2020, Kemendag Dongkrak Ekspor ke Polandia

NERACA

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan terus bekerja sama dengan seluruh perwakilan Indonesia di negara-negara kawasan Eropa Timur dan Eropa Tengah, termasuk dengan Polandia untuk meningkatkan volume perdagangan.

Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan perdagangan, khususnya ekspor kedua negara. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat bertemu Duta Besar RI untuk Polandia Siti Nugraha Mauludiah di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

“Kementerian Perdagangan sangat berkepentingan untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara nontradisional. Polandia, salah satu negara anggota Uni Eropa, merupakan pasar nontradisional yang sangat potensial untuk dikembangkan bagi ekspor Indonesia,” terang Jerry.

Jumlah penduduk Polandia tercatat sekitar 35 juta jiwa dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4—5 persen. Dengan jumlah masyarakat kelas menengah yang terus meningkat, semakin meningkatkan potensi Polandia sebagai pasar nontradisional bagi Indonesia. Beberapa produk Indonesia yang diminati di Polandia diantaranya adalah mi instan, permen kopi, batik, furnitur, kopi, dan sawit.

Lebih lanjut, Jerry menyampaikan, saat ini, nilai perdagangan Indonesia dan Polandia tercatat sebesar US$ 600 juta. Selain melalui perdagangan langsung antar kedua negara, produk Indonesia masuk ke Polandia melalui Jerman, Hongaria, dan negara-negara Eropa Barat.

“Dengan meningkatkan perdagangan langsung, nantinya produk-produk Indonesia akan lebih berdaya saing di pasar Polandia,” jelas Jerry.

Dalam pertemuan ini, Jerry juga mengajak Duta Besar RI untuk Polandia melakukan kampanye positif sawit di Eropa. Selain itu, turut dibahas pula rencana Kementerian Perdagangan untuk mengikuti pameran World Coffee Expo Warsaw 2020 guna meningkatkan ekspor kopi Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengakui bahwa pihaknya tengah menggandeng para kepala perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai mitra kerja Kementerian Perdagangan untuk melakukan diplomasi ekonomi untuk melakukan diplomasi ekonomi dalam meningkatkan ekspor Indonesia.

Para perwakilan Indonesia tersebut antara lain Duta Besar, Konsulat Jenderal, Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), dan para pejabat fungsional ekonomi. "Kami harap para perwakilan Indonesia di luar negeri semakin aktif memperjuangkan kepentingan perdagangan Indonesia, khususnya dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri," ujar Agus.

"Mengatasi Defisit Neraca Perdagangan: Meningkatkan Ekspor dan Mengamankan Pasar Dalam Negeri". Turut hadir sebagai narasumber Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, serta dimoderatori Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri.

Menurut Agus, peran para kepala perwakilan RI diperlukan terutama untuk menginformasikan kebijakan nontarif (Non Tariff Measures/NTM) dan hambatan nontarif (Non Tariff Barrier/NTB) yang menjadi penghambat masuknya produk Indonesia serta aturan yang dapat diduga melanggar perjanjian WTO di negara akreditasi.

Selain itu, kepala perwakilan RI tersebut juga berperan memantau pemanfaatan skema preferensi yang sudah diimplementasikan, membantu penyelesaian sengketa dagang, menggali dan menyampaikan informasi peluang ekspor barang dan jasa, menarik investasi sektor barang/jasa. Peran lainnya yaitu melakukan pendekatan intensif khususnya kepada sejumlah negara di Afrika dan Timur Tengah agar merespons usulan Indonesia untuk merundingkan perjanjian perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA).

"Untuk mengoptimalkan ITPC dan Atdag, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Perdagangan akan menuntaskan re-orientasi tugas perwakilan perdagangan di wilayah akreditasi. Kami harap upaya ini dapat didukung Kementerian Luar Negeri, kementerian teknis terkait, asosiasi, dan para pelaku ekspor," papar Agus.

Agus menegaskan kembali mandat yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Perdagangan yaitu menjaga neraca perdagangan dengan mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan, mengendalikan impor secara selektif, dan mengoptimalkan peranan Atdag dan ITPC agar memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan ekspor di wilayah akreditasi.

Selanjutnya, dengan target pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 11,09 persen, maka strategi peningkatan ekspor nonmigas diarahkan untuk mengamankan-7,75 pasar ekspor utama dan memperluas pasar ekspor baru.

 

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…