Obligasi BTN Digarap Danareksa, Indo Primer dan CIMB

Rencana PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp 2 triliun, telah mempercayakan PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities dan PT CIMB Securities sebagai penjamin emisi (underwriter).

Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengatakan, penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap satu senilai Rp2 triliun dari rencana obligasi sebesar Rp4 triliun. “Obligasi kita tetap melanjutkan. Ini obligasi berkelanjutan I dana Rp2 triliun,”katanya di Jakarta, Kamis (19/4).

Sementara untuk penerbitan rights issue atau penerbitan saham baru, BTN akan menjual sahamnya di kisaran Rp1.900 - Rp2.200 pada semester I tahun ini, “Harganya di kisaran Rp1.900 - Rp2.200 per sahamnya. Kita akan mendapat sekitar Rp2,1 triliun jika harganya di Rp1.900," kata Direktur Keuangan BTN Saut Pardede.

Menurutnya, untuk rights issue ini, porsi saham baru yang akan dilepas ke pasar sekitar 10 hingga 11,9%, dengan maksimal sisa saham pemerintah di bank itu masih 60%. "Pemerintah maunya mayoritas. Dari saham yang dilepas maksimal 10%, masih mayoritas. Sebelum rights issue, saham pemerintah 72%, sedangkan untuk ESOP (employee stock ownership plan) sekitar 2%,"ujarnya.

Saat ini, lanjutnya BTN tengah menggelar tender pemilihan penjamin emisi untuk "rights issue" itu serta akan menghadap Komisi VI dan XI DPR untuk meminta persetujuan. Sebelumnya, manajemen BTN sudah menghadap Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.

Selain "rights issue", pihak BTN juga akan menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada tahun ini, yang akan digunakan antara lain untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo dan ekspansi bisnis. Obligasi yang jatuh tempo sekitar Rp650 miliar, sisanya untuk ekspansi. Obligasi yang akan di terbitkan jangka waktunya 10 tahun.

Penerbitan obligasi ini, kata Saut menjadi opsi yang dipilih BTN untuk meningkatkan pendanaan mengingat tingginya rating utang Indonesia saat ini serta animo penawaran dari investor asing.

Saut mengatakan, dengan dua aksi korporasi ini CAR BTN bisa mencapai 21%, namun setelah dananya digunakan untuk ekspansi dan membayar obligasi yang jatuh tempo, CAR akan dijaga di posisi 15%. Harga saham BTN dengan kode perdagangan BBTN pada akhir tahun 2011 ditutup sebesar Rp1.210 per lembar saham. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Laba Mandiri Herindo Adiperkasa Naik 78,04%

Di tiga bulan pertama 2024, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk(MAHA) membukukan laba bersih Rp73,204 miliar atau naik 78,04% dibanding periode…

Anak Usaha HRUM Raih Pinjaman US$620 Juta

Danai ekspansi bisnisnya, PT Tanito Harum Nickel, anak usaha PT Harum Energy Tbk(HRUM) meraih fasilitas pinjaman senilai US$ 620 juta…

Sawit Sumbermas Raup Laba Rp512,25 Miliar

Laba bersih PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tercatat sebesar Rp512,25 miliar pada tahun 2023 atau anjlok 72,1% dibanding tahun…

BERITA LAINNYA DI

Laba Mandiri Herindo Adiperkasa Naik 78,04%

Di tiga bulan pertama 2024, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk(MAHA) membukukan laba bersih Rp73,204 miliar atau naik 78,04% dibanding periode…

Anak Usaha HRUM Raih Pinjaman US$620 Juta

Danai ekspansi bisnisnya, PT Tanito Harum Nickel, anak usaha PT Harum Energy Tbk(HRUM) meraih fasilitas pinjaman senilai US$ 620 juta…

Sawit Sumbermas Raup Laba Rp512,25 Miliar

Laba bersih PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tercatat sebesar Rp512,25 miliar pada tahun 2023 atau anjlok 72,1% dibanding tahun…