Inflasi

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Harga bawang putih mulai meroket di pekan kedua Pebruari 2020 dan disinyalir hal ini terkait dampak virus corona dan penyebarannya. Setidaknya imbas dari virus ini juga rentan terhadap perdagangan ekspor impor dari dan ke Cina. Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas impor dari Cina pasti terhambat dan ini akan berdampak terhadap pasokan barang sehingga sangat beralasan jika kemudian implikasinya mengarah ke mekanisme perdagangan yaitu ketidakseimbangan pasokan. Artinya bisa dipastikan terjadi lonjakan harga terkait sejumlah komoditas dari Cina. Kalkulasi seperti ini bisa tidak terlepas dari mekanisme pasar dan karenanya persoalan impor ekspor dan fakta neraca perdagangan sejatinya bukan hanya ditentukan oleh produksi dalam negeri semata tapi juga terkait dengan kemampuan produksi eksportir dan juga iklim sospol di negaranya.

Fakta dari kasus virus corona maka ketergantungan impor terhadap produk asing juga perlu dicermati setidaknya untuk dapat mengantisipasi ketergantungan. Argumen yang mendasari karena kasus yang terjadi sangat rentan terhadap jumlah pasokan dan tentu imbasnya yaitu ancaman inflasi karena terjadi lonjakan harga dari komoditas tersebut. Terkait ini, data Direktorat Jenderal Hortikultutra (Ditjen Horti) dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) ternyata stok bawang putih saat ini hanya bisa bertahan hingga akhir bulan Maret 2020 karena  stok saat ini tinggal 70 ribu ton. Kalkulasinya jika akhir Desember 2019 data Kementan mencatat sisa stok bawang putih 133,12 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsi bawang putih nasional 600 ribu ton per tahun maka keseluruhan penanaman bawang putih dalam negeri hanya mampu menutupi kebutuhan konsumsi 5 persen dan selebihnya dari impor (Neraca, 13/2).

Fakta tersebut memberi gambaran bahwa ancaman inflasi bahan pangan bisa terjadi dan tentu harus juga dikalkukasi karena 2 bulan lagi ada ancaman inflasi musiman yaitu di bulan ramadhan sampai lebaran. Artinya, jika tidak diantisipasi maka ancaman inflasi dari lonjakan harga bawang bisa berantai. Setidaknya argumen yang mendasari karena konsumsi bawang putih merupakan bahan baku utama pada semua masakan Indonesia. Oleh karena itu beralasan jika dampak virus corona terkait ekspor impor menjadi sangat rentan, termasuk juga imbasnya terhadap kenaikan harga bawang putih karena sampai saat ini masih dominan dari Cina impor bawang putih dilakukan Indonesia.

Artinya, penanaman bawang putih di dalam negeri perlu ditingkatkan untuk menjamin kepastian pasokan dalam negeri. Terkait ini, problem utamanya adalah faktor luas lahan dan juga musim. Luas lahan masih menjanjikan terutama area yang ada di luar Jawa sementara faktor musim masih mengacu sikluas kemarau - penghujan. Padahal, kasusnya adalah saat kemarau berkepanjangan dan saat musim hujan terjadi banjir sehingga berpengaruh terhadap hasil produksi.

Persoalan komoditas dipengaruhi oleh banyak aspek, bukan hanya produksi dari musim tanam semata. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencermati persoalan bawang putih ini sebagai upaya antisipastif menjelang ancaman inflasi musiman yaitu ramadhan dan lebaran dalam 2-3 bulan mendatang. Jadi, jika persoalan virus corona tidak dapat tuntas maka imbasnya adalah pasokan barang impor dari Cina, termasuk salah satunya adalah bawang putih yang memicu ancaman inflasi.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…