RI Mampu Atasi Corona

Keberhasilan pemerintah Indonesia memulangkan 238 WNI yang semula berada dalam ancaman virus Corona di Wuhan, China, kemudian selesai dinyatakan sehat setelah di karantina 14 hari di Natuna, merupakan bukti Indonesia sudah mampu mengatasinya dengan baik. Virus Corona yang menyebar dari Wuhan itu telah memicu kekhawatiran global bagi negara-negara lain.  

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan nama resmi baru untuk virus corona, yakni Covid-19. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di hadapan media di Jenewa, Swiss mengatakan nama tersebut dipilih untuk menghindari stigma terhadap ras tertentu, lokasi geografis, atau spesies hewan. Saat ini, wabah Covid-19 atau virus corona, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang. Sebagian besar korban berada di China, sementara dua korban lainnya di Hong Kong dan Filipina. Jumlah orang yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia tercatat mencapai lebih 44,000 orang dan menewaskan 1.115 orang. Lebih dari 25 ribu penduduk Hubei dirawat akibat virus corona. Dari jumlah itu, ada 1,298 berada dalam kondisi kritis.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, bahwa dunia harus sadar dan menganggap virus corona sebagai musuh publik nomor satu. Penyebaran virus dapat menyebabkan gangguan luas dan masif serta dinilai lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi daripada serangan teroris apapun. Salah satu dampaknya yaitu terhambatnya pertumbuhan ekonomi China dan mempengaruhi gejolak ekonomi global, serta timbulnya krisis politik yang menggoyahkan otoritas Presiden China, Xi Jinping terkait kurangnya kepercayaan rakyat China karena penyebaran virus corona.

Lantas bagaimana dengan kesiapan Indonesia mengatasi ancaman Covid-19? Presiden Jokowi secara cepat menginstruksikan kepada seluruh Menteri terkait untuk menghitung seberapa besar dampak virus corona bagi perekonomian Indonesia, dan meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan panik terkait virus corona. Pemerintah, sudah melakukan berbagai langkah guna mencegah merebaknya virus corona di dalam negeri dengan mengambil langkah-langkah perlindungan dan pencegahan agar virus corona tidak mengancam kesehatan rakyat Indonesia.

Mulai dari pemberlakuan protokol kesehatan, kemudian tidak mengizinkan semua pendatang yang tiba dari mainland China atau sudah berada di sana selama 14 hari untuk masuk dan transit di Indonesia. Bahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan virus Corona sampai saat ini tidak masuk ke Indonesia dan pemerintah, tidak menutup-nutupi kasus apapun. Kementerian Kesehatan memiliki alat yang sudah teruji untuk pemeriksaan terkait virus tersebut dan menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin salah satunya mengoptimalkan penggunaan thermal scanner di bandara dan pintu masuk wisatawan mancanegara, rumah sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya.

Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. N. Paranietharan menegaskan, Indonesia memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona. Bagi yang masih meragukan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus corona, Indonesia punya kapasitas. Indonesia punya alatnya. Pemeriksaan terhadap 2019-nCoV pada dasarnya dapat dilihat dari genomic sequencing (pengurutan DNA) yang baru ada dari China sejak 12 Januari. Dan virus tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan PCR atau Polymerase Chain Reaction, hanya saja seluruh rangkaian pemeriksaan membutuhkan waktu lama. Indonesia selalu memiliki PCR untuk coronavirus sejak 14 Januari sebagaimana negara Asia lainnya

Satu lagi upaya pemerintah yang dalam hal ini patut diapresiasi adalah proses evakuasi cepat WNI di Provinsi Hubei, Wuhan, kembali ke tanah air, dengan tahapan observasi sedemikian rupa dan karantina di Natuna, menunjukkan kesiapan serta perencanaan yang baik dari pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus ke Indonesia sekaligus mengamankan WNI di China yang berpotensi terpapar virus. Namun, upaya pemerintah dalam memerangi potensi besar ancaman virus corona, baik dari segi sosial, ekonomi dan politik perlu mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk kesadaran masyarakat Indonesia.

BERITA TERKAIT

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…