Produksi Batubara RI Sebaiknya Untuk Pasar Domestik

NERACA

Jakarta – Produksi batubara nasional sebaiknya dipasokan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan domestik.

“Komoditas batu bara merupakan tambang tak terbarukan, sehingga produksinya harus benar-benar dikendalikan. Jangan ditambang secara berlebihan,” kata Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Herman Afif Kusumo di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, semua pihak mesti berpikir produk batu bara merupakan bahan tambang strategis yang sangat dibutuhkan selain sebagai ketahanan energi juga penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Apalagi, imbuh Herman, penambangan batu bara secara berlebihan hanya akan meningkatkan kerusakan lingkungan saja.

Herman menambahkan, harga batu bara akan terus meningkat di masa mendatang. "Dengan demikian, kami minta cadangan batu bara mesti dimanfaatkan secara baik, sehingga berguna bagi anak cucu kita kelak," ujarnya.

Kalau dikelola dengan baik, lanjutnya, batu bara bisa dimanfaatkan hingga lebih dari 100 tahun.

Dia menyarankan, Indonesia lebih banyak membangun pembangkit mulut tambang berbahan bakar batu bara, sehingga mampu menekan emisi khususnya di Jawa.

Terkait dengan itu, Herman berharap, konferensi bertajuk Save Indonesia Coal yang diselenggarakan Perhapi pada Maret 2011 bisa menjadi ajang referensi dan bertemunya seluruh pemangku kepentingan di sektor pertambangan batu bara. "Kami yakin konferensi ini bisa jadi referensi bagi `stakeholder` batu bara, karena batu baranya punya kita dan kebijakan kita juga yang buat," katanya.

Apalagi, lanjutnya, konsumsi batu bara domestik akan mencapai 120 juta ton per tahun atau setara dengan kebutuhan pembangkit berdaya 30.000 MW pada 2-3 tahun ke depan.

"Stakeholder batu bara mesti memanfaatkan konferensi ini sebaik-baiknya," ujar Herman.

Harga Batubara

Sementara itu, harga batubara terancam turun pasca tsunami Jepang. Karena, Jepang selama merupakan importir batubara yang cukup besar untuk kebutuhan pembangkit-pembangkit listriknya.

Dalam situs resminya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, selama ini Jepang mengimpor batubara Indonesia dalam jumlah besar. Pada tahun 2010, impor batubara Jepang mencapai 24 juta ton atau 10% dari total produksi batubara Indonesia di 2010 yang sebesar 275 juta ton.

Sementara realisasi impor batubara Jepang di 2010 adalah 116,5 juta ton. Jadi 20% kebutuhan impor batubara Jepang dipasok dari Indonesia.

Kementerian ESDM menjelaskan, pembeli dari Jepang merupakan pembeli utama thermal coal Australia seperti Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Tohoku Electric Power Co Inc and Chubu Electric. Nama-nama tersebut merupakan perusahaan pembangkit listrik terkemuka Jepang yang tengah bernegosiasi dengan perusahaan tambang Xstrata, eksportir thermal coal terbesar dunia.

Namun, adanya bencana yang menimpa Jepang akan sangat mungkin mempengaruhi proses kontrak jual-beli yang sedang berlangsung sehingga otomatis akan mempengaruhi harga batubara di Asia.

Pada Maret 2011, Kementerian ESDM mengumumkan Harga Batubara Acuan (HBA) mencapai US$ 122,43/ton, atau turun dibanding harga pada bulan Februari 2011 yang sebesar US$ US$127,05/ton. Ini merupakan pertama kalinya harga patokan batubara turun sejak konsisten mengalami kenaikan dari Oktober 2010 yang sebesar US$ 92,68/ton hingga puncaknya di Februari 2011 US$ 127,05/ton.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…