Di tahun 2019, PT Suparma Tbk (SPMA) membukukan laba bersih Rp 131 miliar atau tumbuh 59,31% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 82,23 miliar. Selain itu, emiten produsen kertas dan tissue dengan jenama Plenty juga membukukan penjualan naik tipis 5,23% menjadi Rp2,51 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dengan begitu, perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share dari Rp39 pada 2018 menjadi Rp58 pada tahun 2019. Perseroan menjelaskan, kenaikan laba bersih utamanya dikontribusikan oleh laba dari selisih kurs tahun lalu sebesar Rp31,02 miliar pada tahun lalu, berbalik dari posisi rugi pada periode tahun sebelumnya sebesar Rp49,72 miliar. Ditambah, pendapatan lain-lain perseroan juga meningkat 5,28% dari posisi Rp5,49 miliar menjadi Rp5,78 miliar pada tahun lalu.

Namun kenaikan pendapatan tidak dibarengi dengan usaha perseroan menekan biaya karena pada akhirnya beban pokok penjualan dan beban penjualan masing-masing meningkat 6,1% dan 14,95%. Adapun total liabilitas Suparma menurun tipis 1,84% menjadi Rp994,59 miliar, sedang total ekuitasnya meningkat 9,8% menjadi Rp1,38 triliun.

Dengan demikian, total aset perseroan naik 3,91% dari posisi Rp2,28 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp2,37 pada tahun 2019. Terakhir, kas dan setara kas akhir tahun perseroan melorot 13,71% diakibatkan penurunan bersih kas dan pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas, dari posisi tahun 2018 sebesar Rp240,38 miliar menjadi Rp207,41 miliar pada tahun 2019.