer

 

Oleh: Siswanto Rusdi

Direktur The National Maritime Institute (Namarin)

 

Proyek pelabuhan Patimban dipastikan akan terus digeber. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Terbukti, Kemenhub baru saja menuntaskan market confirmation terhadap perusahaan yang berminat mengelola pelabuhan ini.

Terminal kontainer pelabuhan itu dipersiapkan mampu meng-handle sekitar 3,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEU). Masalahnya, di daerah lain di pulau Jawa bertebaran juga fasilitas sejenis dengan kapasitas yang lumayan besar.

Dimulai dari Jakarta. Pelabuhan Tanjung Priok –pelabuhan utama di bawah manajemen Pelindo II– yang berada di bagian utara ibukota punya empat terminal peti kemas dengan total kapasitas mencapai 5.500.000 TEU. Perinciannya: JICT 2,5 juta TEU, TPK Koja 1 juta TEU, NPCT-1 1,5 juta TEU dan Mustika Alam Lestari 400.000 TEU. Semua fasilitas ini melayani hanya peti kemas internasional. Adapun peti kemas domestik dilayani di terminal lain yang dikelola anak usaha Pelindo II, PT Multi Terminal Indonesia (IPC Logistics).

Lalu, di Semarang, Jawa Tengah, pelabuhan Tanjung Emas juga mengoperasikan terminal kontainer. Kapasitasnya 1.577.417 TEU (147.904 merupakan kapasitas terminal peti kemas domestik sementara 1.429.513 TEU terminal peti kemas internasional).

Di kota Surabaya, terdapat terminal peti kemas Surabaya yang berada di dalam area pelabuhan Tanjung Perak. Terminal ini dan terminal peti kemas Tanjung Emas sama-sama berada dalam naungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III. Kapasitas Terminal Peti Kemas Surabaya atau TPS sebesar 2.776.248 TEU, terdiri dari 2.509.292 TEU untuk kontainer internasional dan 266.956 TEU peti kemas domestik.

Di samping TPS, di pelabuhan Tanjung Perak juga terdapat terminal peti kemas lain seperti Terminal Jamrud (101.151 TEU), Terminal Mirah (235.233 TEU) dan Terminal Nilam (543.322 TEU). Ada pula Terminal Berlian berkapasitas 1.499.987 TEU.

Selanjutnya, Terminal Teluk Lamong. Kapasitasnya 1.629.984 TEU, meliputi 664.459 TEU untuk peti kemas domestik dan 965.525 TEU peti kemas internasional. Pelindo III tengah mengembangkan Java Integrated Industrial Port Estate atau JIIPE yang di dalamnya bakal ada fasilitas pelabuhan/terminal, termasuk terminal kontainer. Tak jelas berapa kapasitas bakal terminal ini.

Grup Maspion tidak tinggal diam meramaikan bisnis terminal peti kemas di Jawa Timur. Menggandeng Dubai Port World (DP World), terminal container direncanakan mampu melayani hingga 3 juta TEU. Jadi, total kapasitas terminal peti di pulau Jawa saat ini sekitar 13.863.342 TEU. Jika terminal peti kemas pelabuhan Patimban (3.5 juta TEU) dan Manyar (3 juta TEU) beroperasi nantinya, maka agregatnya mencapai 20.363.342 TEU.

Hal ini terjadi karena pemerintah masih saja mengizinkan pendirian/pembangunan terminal atau pelabuhan baru tanpa memikirkan aspek supply dan demand-nya. Diprediski, investasi yang sudah dibenamkan oleh operator terminal peti kemas eksisting bisa-bisa mangkrak karena oversupply. Entahlah.

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…